LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI
DAN FISIOLOGI
MANUSIA
“SISTEM KARDIOVASKULER”
Oleh:
Zakyah
120210103086
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
I.
JUDUL : Sistem Kardiovaskuler
II.
TUJUAN : Mengetahui cara mengukur tekanan darah dan denyut nadi
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
III.
DASAR
TEORI
Sistem peredaran darah terdiri dari jantung dan
pembuluh darah,
termasuk arteri, vena, dan kapiler. Arteri dan Vena memainkan
peran penting dalam sirkulasi darah bersama dengan jantung. Jantung
adalah organ utama dalam sistem peredaran darah, fungsi utamanya adalah untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Biasanya berdetak 60-100 kali per menit, tapi bisa lebih cepat bila diperlukan. Jantung berdetak sekitar 100.000 kali sehari, lebih dari 30 juta kali per tahun, dan sekitar 2,5 miliar kali dalam 70 tahun
seumur hidup (Siddiqui, 2011:1).
termasuk arteri, vena, dan kapiler. Arteri dan Vena memainkan
peran penting dalam sirkulasi darah bersama dengan jantung. Jantung
adalah organ utama dalam sistem peredaran darah, fungsi utamanya adalah untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Biasanya berdetak 60-100 kali per menit, tapi bisa lebih cepat bila diperlukan. Jantung berdetak sekitar 100.000 kali sehari, lebih dari 30 juta kali per tahun, dan sekitar 2,5 miliar kali dalam 70 tahun
seumur hidup (Siddiqui, 2011:1).
Jantung merupakan organ yang
sangat penting dan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Jantung mempunyai tugas untuk memompakan darah ke
seluruh tubuh yang berfungsi untuk mengangkut O2 yang dibutuhkan oleh otot
beraktivitas. Hal ini dilakukan dengan pengaturan lokal aliran darah terhadap
kebutuhan jaringan. Sifat jantung pada beberapa hal seperti otot rangka,
walaupun terdapat sistem otonom jantung dengan mekanisme regulasi (Elly,
2006:4).
Peristiwa yang terjadi pada
jantung berawal dari permulaan sebuah denyut jantung sampai berakhirnya denyut
jantung berikutnya disebut siklus jantung (cardiac cycle). Setiap siklus
dimulai oleh pembentukan potensial aksi yang spontan di dalam nodus sinus
(sinoatrioventricular node/ SA node). Nodus ini terletak pada dinding lateral
superior atrium kanan dekat tempat masuk vena cava superior, dan potensial aksi
menjalar dengan cepat sekali melalui kedua atrium dan kemudian melalui berkas
A-V ke ventrikel karena ada pengaturan khusus sistem konduksi dari atrium
menuju ke ventrikel, ditemukan keterlambatan selama lebih dari 1/10 detik
sewaktu impuls jantung dihantarkan dari atrium ke ventrikel. Keadaan ini
menyebabkan atrium akan berkontraksi mendahului ventrikel, sehingga akan
memompakan darah ke dalam ventrikel sebelum kontraksi ventrikel yang kuat.
Atrium bekerja sebagai pompa primer bagi ventrikel, dan ventrikel selanjutnya
akan menyediakan sumber kekuatan yang utama untuk memompakan darah ke sistem
pembuluh darah (Asmar, 1999).
Tekanan darah merujuk kepada
tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa
oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan
mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor
atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung,
dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung
beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah
saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring (Caro, 1978).
Tekanan darah dalam kehidupan
seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki
tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga
dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan
aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari
juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat
tidur malam hari. Nilai tekanan darah normal (dalam mmHg), diastol siastolik:
§ Pada masa bayi, 50-90
§ Pada masa anak-anak, 60-100
§ Selama masa remaja, 90-110
§ Dewasa, 110-125
§ Umur lebih tua, 130-130
(Caro, 1978).
Tekanan darah yang diketahui
lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami
masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai
tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat (Caro,
1978).
Menurut Sherwood (2002), tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Curah Jantung
Tekanan terhadap dinding arteri lebih besar sehingga volume aliran darah
meningkat.
2. Resistensi Perifer
Resistensi perifer atau resistensi terhadap aliran darah dalam arteri kecil
dari tubuh (arteriol). Resistensi perifer dipengaruhi oleh visikositas
(ketebalan) dari sel-sel darah dan jumlah plasma darah. Visikositas darah yang
sangat tinggi menghasilkan tekanan darah tinggi. Selain itu, tekanan darah
dipengaruhi oleh struktur dinding arteri. Dinding telah rusak jika tersumbat
oleh endapan limbah, atau jika telah kehilangan elastisitas, tekanan darah akan
lebih tinggi. Tekanan darah tinggi, disebut hipertensi, yaitu akibat curah
jantung terlalu tinggi atau resistensi perifer terlalu tinggi.
Tekanan sistolik adalah tekanan
darah pada saat terjadi kontraksi otot jantung. Istilah ini secara khusus
digunakan untuk merujuk pada tekanan arterial maksimum saat terjadi kontraksi
pada lobus ventrikular kiri dari jantung. Rentang waktu terjadinya kontraksi
disebut systole Pada format penulisan angka tekanan darah, umumnya, tekanan
sistolik merupakan angka pertama. Sebagai contoh, tekanan darah pada angka
120/80 menunjukkan tekanan sistolik pada nilai 120 mmHg (Sherwood, 2002).
Tekanan diastolik adalah tekanan
darah pada saat jantung tidak sedang berkonstraksi atau beristirahat. Pada
kurva denyut jantung, tekanan diastolik adalah tekanan darah yang digambarkan
pada rentang di antara grafik denyut jantung (Sherwood, 2002).
Gambar Cardiac Cycle menjelaskan
berbagai peristiwa berbeda yang terjadi selama siklus jantung (cardiac cycle).
Kurva pertama yang paling atas adalah elektrokardiogram (EKG/ECG), Ketiga
kurva berikutnya secara berurutan menunjukkan perubahan-perubahan tekanan di
dalam aorta, ventrikel kiri, dan atrium kiri. Kurva kelima melukiskan perubahan
volume ventrikel, kurva keenam adalah fonokardiogram, yang merupakan
rekaman bunyi yang dihasilkan oleh jantung–terutama oleh katup jantung sewaktu
memompakan darah (Klabunde, 2005).
Tensimeter adalah alat kesehatan yang
digunakan untuk mengukur tekanan darah dan saat ini dikembangkan untuk
keperluan dunia medis. Dimulai dari tensimeter manual hingga tensimeter
digital. Tensimeter digital saat ini juga berkembang menjadi tensimeter digital
portabel yang dapat dibawa kemana-mana. Hal ini memudahkan pihak rumah sakit
untuk mengetahui kondisi pasien secara lebih akurat dan praktis, karena pasien
dapat mengukur tekanan darahnya sendiri meskipun tidak berada didalam rumah
sakit. Namun, alat ini memiliki kekurangan, yaitu tidak adanya pantauan khusus
dari dokter atas kondisi pasien secara real-time (Dirta, 2013:1).
Denyut nadi adalah gelombang yang
teraba pada arteri akibat dari darah dipompa oleh jantung 1. Denyut nadi
merupakan frekuensi perputaran banyaknya peredaran darah ke jantung dan diukur untuk
menentukan frekuensi denyut jantung 2. Denyut nadi digunakan untuk parameter
fungsi tubuh manusia, yang berkisar antara 60-100 denyut permenit 3,4. Orang yang
mempunyai frekuensi denyut nadi di bawah 60 denyut permenit bagi orang terlatih
menunjukkan efektifitas dari jantung dalam memompa darah, sedangkan denyut nadi
istirahat melebihi 100 denyut permenit adalah kemampuan jantung memompa darah lemah
yang menggambarkan terganggunya kondisi fisik seseorang 2. Semakin tinggi
denyut nadi seseorang, menunjukkan semakin berat kerja jantung. Jika ini terjadi
terus menerus, maka dipastikan bahwa produktivitas kerja akan menurun. Juga
dijelaskan bahwa denyut nadi dipengaruhi oleh aktivitas fisik. Aktivitas fisik
meningkat, aliran darah yang melalui paru meningkat empat sampai tujuh kali
lipat. Efektivitas pompa jantung tiap denyut jantung 40 sampai 50 persen lebih
besar pada orang yang terlatih daripada orang yang tidak terlatih (Sandi,
2013:2).
Denyut nadi adalah frekuensi irama denyut/detak jantung yang dapat
dipalpasi (diraba) dipermukaan kulit pada tempat-tempat tertentu. Pada jantung manusia normal, tiap-tiap denyut berasal dari
nodus SA (irama sinus normal, NSR= Normal Sinus Rhythim). Waktu istirahat,
jantung berdenyut kira-kira 70 kali kecepatannya berkurang waktu tidur dan
bertambah karena emosi, kerja, demam, dan banyak rangsangan yang lainnya.
Denyut nadi seseorang akan terus meningkat bila suhu tubuh meningkat kecuali
bila pekerja yang bersangkutan telah beraklimatisasi terhadap suhu udara yang
tinggi. Denyut nadi maksimum untuk orang dewasa adalah 180-200 denyut per menit
dan keadaan ini biasanya hanya dapat berlangsung dalam waktu beberapa menit
saja (Guyton & Hall, 1997).
Frekuensi denyut nadi pada umumnya sama dengan frekuensi denyut/detak
jantung (Setjen, 2010). Denyutan dinyatakan sebagai ekspresi dan dorongan balik
arteri secara berganti-ganti. Ada 2 faktor yang bertanggungjawab bagi
kelangsungan denyutan yang dapat dirasakan. Pertama, pemberian darah secara
berkala dengan selang waktu pendek dari jantung ke aorta, yang tekannya
berganti-ganti naik turun dalam pembuluh darah. Bila darah mengalir teta dari
jantung ke aorta, tekanan akan tetap sehingga tidak ada denyutan. Faktor yang
kedua, elastisitas dari dinding arteri yang memungkinkannya meneruskan aliran
darah dan aliran balik. Dinding yang tidak elastis akan tetap ada terjadi pergantian tekanan tinggi rendah dalam sistol dan diastole ventrikel, namun
dinding tersebut tidak dapat melanjutkan alirannya dan mengembalikan aliran
sehingga denyut pun tidak dapat dirasakan (Soewolo, 2003:263).
Tempat meraba denyut nadi adalah: pergelangan tangan bagian depan sebelah
atas pangkal ibu jari tangan (Arteri radialis), dileher sebelah
kiri/kanan depan otot sterno cleido mastoidues (Arteri carolis), dada
sebelah kiri tepat di apex jantung (Arteri temparalis) dan di pelipis.
Kecepatan denyut nadi seseorang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh faktor
tertentu, antara lain usia, berat badan, jenis kelamin, kesehatan, dan
aktivitas seseorang. Jantung akan berdetak sebanyak 60 sampai dengan 90 kali
setiap menit dalam keadaan normal (Muffichatum, 2006).
Menurut Ganong (1995), faktor
yang mempengaruhi denyut nadi adalah sebagai berikut:
1. Usia
Frekuensi nadi secara bertahap akan menetap memenuhi kebutuhan oksigen
selama pertumbuhan. Denyut jantung menetap dan iramanya terratur pada masa
remaja. efek fisiologi usia dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler bagi
orang dewasa. Pada usia yang lebih tua lagi dari
usia dewasa penentuan nadi kurang dapat dipercaya. Frekuensi denyut nadi pada
berbagai usia, dengan usia antara bayi sampai dengan usia dewasa, denyut nadi
paling tinggi ada pada bayi kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring
dengan pertambahan usia.
2. Jenis Kelamin
Denyut nadi yang tepat dicapai pada kerja maksimum, sub maksimum pada wanita
lebih tinggi dari pada pria. Laki-laki muda dengan kerja 50% maksimal rata-rata
nadi kerja mencapai 128 denyut per menit, pada wanita 138 denyut per menit.
Kerja maksimal pria rata-rata nadi kerja mencapai 154 denyut per menit dan pada
wanita 164 denyut per menit.
3. Keadaan Kesehatan
Pada orang yang tidak sehat dapat terjadi perubahan irama atau frekuensi
jantung secara tidak teratur. Kondisi seseorang yang baru sembuh dari sakit
frekuensi jantungnya cenderung meningkat.
4. Riwayat Kesehatan
Riwayat seseorang berpenyakit jantung, hipertensi, atau hipotensi akan
mempengaruhi kerja jantung. Penderita anemia (kurang darah) akan mengalami
peningkatan kebutuhan oksigen sehingga mengakibatkan peningkatan denyut nadi.
5. Intensitas dan Lama Kerja
Berat atau ringannya intensitas kerja berpengaruh terhadap denyut nadi,
lama kerja, waktu istirahat, dan irama kerja yang sesuai dengan kapasitas
optimal manusia akan ikut mempengaruhi frekuensi nadi sehingga tidak melampaui
batas maksimal. Melakukan pekerjaan yang berat dan waktu yang lama akan
mengakibatkan denyut nadi bertambah sangat cepat dibandingkan dengan melakukan
pekerjaan yang ringan dan dalam waktu singkat.
6. Sikap Kerja
Posisi atau sikap kerja juga mempengaruhi tekanan darah. Posisi berdiri
mengakibatkan ketegangan sirkulasi lebih besar dibandingkan dengan posisi kerja
duduk, sehingga pada posisi berdiri denyut nadi lebih cepat dari pada saat
mekakukan pekerjaan dengan posisi duduk.
7. Ukuran Tubuh
Ukuran tubuh yang penting adalah berat badan untuk ukuran tubuh seseorang,
semakin berat atau gemuk maka denyut nadi akan lebih cepat.
8. Kondisi Psikis
Kondisi psikis dapat mempengaruhi frekuensi jantung. Kemarahan dan
kegembiraan dapat mempercepat frekuensi nadi seseorang. Ketakutan, kecemasan,
dan kesedihan juga dapat memperlambat frekuensi nadi seseorang.
9. Suhu Tubuh
Denyut nadi seseorang akan terus meningkat bila suhu tubuh meningkat
kecuali bila pekerja yang bersangkutan telah beraklimatisasi terhadap suhu
udara yang tinggi, sedangkan faktor yang mempengaruhi jumlah denyut nadi pada
saat sesudah beraktifitas, yaitu pengaruh panas terhadap denyut nadi. Iklim
kerja panas dapat menyebabkan beban tambahan pada sirkulasi darah. Pada waktu
melakukan pekerjaan fisik yang berat dilingkungan panas, maka darah akan
mendapat beban tambahan, karena harus membawa oksigen ke bagian otot yang
sedang bekerja. Disamping itu darah juga harus membawa panas dari dalam tubuh
ke permukaan kulit. Hal demikian itu juga merupakan beban tambahan bagi jantung
yang harus memompa darah lebih banyak lagi maka akibat dari
pekerjaan ini frekuensi denyut nadi pun akan meningkat pula.
IV.
METODE
PRAKTIKUM
4.1 Waktu dan Tanggal
Senin, 20 April
2015
Pukul 14.20
WIB
4.2 Alat dan Bahan
ü Alat : Tensimeter, Stetoskop, Stopwatch, Meja periksa dan Bangku
ü Bahan : Praktikan
4.3 Cara
Kerja
Memasang
dengan rapat manset/sabuk tensimeter pada lengan kiri atas probandus
|
Memasang dengan rapat manset/sabuk
tensimeter pada lengan
|
Memastikan
kepala stetoskop dalam posisi ON
|
Mencari
denyut nadi/arteri brakhialis di bagian siku dalam lengan kiri probandus
(dalam keadaan rileks)
|
Meletakkan
kepala stetoskop pada denyut naadi/arteri tadi (menggunakan tangan kiri)
|
Memastikan
katup kantung tekanan dalam keadaan tertutup (dengan memutar skrup searah
jarum jam sampai rapat)
|
Membuka
perlahan-lahan katup kantung
tekanan. Jarum pada manometer akan turun perlahan-lahan.
|
Bunyi
yang terakhir menunjukkan batas bawah/ diastole/ rentang waktu ketika
relaksasi (missal 90)
|
Membuka
katup kantong tekanan sampai jarum pada manometer menunjukkan angka 0 (nol)
|
Membuka
manset/ sabuk tensimeter pada pasien, dan mengempeskan, lalu menggulung dan
menyimpan
|
Maka
tekanan darah/ tensi probandus tersebut adalah 120/90
|
Mendengarkan
dan menandai bunyi yang terdengar pertama kali mucul saat jarum pada
manometer turun.
|
Bunyi
yang pertama kali menunjukkan batas atas/ systole/ rentang waktu ketika
jantungberkontraksi (missal 120)
|
Pompa
kantung tekanan sampai maksimal 160 mmHg pada penunjuk jarum manometer
|
b. Menghitung
denyut nadi
Saat merasakan
denyut nadi, melihat stopwatch untuk menghitung jumlah denyut nadi selama
1 menit
|
Menempatkan
jari telunjuk dan jari tengah pada pergelangan tangan atau tiga jari pada
sisi leher
|
Melakukan
penghitungan denyut jantung sebelum dan sesudah melakukan aktivitas fisik
(berlari selama 5 menit)
|
V.
Hasil
Pengamatan
Kel.
|
Nama
|
Jenis Kelamin
|
Usia
|
Sebelum Berlari
|
Setelah Berlari
|
Jenis Tensimeter
|
||
Denyut Nadi
|
S/D
|
Denyut Nadi
|
S/D
|
|||||
1
|
Fendi
|
L
|
21
|
70/menit
|
92/58
|
79/menit
|
135/121
|
Tensimeter Digital
|
2
|
Hany
|
P
|
21
|
63/menit
|
120/80
|
102/menit
|
140/90
|
Tensimeter Clock
|
3
|
Ervan
|
L
|
22
|
91/menit
|
110/68
|
95/menit
|
146/83
|
Tensimeter Digital
|
4
|
Cici Riski
|
P
|
21
|
82/menit
|
90/60
|
103/menit
|
110/60
|
Tensimeter Air Raksa
|
5
|
Elok N.F
|
P
|
21
|
100/menit
|
100/80
|
120/menit
|
110/80
|
Tensimeter Air Raksa
|
6
|
Sandy
|
L
|
21
|
88/menit
|
123/82
|
116/menit
|
130/72
|
Tensimeter Digital
|
7
|
Zakyah
|
P
|
20
|
74/menit
|
100/80
|
124/menit
|
100/70
|
Tensimeter Clock
|
8
|
Maya
|
L
|
20
|
73/menit
|
118/74
|
88/menit
|
130/90
|
Tensimeter Digital
|
VI.
PEMBAHASAN
Praktikum
kali ini megenai sistem kardiovaskuler dengan tujuan untuk mengetahui cara
mengukur tekanan darah dan denyut nadi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Ada dua hal yang dikur dalam praktikum
ini yaitu tekanan darah dan denyut nadi. Semuanya diukur dalam keadaan
istirahat dan setelah beraktivitas yaitu menaiki dan menuruni tangga selama
lima menit.
Tensimeter dan sfigmomanometer adalah
alat yang digunakan sebagai pengukur tekanan darah. Pengukuran Tekanan darah
dapat diukur secara langsung atau tidak langsung, pada metode langsung, kateter
arteri dimasukan kedalam arteri, pengukuran tidak langsung dilakukan dengan
alat pengukur tekanan darah Tensimeter, sfigmomanometer dan stetoskop.
Sphygmomanometer tersusun atas manset yang dapat dikembangkan dan alat
pengukur tekanan yang berhubungan dengan rongga dalam manset. Alat ini
dikalibrasi sedemikian rupa sehingga tekanan yang terbaca pada manometer sesuai
dengan tekanan dalam millimeter air raksa yang dihantarkan oleh arteri
brakialis
Cara Mengukur Tekanan Darah
Dengan Tensimeter
§
Pemeriksa
memasang kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan atas. )
§
Stetoskop
ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.
§
Kantong karet
kemudian dikembangkan dengan cara memompakan udara ke dalamnya. Kantong karet yang
membesar akan menekan pembuluh darah lengan (brachial artery) sehingga aliran
darah terhenti sementara.
§
Udara kemudian
dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat udara.
§
Saat tekanan
udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang harus diperhatikan
pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua bunyi denyut pembuluh darah
lengan yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat terdengat denyut untuk pertama
kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk tekanan adalah nilai tekanan
sistolik.
§
Seiring dengan
terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang terdengar lewat stetoskop akan
menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk tekanan saat bunyi
denyut menghilang disebut tekanan diastolik.
Manset di balutkan dengan kencang dan lembut pada lengan atas dan
dikembangkan dengan pompa. Tekanan dalam manset dinaikan sampai denyut radial
atau barkial menghilang. Hilangnya denyutan menunjukan bahwa tekanan sitolik
darah telah dilampaui dan arteri brakialis telah ditutup. Manset dikembangkan lagi
sebesar 20 sampai 30 mm Hg di atas titik hilangnya denyutan radial. Manset
kemudian dikempiskan perlahan, dan dilakukan pembacaan secara auskultasi maupun
palpasi. Dengan auskultasi kita dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolic
dengan lebih akurat.
Untuk mengauskultasi tekanan darah, ujung stetoskop yang berbentuk corong
atau diafragma diletakan pada arteri brakialis, tepat dibawah lipatan siku yang
merupakan titik dimana arteri brakialis muncul diantara kedua kaput otot
biseps. Manset dikempiskan dengan kecepatan 2 sampai 3 mm Hg per detik,
sementara kita mendengarkan awitan bunyi berdetak, yang menunjukan tekanan
darah sistolik. Dan akan terus terdengar dari arteri brakhialis sampai tekanan
dalam manset turun dibawah tekanan diastolik
Stetoskop dapat digunakan untuk mendengar detakan sistol dan diastol. Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi
sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung tidak sedang
berkonstraksi atau beristirahat.
Cara menggunakan Sphygmomanometer manual yang benar:
1.
Yakinkan
semua sisa udara yang masih terdapat di dalam bladder pada manset sisa
pemeriksaan sebelumnya, sudah habis dikeluarkan dengan cara menekan-nekannya.
Bila masih ada sisa udara, maka hasil yang didapatkan nanti akan menjadi kurang
tepat.
2.
Lilitkan
manset pada lengan atas dengan menggunakan manset yang sesuai dengan ukuran
lingkar lengan atas pasien. Tensi meter yang bermutu tinggi, akan
memiliki acuan atau petunjuk arm circumference ini pada mansetnya yang
dapat dimanfaatkan oleh pemeriksa untuk melihat apa kah manset yang digunakan
sudah tepat atau harus diganti dengan yang lebih besar atau lebih kecil.
Manset memiliki 6 ukuran yaitu: paha, dewasa besar, dewasa, anak-anak, bayi,
dan neonatus. Bila salah menggunakan manset, maka hasil yang
didapatkan nanti bisa menjadi sangat salah.
3.
Saat
memasangkan manset, juga harus diperhatikan artery marking atau garis
tanda arteri, yang dicetak pada manset. Garis tanda arteri ini harus
diletakkan pada vossa cubiti atau lipat dalam siku saat pemasangan
manset.
4.
Kunci
air valve atau katup udara dengan kencang.
5.
Letakkan
chest piece dari stethoscope proximal dari vossa cubiti
(biasanya sedikit dibawah manset).
6.
Pompa
bulb sampai dengan nadi yang ada pada distal dari pemasangan
manset (bila di lengan biasanya vena radialis yang diperiksa) sudah
tidak teraba lagi, pertanda tekanan sudah melewati tekanan systolic dari
pasien.
7.
Lepaskan
tekanan dengan memutar air valve berlawanan arah dengan jarum jam dengan
kecepatan ± 5 mmHg per detik. Jangan terlalu cepat melepaskannya, karena
degupan awal pertanda tekanan systolic pasien akan terlewat atau tidak
terdengar sehingga pembacaan tekanan pasien terbaca lebih rendah dari
sebenarnya.
8.
Baca
lah hasil tekanan darah pasien dengan satuan sampai 5 mmHg. Jangan
membulatkan ke puluhan terdekat, tapi bulatkanlah ke kelipatan 5 terdekat.
Cara menggunakan Sphygmomanometer automatis / digital yang benar:
1.
Seperti
pada tipe manual, juga harus dipastikan tidak ada udara yang tersisa di dalam
bladder pada manset. Kecuali untuk tipe advance yang memiliki
sistem menguras udara residu pemeriksaan sebelumnya.
2.
Juga
seperti tipe manual, ukuran manset juga harus sesuai dengan pemasangan yang
benar. Walau pun tipe automatis/digital bila manset yang digunakan tidak tepat,
maka hasil pengukurannya pun akan tidak tepat.
3.
Bila
memakai model sphygmomanometer digital yang wrist (model di pergelangan
tangan), gunakanlah pergelangan tangan kiri, kecuali karena ada kondisi yang
tidak memungkinkannya. Mengapa harus tangan kiri? Model wrist ini
sangat sensitif sehingga lebih baik menggunakan tangan yang paling dekat dengan
jantung. Jangan lupa juga untuk melepaskan jam tangan dan gelang.
4.
Posisi
pemasangan manset (tipe apa pun juga) harus memperhatikan artery marking
(penanda posisi arteri) yang ada pada manset.
5.
Sebelum
menekan tombolnya, pastikan tingginya manset sama dengan jantung, sehingga
disarankan diperiksa dalam keadaan duduk. Bila memakai model wrist,
tempelkan pergelangan tangan yang diperiksa ke dada.
6.
Tekan
tombol pemompa, dan tunggulah dengan sabar sampai alat benar-benar berhenti
bekerja. Jangan bergerak, jangan bicara, dan jangan banyak bergoyang saat
pemeriksaan; karena tensi meter digital terutama model wrist sangat
sensitif, sehingga getaran kecil dapat membuat salah pembacaan.
7.
Baca
hasilnya pada layar dan jangan dibulatkan. Angka yang ditunjukkan merupakan
angka yang biasanya sampai ke 1-an mmHg.
8.
Bila
akan dilakukan pemeriksaan kedua, berilah jarak interval setidaknya 5 menit
untuk memberikan sistem peredaran darah kembali normal setelah tertekan saat
pengukuran sebelumnya. Kemudian ulangi proses dengan cara yang sama.
Secara umum, ada 2 jenis tensimeter yaitu:
1.
Tensimeter manual
Tensimeter jarum atau jam
Tensimeter raksa
2.
Tensimeter digital
Tensimeter digital di lengan
Tensimeter digital di
pergelangan
Tensimeter jarum
·
harga lebih murah bila dibandingkan dengan jenis
lain (tergantung merk)
·
mudah dibawa (biasanya diberikan juga tas/kantong
untuk penyimpanannya)
·
akurasi tinggi hingga 2mmHg
·
tidak rewel
·
cocok untuk penderita hipertensi yang sangat tinggi
> 250 mmHg
·
tahan lama asal jarumnya tidak terbentur/ jatuh
·
sparepart selain jarum/jam tensi cukup mudah dicari
·
penggunaan cukup sulit bagi pemula karena memerlukan
latihan dulu
·
sulit bila akan mengukur sendiri, membutuhkan
asisten terutama untuk manula
·
untuk hasil yang akurat harus menggunakan stetoskop
sebagai alat bantu
Tensimeter Raksa
·
harga lebih mahal bila dibandingkan dengan
tensimeter jarum/raksa (tergantung merk)
·
akurasi tinggi
·
body tensi terbuat dari besi
·
cocok untuk penggunaan klinik
·
cocok untuk penderita hipertensi yang sangat tinggi
> 250 mmHg
·
tidak cocok untuk dibawa bepergian, karena bentuknya
yang panjang dan kaku
·
tahan lama asal tidak jatuh
·
bila tidak hati2 dalam penyimpanan dan perwatan kaca
untuk pengukuran bisa pecah
·
sparepart selain kaca tensi cukup mudah dicari
·
penggunaan cukup sulit bagi pemula karena memerlukan
latihan dulu
·
sulit bila akan mengukur sendiri, membutuhkan
asisten terutama untuk manula
·
untuk hasil yang akurat harus menggunakan stetoskop
sebagai alat bantu
.
.
Tensimeter Digital Lengan
·
harga terhitung mahal bila dibandingkan dengan
tensimeter jarum (tergantung merk)
·
mudah dibawa karena bentuknya yang kecil
·
penggunaan mudah tinggal memencet satu tombol,
pengukuran akan terhitung sendirinya
·
spare part mudah didapat
·
biasanya ada indikator hipertensi
·
ketika penggunaanya harus mengikuti instruksi yang
diberikan di panduannya
·
bila pasien tidak bisa diam sulit diddapatkan hasil
yang akurat
·
akurasi pembulatan,
·
pada umumnya tidak bisa digunakan oleh penderita
hipertensi dengan ukuran lebih dari 250 mmHg karena hasilnya akan Error / tidak
terbaca
Tensimeter Digital lengan
tidak terlalu berbeda dengan
tensimeter digital lengan, hanya saja dari bentuk ini lebih kecil dan mudah
dibawa. penggunaanya di lengan seperti jam tangan
Denyut nadi adalah
frekuensi irama denyut/detak jantung yang dapat dipalpasi
(diraba) di permukaan kulit pada tempat-tempat tertentu. Penyebab terjadinya denyut nadi ini adalah pemberian darah secara berkala dengan selang waktu pendek
dari jantung ke aorta, yang tekannya berganti-ganti naik turun dalam pembuluh
darah dan elastisitas dari dinding arteri yang memungkinkannya
meneruskan aliran darah dan aliran balik. Bila dinding tidak elastis maka tetap
ada pergantian tekanan tinggi rendah dalam sistol dan diastole ventrikel, namun
dinding tersebut tidak dapat melanjutkan alirannya dan mengembalikan aliran
sehingga denyutpun tidak dapat dirasakan.
Denyut nadi dapat diketahui dengan cara meraba pergelangan tangan bagian depan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Muffichatum
(2006), yaitu tempat meraba denyut nadi adalah: pergelangan tangan bagian depan
sebelah atas pangkal ibu jari tangan (Arteri radialis), dileher sebelah
kiri/kanan depan otot sterno cleido mastoidues (Arteri carolis), dada
sebelah kiri tepat di apex jantung (Arteri temparalis) dan di pelipis
sedangkan denyut jantung dengan meraba dan menekan bagian dada kiri tempat
jantung berada.
Tekanan sistolik adalah tekanan
darah pada saat terjadi kontraksi otot jantung. Istilah ini secara khusus
digunakan untuk merujuk pada tekanan arterial maksimum saat terjadi kontraksi
pada lobus ventrikular kiri dari jantung. Rentang waktu terjadinya kontraksi
disebut systole Pada format penulisan angka tekanan darah, umumnya, tekanan
sistolik merupakan angka pertama. Sebagai contoh, tekanan darah pada angka
120/80 menunjukkan tekanan sistolik pada nilai 120 mmHg.
Tekanan diastolik adalah tekanan
darah pada saat jantung tidak sedang berkonstraksi atau beristirahat. Pada
kurva denyut jantung, tekanan diastolik adalah tekanan darah yang digambarkan
pada rentang di antara grafik denyut jantung.
Percobaan pertama yaitu pengukuran denyut nadi dan
tekanan darah dengan probandus Fendi (laki-laki 21 tahun). Pada saat kondisi
santai atau relaksasi, memiliki denyut nadi 70/menit, dan tekanan darahnya
92/58 diukur dengan tensimeter digital. Setelah beraktivitas, denyut nadi
menjadi 79/menit dan tekanan darahnya menjadi 135/121.
Percobaan kedua yaitu pengukuran denyut nadi dan tekanan
darah dengan probandus Hany (Perempuan 21 tahun). Pada saat kondisi santai atau
relaksasi, memiliki denyut nadi 63/menit, dan tekanan darahnya 120/80 diukur dengan
tensimeter clock. Setelah beraktivitas, denyut nadi menjadi 102/menit dan
tekanan darahnya menjadi 140/90.
Percobaan ketiga yaitu pengukuran denyut nadi dan tekanan
darah dengan probandus Ervan (laki-laki 22 tahun). Pada saat kondisi santai
atau relaksasi, memiliki denyut nadi 91/menit, dan tekanan darahnya 110/68
diukur dengan tensimeter digital. Setelah beraktivitas, denyut nadi menjadi
95/menit dan tekanan darahnya menjadi 143/83.
Percobaan keempat yaitu pengukuran denyut nadi dan
tekanan darah dengan probandus Cici (Perempuan 21 tahun). Pada saat kondisi
santai atau relaksasi, memiliki denyut nadi 82/menit, dan tekanan darahnya
90/60 diukur dengan tensimeter Air raksa. Setelah beraktivitas, denyut nadi
menjadi 103/menit dan tekanan darahnya menjadi 110/60.
Percobaan kelima yaitu pengukuran denyut nadi dan tekanan
darah dengan probandus Elok (Perempuan 21 tahun). Pada saat kondisi santai atau
relaksasi, memiliki denyut nadi 100/menit, dan tekanan darahnya 100/80 diukur
dengan tensimeter air raksa. Setelah beraktivitas, denyut nadi menjadi 120/menit
dan tekanan darahnya menjadi 110/80.
Percobaan keenam yaitu pengukuran denyut nadi dan tekanan
darah dengan probandus Sandy (laki-laki 21 tahun). Pada saat kondisi santai
atau relaksasi, memiliki denyut nadi 88/menit, dan tekanan darahnya 123/82 diukur
dengan tensimeter digital. Setelah beraktivitas, denyut nadi menjadi 116/menit dan
tekanan darahnya menjadi 130/72.
Percobaan ketujuh yaitu pengukuran denyut nadi dan
tekanan darah dengan probandus Zakyah (Perempuan 20 tahun). Pada saat kondisi
santai atau relaksasi, memiliki denyut nadi 74/menit, dan tekanan darahnya
100/80 diukur dengan tensimeter clock. Setelah beraktivitas, denyut nadi
menjadi 124/menit dan tekanan darahnya menjadi 100/70.
Percobaan terakhir yaitu pengukuran denyut nadi dan
tekanan darah dengan probandus Maya (Perempuan 20 tahun). Pada saat kondisi
santai atau relaksasi, memiliki denyut nadi 73/menit, dan tekanan darahnya
118/74 diukur dengan tensimeter air raksa. Setelah beraktivitas, denyut nadi
menjadi 88/menit dan tekanan darahnya menjadi 130/90.
Denyut nadi
menunjukkan pula denyut jantung yang diakibatkan kontraksi ventrikel. Denyut
nadi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi curah jantung, yaitu volume
darah per menit yang dipompakan oleh ventrikel kiri kedalam sirkuit sistemik.
Mengukur tekanan darah maupun denyut nadi menggunakan tangan kiri, karena pada
tangan kiri terjadi sedikit gerakan, tidak seperti tangan kanan yang selalu
kita gunakan.
Frekuensi denyut
nadi pada umumnya sama dengan frekuensi denyut/detak jantung. Adapun faktor yang mempengaruhi kecepatan denyut nadi
yaitu usia, berat badan, jenis kelamin, kesehatan / kebugaran fisik, suhu tubuh
dan aktivitas tubuh.
Frekuensi denyut nadi pada berbagai usia, dengan usia
antara bayi sampai dengan usia dewasa, denyut nadi paling tinggi ada pada bayi
kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring dengan pertambahan usia. Ukuran
yang lebih berat juga menyebabkan denyut nadi akan lebih cepat. Ini
sesuai dengan literatur, ukuran tubuh yang penting adalah berat badan
untuk ukuran tubuh seseorang. Semakin berat atau gemuk maka denyut nadi akan
lebih cepat.
Pada masa remaja,
denyut jantung menetap dan iramanya teratur. Pada orang dewasa efek fisiologi
usia dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler. Pada usia yang lebih tua
lagi dari usia dewasa penentuan nadi kurang dapat dipercaya. Frekuensi denyut
nadi pada berbagai usia, dengan usia antara bayi sampai dengan usia dewasa, denyut
nadi paling tinggi ada pada bayi kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring
dengan pertambahan usia. Pada orang yang tidak sehat dapat terjadi perubahan
irama atau frekuensi jantung secara tidak teratur. Kondisi seseorang yang baru
sembuh dari sakit frekuensi jantungnya cenderung meningkat. Denyut nadi
seseorang akan terus meningkat bila suhu tubuh meningkat kecuali bila pekerja
yang bersangkutan telah beraklimatisasi terhadap suhu udara yang tinggi.
Kecepatan denyut
nadi akan lebih berkurang dibandingkan pada saat beraktivitas, sedangkan pada
saat beraktivitas frekuensi denyut nadi dan denyut jantung akan lebih besar
dikarenakan saat beraktivitas kebutuhan oksigen dalam tubuh akan meningkat
karena adanya peningkatan aktivitas tubuh. Semakin berat suatu kegiatan yang
dilakukan manusia, maka semakin banyak pula kebutuhan oksigen yang diperlukan
oleh tubuh, untuk itu jantung akan lebih banyak memompa darah yang mengandung
banyak oksigen melalui nadi keseluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang
tinggi.
Saat yang paling
baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk
atau berbaring, karena pada saat ini jantung sedang berada pada tekanan
diastol, dimana otot jantung berelaksasi diantara pemompaan darah. Tekanan darah
mempunyai dua nilai yaitu sistol dan diastol. Secara umum, peningkatan curah
jantung meningkatkan tekanan sistolik, sedangkan peningkatan tahanan perifer
meningkatkan tekanan diastolik. Tekanan darah pada laki-laki lebih tinggi
dibanding pada perempuan. Perbedaan tekanan antara siastole dan diastole
disebut tekanan nadi dan normalnya berkisar atara 30 sampai 50 mmHg. Batas
terendah tekanan sistole pada orang dewasa diperkirakan 105 mmHg, dan batas
teratas ialah 150mmHg. Pada wanita tekanan darahnya ialah 5 sampai 10mmHg lebih
rendah dari pada pria. Selain itu, tekanan darah dipengaruhi oleh
struktur dinding arteri. Jika dinding telah rusak, karena tersumbat oleh
endapan limbah, atau jika telah kehilangan elastisitas, tekanan darah akan
lebih tinggi.
Waktu istirahat,
jantung berdenyut kira-kira 70 kali kecepatannya berkurang waktu tidur dan
bertambah karena emosi, kerja, demam, dan banyak rangsangan yang lainnya.
Denyut nadi seseorang akan terus meningkat bila suhu tubuh meningkat kecuali
bila pekerja yang bersangkutan telah menyesuaian suhu tubuh terhadap suhu udara
yang tinggi. Denyut nadi maksimum untuk orang dewasa adalah 180-200 denyut per
menit dan keadaan ini biasanya hanya dapat berlangsung dalam waktu beberapa
menit saja.
VII.
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
a)
Pengukuran
tekanan darah dilakukan dengan menggunakan sphignomanometer. Sistol menunjukkan
tekanan saat jantung berkontraksi, ditunjukkan dengan bunyi denyut jantung
pertama. Sedangkan diastol menunjukkan tekanan saat jantung berelaksasi,
ditunjukkan dengan suara denyut yang terakhir.
b)
Faktor-faktor
yang mempengaruhi dari aktifias metabolik pada besarnya tekanan sistol dan
diastol adalah usia, berat badan, jenis kelamin, kesehatan / kebugaran fisik,
suhu tubuh dan aktivitas tubuh.
7.2 Saran
Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan mungkin ada baik nya jika kita menggunakan alat bantu
praktikum benda nyata bukan dengan menggunakan torso, agar kita sebagai
praktikan dapat melihat organ pencernaan secara nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Asmar, Roland. 1999. Arterial Stiffness and Pulse Wave
Velocity. Paris: Elsevier
Caro, Colin G. 1978. The Mechanics of The Circulation.
Oxford [Oxfordshire]: Oxford University Press
Dirta,
2013:1).
Elly, 2006:4
Fried,
George H. and George J. Hadamenos. 2005. Biologi.
Jakarta: Erlangga
Ganong, F.G. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
Edisi 14. Jakarta : Kedoteran EGC.
Guyton, A.C & Hall, J.E. 1997. Fisiologi
Kedokteran Edisi 9. Jakarta:Kedokteran EGC
Klabunde, Richard. 2005. Cardiovascular Physiology
Concepts. Lippincott Williams & Wilkins
Muffichatun. 2006. Hubungan antara Tekanan Panas,
Denyut Nadi, dan Produktivitas Kerja pada Pekerja Pandai Besi Paguyuban Wesi
Aji Dororejo Batang. http://digilib.unnes.ac.id. Diakses pada tanggal 26 April 2015
Sandi, 2013:2).
Setjen. 2010. Biologi. Jakarta : SETJEN KEMENDIKBUD
Sherwood, L. 2002. Fisiologi Manusia dari Sel ke
Sistem. Ed 2. Jakarta: EGC
Siddiqui, 2011:1
Soewolo. 2003. Fisiologi Manusia. Malang : UM
Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar