Jumat, 22 September 2017

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA “SISTEM KARDIOVASKULER”

LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM KARDIOVASKULER








Oleh:
Zakyah
120210103086






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
       I.            JUDUL          : Sistem Kardiovaskuler

      II.          TUJUAN        : Mengetahui cara mengukur tekanan darah dan denyut nadi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

 III.            DASAR TEORI       
Sistem peredaran darah terdiri dari jantung dan pembuluh darah,
termasuk arteri, vena, dan kapiler. Arteri dan Vena memainkan
peran penting dalam sirkulasi darah bersama dengan jantung. Jantung
adalah organ utama dalam sistem peredaran darah, fungsi utamanya adalah untuk
memompa darah ke seluruh tubuh. Biasanya berdetak 60-100 kali per menit, tapi bisa lebih cepat bila diperlukan. Jantung berdetak sekitar 100.000 kali sehari, lebih dari 30 juta kali per tahun, dan sekitar 2,5 miliar kali dalam 70 tahun
seumur hidup (
Siddiqui, 2011:1).
Jantung merupakan organ yang sangat penting dan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Jantung mempunyai tugas untuk memompakan darah ke seluruh tubuh yang berfungsi untuk mengangkut O2 yang dibutuhkan oleh otot beraktivitas. Hal ini dilakukan dengan pengaturan lokal aliran darah terhadap kebutuhan jaringan. Sifat jantung pada beberapa hal seperti otot rangka, walaupun terdapat sistem otonom jantung dengan mekanisme regulasi (Elly, 2006:4).
Peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permulaan sebuah denyut jantung sampai berakhirnya denyut jantung berikutnya disebut siklus jantung (cardiac cycle). Setiap siklus dimulai oleh pembentukan potensial aksi yang spontan di dalam nodus sinus (sinoatrioventricular node/ SA node). Nodus ini terletak pada dinding lateral superior atrium kanan dekat tempat masuk vena cava superior, dan potensial aksi menjalar dengan cepat sekali melalui kedua atrium dan kemudian melalui berkas A-V ke ventrikel karena ada pengaturan khusus sistem konduksi dari atrium menuju ke ventrikel, ditemukan keterlambatan selama lebih dari 1/10 detik sewaktu impuls jantung dihantarkan dari atrium ke ventrikel. Keadaan ini menyebabkan atrium akan berkontraksi mendahului ventrikel, sehingga akan memompakan darah ke dalam ventrikel sebelum kontraksi ventrikel yang kuat. Atrium bekerja sebagai pompa primer bagi ventrikel, dan ventrikel selanjutnya akan menyediakan sumber kekuatan yang utama untuk memompakan darah ke sistem pembuluh darah (Asmar, 1999).
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring (Caro, 1978).
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Nilai tekanan darah normal (dalam mmHg), diastol siastolik:
§  Pada masa bayi, 50-90
§  Pada masa anak-anak, 60-100
§  Selama masa remaja, 90-110
§  Dewasa, 110-125
§  Umur lebih tua, 130-130 
(Caro, 1978).
Tekanan darah yang diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat (Caro, 1978).
Menurut Sherwood (2002), tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1.      Curah Jantung
Tekanan terhadap dinding arteri lebih besar sehingga volume aliran darah meningkat.
2.      Resistensi Perifer
Resistensi perifer atau resistensi terhadap aliran darah dalam arteri kecil dari tubuh (arteriol). Resistensi perifer dipengaruhi oleh visikositas (ketebalan) dari sel-sel darah dan jumlah plasma darah. Visikositas darah yang sangat tinggi menghasilkan tekanan darah tinggi. Selain itu, tekanan darah dipengaruhi oleh struktur dinding arteri. Dinding telah rusak jika tersumbat oleh endapan limbah, atau jika telah kehilangan elastisitas, tekanan darah akan lebih tinggi. Tekanan darah tinggi, disebut hipertensi, yaitu akibat curah jantung terlalu tinggi atau resistensi perifer terlalu tinggi.

Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi kontraksi otot jantung. Istilah ini secara khusus digunakan untuk merujuk pada tekanan arterial maksimum saat terjadi kontraksi pada lobus ventrikular kiri dari jantung. Rentang waktu terjadinya kontraksi disebut systole Pada format penulisan angka tekanan darah, umumnya, tekanan sistolik merupakan angka pertama. Sebagai contoh, tekanan darah pada angka 120/80 menunjukkan tekanan sistolik pada nilai 120 mmHg (Sherwood, 2002).
Tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung tidak sedang berkonstraksi atau beristirahat. Pada kurva denyut jantung, tekanan diastolik adalah tekanan darah yang digambarkan pada rentang di antara grafik denyut jantung (Sherwood, 2002).

Gambar Cardiac Cycle menjelaskan berbagai peristiwa berbeda yang terjadi selama siklus jantung (cardiac cycle). Kurva pertama yang paling atas adalah elektrokardiogram (EKG/ECG),  Ketiga kurva berikutnya secara berurutan menunjukkan perubahan-perubahan tekanan di dalam aorta, ventrikel kiri, dan atrium kiri. Kurva kelima melukiskan perubahan volume ventrikel,  kurva keenam adalah fonokardiogram, yang merupakan rekaman bunyi yang dihasilkan oleh jantung–terutama oleh katup jantung sewaktu memompakan darah (Klabunde, 2005).
 Tensimeter adalah alat kesehatan yang digunakan untuk mengukur tekanan darah dan saat ini dikembangkan untuk keperluan dunia medis. Dimulai dari tensimeter manual hingga tensimeter digital. Tensimeter digital saat ini juga berkembang menjadi tensimeter digital portabel yang dapat dibawa kemana-mana. Hal ini memudahkan pihak rumah sakit untuk mengetahui kondisi pasien secara lebih akurat dan praktis, karena pasien dapat mengukur tekanan darahnya sendiri meskipun tidak berada didalam rumah sakit. Namun, alat ini memiliki kekurangan, yaitu tidak adanya pantauan khusus dari dokter atas kondisi pasien secara real-time (Dirta, 2013:1).
Denyut nadi adalah gelombang yang teraba pada arteri akibat dari darah dipompa oleh jantung 1. Denyut nadi merupakan frekuensi perputaran banyaknya peredaran darah ke jantung dan diukur untuk menentukan frekuensi denyut jantung 2. Denyut nadi digunakan untuk parameter fungsi tubuh manusia, yang berkisar antara 60-100 denyut permenit 3,4. Orang yang mempunyai frekuensi denyut nadi di bawah 60 denyut permenit bagi orang terlatih menunjukkan efektifitas dari jantung dalam memompa darah, sedangkan denyut nadi istirahat melebihi 100 denyut permenit adalah kemampuan jantung memompa darah lemah yang menggambarkan terganggunya kondisi fisik seseorang 2. Semakin tinggi denyut nadi seseorang, menunjukkan semakin berat kerja jantung. Jika ini terjadi terus menerus, maka dipastikan bahwa produktivitas kerja akan menurun. Juga dijelaskan bahwa denyut nadi dipengaruhi oleh aktivitas fisik. Aktivitas fisik meningkat, aliran darah yang melalui paru meningkat empat sampai tujuh kali lipat. Efektivitas pompa jantung tiap denyut jantung 40 sampai 50 persen lebih besar pada orang yang terlatih daripada orang yang tidak terlatih (Sandi, 2013:2).
Denyut nadi adalah frekuensi irama denyut/detak jantung yang dapat dipalpasi (diraba) dipermukaan kulit pada tempat-tempat tertentu. Pada jantung manusia normal, tiap-tiap denyut berasal dari nodus SA (irama sinus normal, NSR= Normal Sinus Rhythim). Waktu istirahat, jantung berdenyut kira-kira 70 kali kecepatannya berkurang waktu tidur dan bertambah karena emosi, kerja, demam, dan banyak rangsangan yang lainnya. Denyut nadi seseorang akan terus meningkat bila suhu tubuh meningkat kecuali bila pekerja yang bersangkutan telah beraklimatisasi terhadap suhu udara yang tinggi. Denyut nadi maksimum untuk orang dewasa adalah 180-200 denyut per menit dan keadaan ini biasanya hanya dapat berlangsung dalam waktu beberapa menit saja (Guyton & Hall, 1997).
Frekuensi denyut nadi pada umumnya sama dengan frekuensi denyut/detak jantung (Setjen, 2010). Denyutan dinyatakan sebagai ekspresi dan dorongan balik arteri secara berganti-ganti. Ada 2 faktor yang bertanggungjawab bagi kelangsungan denyutan yang dapat dirasakan. Pertama, pemberian darah secara berkala dengan selang waktu pendek dari jantung ke aorta, yang tekannya berganti-ganti naik turun dalam pembuluh darah. Bila darah mengalir teta dari jantung ke aorta, tekanan akan tetap sehingga tidak ada denyutan. Faktor yang kedua, elastisitas dari dinding arteri yang memungkinkannya meneruskan aliran darah dan aliran balik. Dinding yang tidak elastis akan tetap ada terjadi pergantian tekanan tinggi rendah dalam sistol dan diastole ventrikel, namun dinding tersebut tidak dapat melanjutkan alirannya dan mengembalikan aliran sehingga denyut pun tidak dapat dirasakan (Soewolo, 2003:263).
Tempat meraba denyut nadi adalah: pergelangan tangan bagian depan sebelah atas pangkal ibu jari tangan (Arteri radialis), dileher sebelah kiri/kanan depan otot sterno cleido mastoidues (Arteri carolis), dada sebelah kiri tepat di apex jantung (Arteri temparalis) dan di pelipis. Kecepatan denyut nadi seseorang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh faktor tertentu, antara lain usia, berat badan, jenis kelamin, kesehatan, dan aktivitas seseorang. Jantung akan berdetak sebanyak 60 sampai dengan 90 kali setiap menit dalam keadaan normal (Muffichatum, 2006).
Menurut Ganong (1995), faktor yang mempengaruhi denyut nadi adalah sebagai berikut:
1.      Usia
Frekuensi nadi secara bertahap akan menetap memenuhi kebutuhan oksigen selama pertumbuhan. Denyut jantung menetap dan iramanya terratur pada masa remaja. efek fisiologi usia dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler bagi orang dewasa. Pada usia yang lebih tua lagi dari usia dewasa penentuan nadi kurang dapat dipercaya. Frekuensi denyut nadi pada berbagai usia, dengan usia antara bayi sampai dengan usia dewasa, denyut nadi paling tinggi ada pada bayi kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring dengan pertambahan usia.
2.      Jenis Kelamin
Denyut nadi yang tepat dicapai pada kerja maksimum, sub maksimum pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Laki-laki muda dengan kerja 50% maksimal rata-rata nadi kerja mencapai 128 denyut per menit, pada wanita 138 denyut per menit. Kerja maksimal pria rata-rata nadi kerja mencapai 154 denyut per menit dan pada wanita 164 denyut per menit.
3.      Keadaan Kesehatan
Pada orang yang tidak sehat dapat terjadi perubahan irama atau frekuensi jantung secara tidak teratur. Kondisi seseorang yang baru sembuh dari sakit frekuensi jantungnya cenderung meningkat.
4.      Riwayat Kesehatan
Riwayat seseorang berpenyakit jantung, hipertensi, atau hipotensi akan mempengaruhi kerja jantung. Penderita anemia (kurang darah) akan mengalami peningkatan kebutuhan oksigen sehingga mengakibatkan peningkatan denyut nadi.
5.      Intensitas dan Lama Kerja
Berat atau ringannya intensitas kerja berpengaruh terhadap denyut nadi, lama kerja, waktu istirahat, dan irama kerja yang sesuai dengan kapasitas optimal manusia akan ikut mempengaruhi frekuensi nadi sehingga tidak melampaui batas maksimal. Melakukan pekerjaan yang berat dan waktu yang lama akan mengakibatkan denyut nadi bertambah sangat cepat dibandingkan dengan melakukan pekerjaan yang ringan dan dalam waktu singkat.

6.      Sikap Kerja
Posisi atau sikap kerja juga mempengaruhi tekanan darah. Posisi berdiri mengakibatkan ketegangan sirkulasi lebih besar dibandingkan dengan posisi kerja duduk, sehingga pada posisi berdiri denyut nadi lebih cepat dari pada saat mekakukan pekerjaan dengan posisi duduk.
7.      Ukuran Tubuh
Ukuran tubuh yang penting adalah berat badan untuk ukuran tubuh seseorang, semakin berat atau gemuk maka denyut nadi akan lebih cepat.
8.      Kondisi Psikis
Kondisi psikis dapat mempengaruhi frekuensi jantung. Kemarahan dan kegembiraan dapat mempercepat frekuensi nadi seseorang. Ketakutan, kecemasan, dan kesedihan juga dapat memperlambat frekuensi nadi seseorang.
9. Suhu Tubuh
Denyut nadi seseorang akan terus meningkat bila suhu tubuh meningkat kecuali bila pekerja yang bersangkutan telah beraklimatisasi terhadap suhu udara yang tinggi, sedangkan faktor yang mempengaruhi jumlah denyut nadi pada saat sesudah beraktifitas, yaitu pengaruh panas terhadap denyut nadi. Iklim kerja panas dapat menyebabkan beban tambahan pada sirkulasi darah. Pada waktu melakukan pekerjaan fisik yang berat dilingkungan panas, maka darah akan mendapat beban tambahan, karena harus membawa oksigen ke bagian otot yang sedang bekerja. Disamping itu darah juga harus membawa panas dari dalam tubuh ke permukaan kulit. Hal demikian itu juga merupakan beban tambahan bagi jantung yang harus memompa darah lebih banyak lagi maka akibat dari pekerjaan ini frekuensi denyut nadi pun akan meningkat pula.


 IV.            METODE PRAKTIKUM  
4.1 Waktu dan Tanggal
            Senin, 20 April 2015
            Pukul 14.20 WIB
4.2 Alat dan Bahan  
ü  Alat     : Tensimeter, Stetoskop, Stopwatch, Meja periksa dan Bangku
ü  Bahan  : Praktikan
4.3 Cara Kerja
Memasang dengan rapat manset/sabuk tensimeter pada lengan kiri atas probandus



a.  Mengukur Tekanan darah


Memasang dengan rapat manset/sabuk tensimeter pada lengan
Memastikan kepala stetoskop dalam posisi ON

Mencari denyut nadi/arteri brakhialis di bagian siku dalam lengan kiri probandus (dalam keadaan rileks)

Meletakkan kepala stetoskop pada denyut naadi/arteri tadi (menggunakan tangan kiri)

 








                                                                                                                 
Memastikan katup kantung tekanan dalam keadaan tertutup (dengan memutar skrup searah jarum jam sampai rapat)

 


                                                                             
Membuka perlahan-lahan katup kantung  tekanan. Jarum pada manometer akan turun perlahan-lahan.

Bunyi yang terakhir menunjukkan batas bawah/ diastole/ rentang waktu ketika relaksasi (missal 90)

Membuka katup kantong tekanan sampai jarum pada manometer menunjukkan angka 0 (nol)

Membuka manset/ sabuk tensimeter pada pasien, dan mengempeskan, lalu menggulung dan menyimpan

Maka tekanan darah/ tensi probandus tersebut adalah 120/90

Mendengarkan dan menandai bunyi yang terdengar pertama kali mucul saat jarum pada manometer turun.

Bunyi yang pertama kali menunjukkan batas atas/ systole/ rentang waktu ketika jantungberkontraksi (missal 120)

Pompa kantung tekanan sampai maksimal 160 mmHg pada penunjuk jarum manometer

 



























  b. Menghitung denyut nadi
Saat merasakan denyut nadi, melihat stopwatch untuk menghitung jumlah denyut nadi selama 1 menit
Menempatkan jari telunjuk dan jari tengah pada pergelangan tangan atau tiga jari pada sisi leher
Melakukan penghitungan denyut jantung sebelum dan sesudah melakukan aktivitas fisik (berlari selama 5 menit)
 
















    V.            Hasil Pengamatan

Kel.
Nama
Jenis Kelamin
Usia
Sebelum Berlari
Setelah Berlari
Jenis Tensimeter
Denyut Nadi
S/D
Denyut Nadi
S/D
1
Fendi
L
21
70/menit
92/58
79/menit
135/121
Tensimeter Digital
2
Hany
P
21
63/menit
120/80
102/menit
140/90
Tensimeter Clock
3
Ervan
L
22
91/menit
110/68
95/menit
146/83
Tensimeter Digital
4
Cici Riski
P
21
82/menit
90/60
103/menit
110/60
Tensimeter Air Raksa
5
Elok N.F
P
21
100/menit
100/80
120/menit
110/80
Tensimeter Air Raksa
6
Sandy
L
21
88/menit
123/82
116/menit
130/72
Tensimeter Digital
7
Zakyah
P
20
74/menit
100/80
124/menit
100/70
Tensimeter Clock
8
Maya
L
20
73/menit
118/74
88/menit
130/90
Tensimeter Digital


 VI.            PEMBAHASAN                  
Praktikum kali ini megenai sistem kardiovaskuler dengan tujuan untuk mengetahui cara mengukur tekanan darah dan denyut nadi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ada dua hal yang dikur dalam praktikum ini yaitu tekanan darah dan denyut nadi. Semuanya diukur dalam keadaan istirahat dan setelah beraktivitas yaitu menaiki dan menuruni tangga selama lima menit.
Tensimeter dan sfigmomanometer adalah alat yang digunakan sebagai pengukur tekanan darah. Pengukuran Tekanan darah dapat diukur secara langsung atau tidak langsung, pada metode langsung, kateter arteri dimasukan kedalam arteri, pengukuran tidak langsung dilakukan dengan alat pengukur tekanan darah Tensimeter, sfigmomanometer dan stetoskop.
Sphygmomanometer tersusun atas manset yang dapat dikembangkan dan alat pengukur tekanan yang berhubungan dengan rongga dalam manset. Alat ini dikalibrasi sedemikian rupa sehingga tekanan yang terbaca pada manometer sesuai dengan tekanan dalam millimeter air raksa yang dihantarkan oleh arteri brakialis
Cara Mengukur Tekanan Darah Dengan Tensimeter
§  Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan atas. )
§  Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.
§  Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan udara ke dalamnya. Kantong karet yang membesar akan menekan pembuluh darah lengan (brachial artery) sehingga aliran darah terhenti sementara.
§  Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat udara.
§  Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang harus diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua bunyi denyut pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat terdengat denyut untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk tekanan adalah nilai tekanan sistolik.
§  Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut tekanan diastolik.

Manset di balutkan dengan kencang dan lembut pada lengan atas dan dikembangkan dengan pompa. Tekanan dalam manset dinaikan sampai denyut radial atau barkial menghilang. Hilangnya denyutan menunjukan bahwa tekanan sitolik darah telah dilampaui dan arteri brakialis telah ditutup. Manset dikembangkan lagi sebesar 20 sampai 30 mm Hg di atas titik hilangnya denyutan radial. Manset kemudian dikempiskan perlahan, dan dilakukan pembacaan secara auskultasi maupun palpasi. Dengan auskultasi kita dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolic dengan lebih akurat.
Untuk mengauskultasi tekanan darah, ujung stetoskop yang berbentuk corong atau diafragma diletakan pada arteri brakialis, tepat dibawah lipatan siku yang merupakan titik dimana arteri brakialis muncul diantara kedua kaput otot biseps. Manset dikempiskan dengan kecepatan 2 sampai 3 mm Hg per detik, sementara kita mendengarkan awitan bunyi berdetak, yang menunjukan tekanan darah sistolik. Dan akan terus terdengar dari arteri brakhialis sampai tekanan dalam manset turun dibawah tekanan diastolik
Stetoskop dapat digunakan untuk mendengar detakan sistol dan diastol. Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung tidak sedang berkonstraksi atau beristirahat.

Cara menggunakan Sphygmomanometer manual yang benar:
1.      Yakinkan semua sisa udara yang masih terdapat di dalam bladder pada manset sisa pemeriksaan sebelumnya, sudah habis dikeluarkan dengan cara menekan-nekannya. Bila masih ada sisa udara, maka hasil yang didapatkan nanti akan menjadi kurang tepat.
2.      Lilitkan manset pada lengan atas dengan menggunakan manset yang sesuai dengan ukuran lingkar lengan atas pasien.  Tensi meter yang bermutu tinggi, akan memiliki acuan atau petunjuk arm circumference ini pada mansetnya yang dapat dimanfaatkan oleh pemeriksa untuk melihat apa kah manset yang digunakan sudah tepat atau harus diganti dengan yang lebih besar atau lebih kecil.  Manset memiliki 6 ukuran yaitu: paha, dewasa besar, dewasa, anak-anak, bayi, dan neonatus.  Bila salah menggunakan manset, maka hasil yang didapatkan nanti bisa menjadi sangat salah.
3.      Saat memasangkan manset, juga harus diperhatikan artery marking atau garis tanda arteri, yang dicetak pada manset.  Garis tanda arteri ini harus diletakkan pada vossa cubiti atau lipat dalam siku saat pemasangan manset.
4.      Kunci air valve atau katup udara dengan kencang.
5.      Letakkan chest piece dari stethoscope proximal dari vossa cubiti (biasanya sedikit dibawah manset).
6.      Pompa bulb sampai dengan nadi yang ada pada distal dari pemasangan manset (bila di lengan biasanya vena radialis yang diperiksa) sudah tidak teraba lagi, pertanda tekanan sudah melewati tekanan systolic dari pasien.
7.      Lepaskan tekanan dengan memutar air valve berlawanan arah dengan jarum jam dengan kecepatan ± 5 mmHg per detik.  Jangan terlalu cepat melepaskannya, karena degupan awal pertanda tekanan systolic pasien akan terlewat atau tidak terdengar sehingga pembacaan tekanan pasien terbaca lebih rendah dari sebenarnya.
8.      Baca lah hasil tekanan darah pasien dengan satuan sampai 5 mmHg.  Jangan membulatkan ke puluhan terdekat, tapi bulatkanlah ke kelipatan 5 terdekat.

Cara menggunakan Sphygmomanometer automatis / digital yang benar:
1.      Seperti pada tipe manual, juga harus dipastikan tidak ada udara yang tersisa di dalam bladder pada manset.  Kecuali untuk tipe advance yang memiliki sistem menguras udara residu pemeriksaan sebelumnya.
2.      Juga seperti tipe manual, ukuran manset juga harus sesuai dengan pemasangan yang benar. Walau pun tipe automatis/digital bila manset yang digunakan tidak tepat, maka hasil pengukurannya pun akan tidak tepat.
3.      Bila memakai model sphygmomanometer digital yang wrist (model di pergelangan tangan), gunakanlah pergelangan tangan kiri, kecuali karena ada kondisi yang tidak memungkinkannya.  Mengapa harus tangan kiri? Model wrist ini sangat sensitif sehingga lebih baik menggunakan tangan yang paling dekat dengan jantung.  Jangan lupa juga untuk melepaskan jam tangan dan gelang. 
4.      Posisi pemasangan manset (tipe apa pun juga) harus memperhatikan artery marking (penanda posisi arteri) yang ada pada manset.
5.      Sebelum menekan tombolnya, pastikan tingginya manset sama dengan jantung, sehingga disarankan diperiksa dalam keadaan duduk. Bila memakai model wrist, tempelkan pergelangan tangan yang diperiksa ke dada.
6.      Tekan tombol pemompa, dan tunggulah dengan sabar sampai alat benar-benar berhenti bekerja.  Jangan bergerak, jangan bicara, dan jangan banyak bergoyang saat pemeriksaan; karena tensi meter digital terutama model wrist sangat sensitif, sehingga getaran kecil dapat membuat salah pembacaan.
7.      Baca hasilnya pada layar dan jangan dibulatkan. Angka yang ditunjukkan merupakan angka yang biasanya sampai ke 1-an mmHg.
8.      Bila akan dilakukan pemeriksaan kedua, berilah jarak interval setidaknya 5 menit untuk memberikan sistem peredaran darah kembali normal setelah tertekan saat pengukuran sebelumnya.  Kemudian ulangi proses dengan cara yang sama.

Secara umum, ada 2 jenis tensimeter yaitu:
1.      Tensimeter manual
Tensimeter jarum atau jam
Tensimeter raksa
2.      Tensimeter digital
Tensimeter digital di lengan
Tensimeter digital di pergelangan
Tensimeter jarum
·         harga lebih murah bila dibandingkan dengan jenis lain (tergantung merk)
·         mudah dibawa (biasanya diberikan juga tas/kantong untuk penyimpanannya)
·         akurasi tinggi hingga 2mmHg
·         tidak rewel
·         cocok untuk penderita hipertensi yang sangat tinggi > 250 mmHg
·         tahan lama asal jarumnya tidak terbentur/ jatuh
·         sparepart selain jarum/jam tensi cukup mudah dicari
·         penggunaan cukup sulit bagi pemula karena memerlukan latihan dulu
·         sulit bila akan mengukur sendiri, membutuhkan asisten terutama untuk manula
·         untuk hasil yang akurat harus menggunakan stetoskop sebagai alat bantu

Tensimeter Raksa
·         harga lebih mahal bila dibandingkan dengan tensimeter jarum/raksa (tergantung merk)
·         akurasi tinggi
·         body tensi terbuat dari besi
·         cocok untuk penggunaan klinik
·         cocok untuk penderita hipertensi yang sangat tinggi > 250 mmHg
·         tidak cocok untuk dibawa bepergian, karena bentuknya yang panjang dan kaku
·         tahan lama asal tidak jatuh
·         bila tidak hati2 dalam penyimpanan dan perwatan kaca untuk pengukuran bisa pecah
·         sparepart selain kaca tensi cukup mudah dicari
·         penggunaan cukup sulit bagi pemula karena memerlukan latihan dulu
·         sulit bila akan mengukur sendiri, membutuhkan asisten terutama untuk manula
·         untuk hasil yang akurat harus menggunakan stetoskop sebagai alat bantu
.
Tensimeter Digital Lengan
·         harga terhitung mahal bila dibandingkan dengan tensimeter jarum (tergantung merk)
·         mudah dibawa karena bentuknya yang kecil
·         penggunaan mudah tinggal memencet satu tombol, pengukuran akan terhitung sendirinya
·         spare part mudah didapat
·         biasanya ada indikator hipertensi
·         ketika penggunaanya harus mengikuti instruksi yang diberikan di panduannya
·         bila pasien tidak bisa diam sulit diddapatkan hasil yang akurat
·         akurasi pembulatan,
·         pada umumnya tidak bisa digunakan oleh penderita hipertensi dengan ukuran lebih dari 250 mmHg karena hasilnya akan Error / tidak terbaca

Tensimeter Digital lengan
tidak terlalu berbeda dengan tensimeter digital lengan, hanya saja dari bentuk ini lebih kecil dan mudah dibawa. penggunaanya di lengan seperti jam tangan

Denyut nadi adalah frekuensi irama denyut/detak jantung yang dapat dipalpasi (diraba) di permukaan kulit pada tempat-tempat tertentu. Penyebab terjadinya denyut nadi ini adalah pemberian darah secara berkala dengan selang waktu pendek dari jantung ke aorta, yang tekannya berganti-ganti naik turun dalam pembuluh darah dan elastisitas dari dinding arteri yang memungkinkannya meneruskan aliran darah dan aliran balik. Bila dinding tidak elastis maka tetap ada pergantian tekanan tinggi rendah dalam sistol dan diastole ventrikel, namun dinding tersebut tidak dapat melanjutkan alirannya dan mengembalikan aliran sehingga denyutpun tidak dapat dirasakan.
Denyut nadi dapat diketahui dengan cara meraba pergelangan tangan bagian depan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Muffichatum (2006), yaitu tempat meraba denyut nadi adalah: pergelangan tangan bagian depan sebelah atas pangkal ibu jari tangan (Arteri radialis), dileher sebelah kiri/kanan depan otot sterno cleido mastoidues (Arteri carolis), dada sebelah kiri tepat di apex jantung (Arteri temparalis) dan di pelipis sedangkan denyut jantung dengan meraba dan menekan bagian dada kiri tempat jantung berada.
Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi kontraksi otot jantung. Istilah ini secara khusus digunakan untuk merujuk pada tekanan arterial maksimum saat terjadi kontraksi pada lobus ventrikular kiri dari jantung. Rentang waktu terjadinya kontraksi disebut systole Pada format penulisan angka tekanan darah, umumnya, tekanan sistolik merupakan angka pertama. Sebagai contoh, tekanan darah pada angka 120/80 menunjukkan tekanan sistolik pada nilai 120 mmHg.
Tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung tidak sedang berkonstraksi atau beristirahat. Pada kurva denyut jantung, tekanan diastolik adalah tekanan darah yang digambarkan pada rentang di antara grafik denyut jantung.
Percobaan pertama yaitu pengukuran denyut nadi dan tekanan darah dengan probandus Fendi (laki-laki 21 tahun). Pada saat kondisi santai atau relaksasi, memiliki denyut nadi 70/menit, dan tekanan darahnya 92/58 diukur dengan tensimeter digital. Setelah beraktivitas, denyut nadi menjadi 79/menit dan tekanan darahnya menjadi 135/121.
Percobaan kedua yaitu pengukuran denyut nadi dan tekanan darah dengan probandus Hany (Perempuan 21 tahun). Pada saat kondisi santai atau relaksasi, memiliki denyut nadi 63/menit, dan tekanan darahnya 120/80 diukur dengan tensimeter clock. Setelah beraktivitas, denyut nadi menjadi 102/menit dan tekanan darahnya menjadi 140/90.
Percobaan ketiga yaitu pengukuran denyut nadi dan tekanan darah dengan probandus Ervan (laki-laki 22 tahun). Pada saat kondisi santai atau relaksasi, memiliki denyut nadi 91/menit, dan tekanan darahnya 110/68 diukur dengan tensimeter digital. Setelah beraktivitas, denyut nadi menjadi 95/menit dan tekanan darahnya menjadi 143/83.
Percobaan keempat yaitu pengukuran denyut nadi dan tekanan darah dengan probandus Cici (Perempuan 21 tahun). Pada saat kondisi santai atau relaksasi, memiliki denyut nadi 82/menit, dan tekanan darahnya 90/60 diukur dengan tensimeter Air raksa. Setelah beraktivitas, denyut nadi menjadi 103/menit dan tekanan darahnya menjadi 110/60.
Percobaan kelima yaitu pengukuran denyut nadi dan tekanan darah dengan probandus Elok (Perempuan 21 tahun). Pada saat kondisi santai atau relaksasi, memiliki denyut nadi 100/menit, dan tekanan darahnya 100/80 diukur dengan tensimeter air raksa. Setelah beraktivitas, denyut nadi menjadi 120/menit dan tekanan darahnya menjadi 110/80.
Percobaan keenam yaitu pengukuran denyut nadi dan tekanan darah dengan probandus Sandy (laki-laki 21 tahun). Pada saat kondisi santai atau relaksasi, memiliki denyut nadi 88/menit, dan tekanan darahnya 123/82 diukur dengan tensimeter digital. Setelah beraktivitas, denyut nadi menjadi 116/menit dan tekanan darahnya menjadi 130/72.
Percobaan ketujuh yaitu pengukuran denyut nadi dan tekanan darah dengan probandus Zakyah (Perempuan 20 tahun). Pada saat kondisi santai atau relaksasi, memiliki denyut nadi 74/menit, dan tekanan darahnya 100/80 diukur dengan tensimeter clock. Setelah beraktivitas, denyut nadi menjadi 124/menit dan tekanan darahnya menjadi 100/70.
Percobaan terakhir yaitu pengukuran denyut nadi dan tekanan darah dengan probandus Maya (Perempuan 20 tahun). Pada saat kondisi santai atau relaksasi, memiliki denyut nadi 73/menit, dan tekanan darahnya 118/74 diukur dengan tensimeter air raksa. Setelah beraktivitas, denyut nadi menjadi 88/menit dan tekanan darahnya menjadi 130/90.
Denyut nadi menunjukkan pula denyut jantung yang diakibatkan kontraksi ventrikel. Denyut nadi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi curah jantung, yaitu volume darah per menit yang dipompakan oleh ventrikel kiri kedalam sirkuit sistemik. Mengukur tekanan darah maupun denyut nadi menggunakan tangan kiri, karena pada tangan kiri terjadi sedikit gerakan, tidak seperti tangan kanan yang selalu kita gunakan.
Frekuensi denyut nadi pada umumnya sama dengan frekuensi denyut/detak jantung. Adapun faktor yang mempengaruhi kecepatan denyut nadi yaitu usia, berat badan, jenis kelamin, kesehatan / kebugaran fisik, suhu tubuh dan aktivitas tubuh.
Frekuensi denyut nadi pada berbagai usia, dengan usia antara bayi sampai dengan usia dewasa, denyut nadi paling tinggi ada pada bayi kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring dengan pertambahan usia. Ukuran yang lebih berat juga menyebabkan denyut nadi akan lebih cepat. Ini sesuai dengan literatur, ukuran tubuh yang penting adalah berat badan untuk ukuran tubuh seseorang. Semakin berat atau gemuk maka denyut nadi akan lebih cepat.
Pada masa remaja, denyut jantung menetap dan iramanya teratur. Pada orang dewasa efek fisiologi usia dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler. Pada usia yang lebih tua lagi dari usia dewasa penentuan nadi kurang dapat dipercaya. Frekuensi denyut nadi pada berbagai usia, dengan usia antara bayi sampai dengan usia dewasa, denyut nadi paling tinggi ada pada bayi kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring dengan pertambahan usia. Pada orang yang tidak sehat dapat terjadi perubahan irama atau frekuensi jantung secara tidak teratur. Kondisi seseorang yang baru sembuh dari sakit frekuensi jantungnya cenderung meningkat. Denyut nadi seseorang akan terus meningkat bila suhu tubuh meningkat kecuali bila pekerja yang bersangkutan telah beraklimatisasi terhadap suhu udara yang tinggi.
Kecepatan denyut nadi akan lebih berkurang dibandingkan pada saat beraktivitas, sedangkan pada saat beraktivitas frekuensi denyut nadi dan denyut jantung akan lebih besar dikarenakan saat beraktivitas kebutuhan oksigen dalam tubuh akan meningkat karena adanya peningkatan aktivitas tubuh. Semakin berat suatu kegiatan yang dilakukan manusia, maka semakin banyak pula kebutuhan oksigen yang diperlukan oleh tubuh, untuk itu jantung akan lebih banyak memompa darah yang mengandung banyak oksigen melalui nadi keseluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang tinggi.
Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring, karena pada saat ini jantung sedang berada pada tekanan diastol, dimana otot jantung berelaksasi diantara pemompaan darah. Tekanan darah mempunyai dua nilai yaitu sistol dan diastol. Secara umum, peningkatan curah jantung meningkatkan tekanan sistolik, sedangkan peningkatan tahanan perifer meningkatkan tekanan diastolik. Tekanan darah pada laki-laki lebih tinggi dibanding pada perempuan.  Perbedaan tekanan antara siastole dan diastole disebut tekanan nadi dan normalnya berkisar atara 30 sampai 50 mmHg. Batas terendah tekanan sistole pada orang dewasa diperkirakan 105 mmHg, dan batas teratas ialah 150mmHg. Pada wanita tekanan darahnya ialah 5 sampai 10mmHg lebih rendah dari pada pria. Selain itu, tekanan darah dipengaruhi oleh struktur dinding arteri. Jika dinding telah rusak, karena tersumbat oleh endapan limbah, atau jika telah kehilangan elastisitas, tekanan darah akan lebih tinggi.
Waktu istirahat, jantung berdenyut kira-kira 70 kali kecepatannya berkurang waktu tidur dan bertambah karena emosi, kerja, demam, dan banyak rangsangan yang lainnya. Denyut nadi seseorang akan terus meningkat bila suhu tubuh meningkat kecuali bila pekerja yang bersangkutan telah menyesuaian suhu tubuh terhadap suhu udara yang tinggi. Denyut nadi maksimum untuk orang dewasa adalah 180-200 denyut per menit dan keadaan ini biasanya hanya dapat berlangsung dalam waktu beberapa menit saja.

VII.            PENUTUP    
7.1       Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
a)      Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan sphignomanometer. Sistol menunjukkan tekanan saat jantung berkontraksi, ditunjukkan dengan bunyi denyut jantung pertama. Sedangkan diastol menunjukkan tekanan saat jantung berelaksasi, ditunjukkan dengan suara denyut yang terakhir.
b)      Faktor-faktor yang mempengaruhi dari aktifias metabolik pada besarnya tekanan sistol dan diastol adalah usia, berat badan, jenis kelamin, kesehatan / kebugaran fisik, suhu tubuh dan aktivitas tubuh.

7.2       Saran             
        Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mungkin ada baik nya jika kita menggunakan alat bantu praktikum benda nyata bukan dengan menggunakan torso, agar kita sebagai praktikan dapat melihat organ pencernaan secara nyata.












DAFTAR PUSTAKA



Asmar, Roland. 1999. Arterial Stiffness and Pulse Wave Velocity. Paris: Elsevier
Caro, Colin G. 1978. The Mechanics of The Circulation. Oxford [Oxfordshire]: Oxford University Press
Dirta, 2013:1).
Elly, 2006:4
Fried, George H. and George J. Hadamenos. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga
Ganong, F.G. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 14. Jakarta : Kedoteran EGC.
Guyton, A.C & Hall, J.E. 1997. Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta:Kedokteran EGC
Klabunde, Richard. 2005. Cardiovascular Physiology Concepts. Lippincott Williams & Wilkins
Muffichatun. 2006. Hubungan antara Tekanan Panas, Denyut Nadi, dan Produktivitas Kerja pada Pekerja Pandai Besi Paguyuban Wesi Aji Dororejo Batang. http://digilib.unnes.ac.id. Diakses pada tanggal 26 April 2015
Sandi, 2013:2).
Setjen. 2010. Biologi. Jakarta : SETJEN KEMENDIKBUD
Sherwood, L. 2002. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 2. Jakarta: EGC
Siddiqui, 2011:1
Soewolo. 2003. Fisiologi Manusia. Malang : UM Press.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar