Jumat, 22 September 2017

PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA “SISTEM SYARAF”

PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM SYARAF








Oleh:
Zakyah
120210103086
Kelas A








PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015

       I.            JUDUL                      : Sistem Syaraf
    II.            TUJUAN                   : Untuk mengetahui aktivitas refleks yang ada pada tubuh                           manusia
 III.            DASAR TEORI        :

Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf (Sloane, 2004:154). Jaringan saraf adalah jaringan yang merasakan adanya stimulus atau rangsangan dan menghantarkan sinyal dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lainnya. Unit fungsional jaringan saraf adalah neuron, ataus el saraf yang secara unik dikhususkan untuk menghantarkan sinyal yang disebut impuls saraf. Neuron terdiri atas sebuah badan sel dan dua atau lebih penjuluran, atau proses yang disebut dendrit dan akson. Dendrit menghantarkan impuls dari ujung menuju bagian neuron yang lainnya. Akson menghantarkan impuls menuju neuron lainnya atau menuju efektor, suatu struktur yang melakukan respon tubuh (Campbell, 2004: 8).
Sel saraf sensorik berfungsi sebagai penghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini ditemukan didalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dan sel sarafsensori atau berhubungan dengan sel saraf yang lainnya yang ada didalam sistem saraf pusat. Sel ini menerima impuls dari reseptor sensori atau berhubungan dengan saraf yang lainnya. Kelompok kelompok serabut saraf, akson dan dendrite bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul diimpuls, dan diantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf dan sinapsis (Cormack, 1994: 177).
Neuron tersusun dalam sirkuit yang terdiri dari dua atau atau lebih jenis fungsional. Sirkuit neuron yang paling sederhana hanya melibatkan sinapsis antara dua jenis neuron, neuron sensoris dan neuron motoris. Masing-masing neuron sensoris mengirimkan sinyal dari reseptor sensoris ke neuron motoris, yang selanjutnya mengirimkan sinyal ke efektor. Hasilnya seringkali adalah suatu respons otomatis yang sederhana, yang disebut refleks (Campbell, 2004: 202).
Menurut (Halwatiah, 2007: 88) fungsi utama sistem saraf adalah :
1.      Untuk mendeteksi, menganalisa, menggunakan, dan menghantarkan semua informasi yang ditimbulkan oleh rangsang sensoris (seperti panas dan cahaya) dan perubahan mekanis dan kimia yang terjadi di dalam lingkungan internal dan eksternal.
2.      Untuk mengorganisir dan mengatur, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, sebagian terbesar fungsi tubuh, terutama kegiatan motoris, visceral, endokrin dan mental.
Reseptor adalah bagian dari sistem aferen yang mengirimkan impuls ketika dirangsang. Kebanyakan resepto rberupa satu ujung cabang suatu dendron. Panjang neuron sensori urutan pertama atau berupa kumpulan ujung cabang dendron. Reseptor-reseptor tersebut tertanam dalam jaringan tubuh dan banyak diantaranya yang memiliki suatu struktur tertentu di sekitarnya (contohnya tonjolan pengecap pada lidah). Resepto rdapat ditemukan di seluruh tubuh, baik di permukaan pada kulit, organ pengindera, otot rangka, dan lainnya maupun jauh di dalam tubuh yang terhubung dengan organ dalam, dinding pembuluh darah (Stockley, 2005: 79).
   Sistem eferen adalah sistem kedua dari sel saraf (neuron) di dalam tubuh. Benang-benang neuronnya membawa impuls dari otak menuju sumsum tulang belakang dan seluruh tubuh. Sel saraf yang terlibat adalah semua neron motorik pada tubuh. Impuls yang dibawa akan merangsang kerja permukaan otot rangka atau di dalam kelenjar dan otot polos. Pada dinding organ pembuluh darah. Semua organ ini secara kolektif disebut efektor (Stockley, 2005: 80).
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (treshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah. Penghantar impuls melalui sinapsis, titik temu antara terminal akson salah stu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis (Cormack, 1994: 178).
Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak paku, secara otomatis kita akan menarik kaki dan akan berteriak. Refleks juga terjadi ketika kita membaui makanan enak, dengan keluarnya air liur tanpa disadari. Berikut skema gerak refleks. Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf sensori langsung disampaikan oleh neuron perantara (neuron penghubung). Hal ini berbeda sekali dengan ekanisme gerak biasa (Suardana, 2015).
Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan system saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya terdapat sel-sel saraf atau neuron. Meskipun system saraf tersusun dengan sangat kompleks, tetapi sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis sel, yaitu sel saraf dan sel neuroglia (Purwanto, 2008).
Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan pada tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar, misalnya menutup mata pada saat terkena debu, menarik tangan pada saat terkena bang panas, misalnya bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas bahkan sengaja menyentuh permukaan benda panas itu (Setiadi, 2007 : 210).
Adapun berdasarkan fungsinya system saraf itu sendiri dapat dibedakan atas tiga jenis :
a.       Sel saraf sensorik
Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berupa rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan), ke system saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).SEl saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf indera, karena berhubungan dengan alat indra.
b.      Sel saraf Motorik
Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari susunan saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju kelenjar tubuh. Sel saraf motorik disebut juga dengan sel saraf penggerak, karena berhubungan erat dengan otot sebagai alat gerak.



c.        Sel saraf penguhubung
Sel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf konektor, hal ini disebabkan karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik ke sel saraf motoric (Suardana, 2015).

Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba diluar kesadaran kita. Refleks fleksor, penarikan kembali tangan secara refleks dari rangsangan yang berbahaya, merupakan suatu reaksi perlindungan. Refleks ekstersor (polisinaps), rangsangan dari reseptor perifer yang mulai dari fleksi pada anggota badan dan juga berkaitan dengan ekstensi anggota badan. Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan pada tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar. Misalnya, menutup mata pada saat terkena debu (Suardana, 2015).
               Meregangkan suatu kelompok otot hendaknya jangan dilakukan secara tiba-tiba. Sebab apabila peregangan otot dilakukan secara tiba-tiba akan merangsang muscle spindle dan ini menyebabkan refleks regang. Refleks muscle spindle sering disebut refleks regang atau refleks myotatik. Hal ini disebabkan karena peregangan otot tersebut merangsang muscle spindle sehingga menyebabkan kontraksi otot yang bersangkutan (Juliantine, 2015:6)
Untuk terjadinya gerak refleks maka dibutuhkan struktur sebagai berikut: organ sensorik yang menerima inspuls misalnya kulit. Serabut saraf sensorik yang menghantarkan inpuls tersebut menuju sel-sel ganglion radiks posterior dan selanjutnya serabut sel-sel akan meneruskan impuls-impuls menuju subtansi pada kornu posterior medula spinalis. Sumsum tulang belakang menghubungkan antara impuls menuju kornu medula spinalis. Sel saraf motorik menerima impuls dan menghantar impuls-impuls ini melalui serabut motorik. Organ motorik melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motoric (Purwanto, 2008).
Kegiatan sistem saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan refleks. Dengan kegiatan refleks dimungkinkan terjadinya hubungan kerja yang baik dan tepat antara berbagai organ yang terdapat dalam tubuh manusia dan hubungan dengan keadaan sekelilingnya. Refleks adalah respons yang tidak berubah terhadap perangsangan yang terjadi diluar kehendak. Rangsangan ini merupakan reaksi organisme terhadap perubahan lingkungan baik di dalam maupun di luar organisme yang melibatkan sistem saraf pusat dalam memberikan jembatan (respons) terhadap rangsangan. Refleks dapat berupa peningkatan maupun penurunan kegiatan, misalnya kontraksi atau relaksasi otot, kontraksi atau dilatasi pembuluh darah. Dengan adanya kegiatan refleks, tubuh mampu mengadakan reaksi yang cepat terhadap berbagai perubahan diluar maupun didalam tubuh disertai adaptasi terhadap perubahan tersebut. Dengan demikian seberapa besar peran sistem saraf pusat dapat mengatur kehidupan organisme (Suardana, 2015).

 IV.            METODE PRAKTIKUM  
4.1       Waktu dan Tanggal  :
            Senin, 6 April 2015
            Pukul 14.20 WIB
4.2       Alat dan Bahan :
a.      Alat     : Hammer refleks, Kain penutup mata, Kursi
b.      Bahan  : Lutut praktikan, Mata praktikan, Penutup mata
4.3       Cara Kerja :
a.      
Mata praktikan terbuka dan melihat ke depan
Refleks Mata

Mengibaskan tangan didepan mata secara tiba-tiba
Menagamati yang terjadi pada mata
 






b.     
Salah satu praktikan duduk di kursi
Refleks Lutut

Meraba terlebih dahulu bagian tendon (dibawah tempurung lutut)
Menegetuk kaki praktikan dengan Hammer refleks
ü  Meggantung bebas denagn mata terbuka
ü  Menggantung bebas dengan mata ditutup kain
ü  Menyilangkan dengan mata terbuka
ü  Menyilankan dengan mata ditutp kain
Stiap perlakuan dilakukan sebanyak 2 kali (kaki kanan dan kiri)
Mengamati yang terjadi, apakah ada gerakan atau tidak

 






























    V.            Hasil Praktikum



No



Nama
Kegiatan
Mata dibuka, tangan dikibaskan

Kaki digantung bebas

Kaki Disilangkan

Mata dibuka
Mata ditutup
Mata dibuka
Mata ditutup

Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
1
Rahmat
Ada
Ada lemah
Ada lemah
Ada kuat
Ada kuat
Ada lemah
Ada kuat
Ada lemah
Ada kuat
2
Sakalus
Ada
Ada kuat
Ada kuat
Ada kuat
Ada kuat
Ada lemah
Ada lemah
Ada lemah
Ada lemah
3
Alfi
Ada
Ada kuat
Ada kuat
Ada kuat
Ada lemah
Ada kuat
Ada kuat
Ada lemah
Ada lemah
4
Zakyah
Ada
Ada kuat
Ada kuat
Ada kuat
Ada kuat
Ada lemah
Ada lemah
Ada lemah
Ada lemah



 VI.            PEMBAHASAN                  
            Praktikum kedua kali ini mengenai sistem syaraf dengan topik gerak refleks yang bertujuan untuk mengatahui aktivitas refleks yang ada pada tubuh manusia. Alat yang digunakan yaitu Hammer refleks, Kain penutup mata dan Kursi. Lutut dan mata praktikan digunakan sebagai bahan untuk mengetahui gerak refleks yang akan diamati. Pengamatan dilakukan dengan cara masing-masing probandus duduk diatas meja dengan kedua kaki lurus menggantung bebas kearah bawah, kemudian praktikan lain mengetuk tendon yang berada dibawah tempurung lutut dengan Hammer refleks dengan berbagai posisi secara bergantian, posisi yang diambil adalah mata dibuka dan tangan dikibaskan, kaki digantung bebas dengan mata dibuka serta mata ditutup dan kaki disilangkan dengan mata dibuka dan mata ditutup.
            Pengamatan pertama dilakukan pada probandus yang bernama Yuli Arahmat, ketika mata dibuka dan tangan dikibaskan, probandus ini melakukan gerakan refleks dengan cara mengedipkan mata. Kemudian untuk reflek pada lutut, ketika kaki digantung bebas dengan mata dibuka, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan lemah. Pada kaki sebelah kanan juga terdapat gerakan lemah. Untuk reflek pada lutut, ketika kaki digantung bebas dengan mata ditutup, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan kuat. Pada kaki sebalah kanan juga terdapat gerakan kuat. Kemudian untuk reflek pada lutut, ketika kaki disilangkan dengan mata dibuka, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan lemah. Pada kaki sebalah kanan terdapat gerakan kuat. Untuk reflek pada lutut, ketika kaki disilangkan dengan mata ditutup, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan lemah. Pada kaki sebalah kanan terdapat gerakan kuat.
Pengamatan kedua dilakukan pada probandus yang bernama Sakalus Wepe, ketika mata dibuka dan tangan dikibaskan, probandus ini melakukan gerakan refleks dengan cara mengedipkan mata. Kemudian untuk reflek pada lutut, ketika kaki digantung bebas dengan mata dibuka, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan kuat. Pada kaki sebelah kanan juga terdapat gerakan kuat. Untuk reflek pada lutut, ketika kaki digantung bebas dengan mata ditutup, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan kuat. Pada kaki sebalah kanan juga terdapat gerakan kuat. Kemudian untuk reflek pada lutut, ketika kaki disilangkan dengan mata dibuka, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan lemah. Pada kaki sebalah kanan juga terdapat gerakan lemah. Untuk reflek pada lutut, ketika kaki disilangkan dengan mata ditutup, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan lemah. Pada kaki sebalah kanan juga terdapat gerakan lemah.
Pengamatan ketiga dilakukan pada probandus yang bernama Alfi Nur Diyana, ketika mata dibuka dan tangan dikibaskan, probandus ini melakukan gerakan refleks dengan cara mengedipkan mata. Kemudian untuk reflek pada lutut, ketika kaki digantung bebas dengan mata dibuka, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan kuat. Pada kaki sebelah kanan juga terdapat gerakan kuat. Untuk reflek pada lutut, ketika kaki digantung bebas dengan mata ditutup, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan kuat. Pada kaki sebalah kanan terdapat gerakan lemah. Kemudian untuk reflek pada lutut, ketika kaki disilangkan dengan mata dibuka, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan kuat. Pada kaki sebalah kanan juga terdapat gerakan kuat. Untuk reflek pada lutut, ketika kaki disilangkan dengan mata ditutup, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan lemah. Pada kaki sebalah kanan juga terdapat gerakan lemah.
Pengamatan terakhir dilakukan pada probandus yang bernama Zakyah, ketika mata dibuka dan tangan dikibaskan, probandus ini melakukan gerakan refleks dengan cara mengedipkan mata. Kemudian untuk reflek pada lutut, ketika kaki digantung bebas dengan mata dibuka, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan kuat. Pada kaki sebelah kanan juga terdapat gerakan kuat. Untuk reflek pada lutut, ketika kaki digantung bebas dengan mata ditutup, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan kuat. Pada kaki sebalah kanan juga terdapat gerakan kuat. Kemudian untuk reflek pada lutut, ketika kaki disilangkan dengan mata dibuka, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan lemah. Pada kaki sebalah kanan juga terdapat gerakan lemah. Untuk reflek pada lutut, ketika kaki disilangkan dengan mata ditutup, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan lemah. Pada kaki sebalah kanan juga terdapat gerakan lemah.
            Gerak refleks adalah gerak spontan yang tidak melibatkan kerja otak namun melibatkan sumsum tulang belakang. Gerakan ini dilakukan secara tiba-tiba dan tidak sadar. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bermacam-macam gerakan yang terjadi ada beberapa probandus yang tidak mengalami gerak refleks yang ditandai dengan adanya gerakan mengedipkan mata. Berdasarkan teori ketukan pada tendon patella akan membangkitkan refleks patella, karena ketukan pada tendon akan meregangkan otot kuadriceps femoris. Beberapa probandus melakukan gerak refleks ketika tempurung lutut diberi ketukan sehingga menyebabkan gerakan kaki menendang dan ditandai dengan adanya gerakan mengedipkan mata, gerakan refleks ini terjadi karena adanya mekanisme gerakan kaki yang terdiri dari rangkaian nucleus dan berbagai struktur seperti medulla spinalis, batang otak dan korteks serebrum. System ini tidak saja berperan dalam gerakan statik tetapi juga bersama system kortikospinalis dan kortikobularis, berperan dalam pencetusan dan pengendalian gerakan.
            Kemudian pada beberapa probandus yang mengalami gerak refleks ditandai dengan adanya gerakan kaki yang berbeda-beda, ada gerakan yang lambat dan ada juga gerakan yang kuat, perbedaan variasi gerak refleks yang ditimbulkan ini dikarenakan adanya variasi ambang refleks regang spinal, yang disebabkan oleh perubahan tingkat keterangsangan neuron motoric dan secara tidak langsung merubah kecepatan lepas muatan oleh neuron eferen ke kumparan otot. Sehingga semakin keras ketukan yang di berikan maka refleks regang yang terjadi semakin kuat dan terjadi gerak sesaat yang lebih tegas (pada refleks patella kaki akan bergerak menendang lebih keras atau sesuai dengan besar rangsang yang diberikan).
              Pengamatan pertama dilakukan dengan cara proandus membuka mata kemudian pengamat melakukan gerakan tengan dengan dikibaskan didepan mata. Pengamatan ini yaitu merupakan pengamatan terhadap refleks superficialis atau biasa disebut denganrefleks kornea. Saat dilakukan rangsang degan cara mengibaskan tangan didepan mata yang menyebabkan mata berkedip dengan cepat. Hal ini disebabkan karena kornea merupakan bagian mata yang angat sensitive sehingga sangat peka terhadap rangsangan yang terjadi dan tanpa diolah oleh otak, kedipan mata ini terjadi dengan sendirinya secara tidak sadar. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada saat pengamatan mata probandus terbuka dan tangan dikibaskan kedpan mata terjadi gerakan mengedipkan mata yang menandai terjadinya gerak refleks.
            Mekanisme gerak refleks yang terjadi pada tempurung lutut yaitu, pada saat lutut bagian tendon diketuk untuk memberi rangsangan kemudian otot serabut tendon akan tertarik sehingga meneyebabkan otot dan serabut kumparan menjadi teregang atau berkontraksi kemudian mengakibatkan saraf interneuron teraktivasi, selanjutnya terjadi eksitasi neuron motorik sehingga menyebabkan otot fleksor dari tungkai berkontraksi. Otot fleksor dari tungkai yang berkontraksi ini dapat diketahui saat terjadi gerakan kaki yang menendang dan gerakan mengedipkan mata. Beberapa teori menyebutkan bahwa bergeraknya kaki secara tiba-tiba disebabkan karena pada saat tendon lutut dipukul adan karena itu menjadi teregang, maka reseptor dalam tendon tersebut dirangsang, suatu impuls akan menjalar melewati lung refleks ke sumsum tulang belakang lalu kembali lagi, maka otot yang terpaut pada tendon tersebut berkontraksi yang mengakibatkan menjulurnya kaki secara tiba-tiba berdasarkan hasil pengamatan menjulurnya kaki ini dilakukan dengan cara menendangkan kaki probandus.
            Pada perlakuan yang berbeda yaitu pada saat mata ditutup dan mata dibuka hasil pengamatan yang diperoleh berbeda, berdasarkan hasil pengamatan secara garis hasil nya menunjukkan bahwa terjadi gerak refleks pada saat mata dibuka, sedangkan pada saat mata ditutup sebagian besar probandus tidak mengalami gerak refleks. Hal ini tidak sesuai teori yang menyebutkan bahwa gerak refleks dilakukan secara tidak sadar, jika mata probandus ditutupi dengan kain penutup maka maka kemungkinan besar gerak refleks akan terjadi, sedangkan saat mata tidak ditutupi dengan kain penutup maka probandus akan mengetahui bahwa pengamat akan mengetukkan Hammer refleks pada tendon lutut saat probandus mengetahui apa yang akan dilakukan oleh pegamat maka tidak akan terjadi gerak refleks yang dilakukan secara tidak sadar. Ketidaksesuain hasil pengamatan dengan teori dimungkinkan terjadi kesaalahn dalam pengamatan.
            Berdasarkan hasil pengamatan yang telah disesuaikan dengan teori menunjukkan bahwa gerak refleks yang terjadi tidak sadar sangat penting dan bermanfaat bagi kehidupan, misalnya saja gerak refleks pada saat bersin, gerakan refleks pada saat kita bersin terjadi pada saat terdapat debu kotor dengan cara bersin dapat menahan udara kotor agar tidak masuk kedalam saluran pernapasan. Impuls aferen akan berjalan didalam saraf kelima medulla oblongata dimana refleks ini akan digerakkan. Terjadi serangkaian rekasi yang mirip dengan yang terjadi pada refleks batuk, tetapi uvula akan tertekan sehingga sejumlah besar udara akan mengalir dengan cepat melalui hidung.
            Gerak refleks pada bersin ini juga sama penting nya seperti pada gerak refleks yang terjadi pada gerak refleks batuk dengan mekanisme yang hamper sama. Seperti pada gerak refleks saat tangan kita mengenai benda panas, gerakan tak sadar yang ditimbulkan akan menghindarkan tangan kita mengenai benda panas tersebut lebih lama lagi, sehingga tidak menyebabkan luka atau bahaya yang lebih parah lagi. Gerak refleks juga terjadi pada denyut jantung yang terjadi secara tidak sadar tanpa perintah dari otak. Jika gerakan ini dilakukan secara sadar dan memerlukan perintah dari otak maka sepanjang kita bernapas akan selalu dikontrol oleh otak tidak secara otomatis.






VII.            PENUTUP    
7.1       Kesimpulan
Gerak refleks adalah gerak spontan yang tidak melibatkan kerja otak namun melibatkan sumsum tulang belakang. Gerakan ini dilakukan secara tiba-tiba dan tidak sadar. Aktivitas gerak refleks yang dihasilkan oleh tubuh bisa diketahui pada saat tubuh mengalami respon secara tidak sadar, kemudian tubuh akan melakukan gerak spontan. Mekanisme gerak refleks yaitu Reseptor > saraf sensorik > sumsum tulang belakang > saraf motoric > efektor.

7.2       Saran 
Sebaiknya dalam praktikum gerak reflek ini menggunakan Hammer refleks yang sebenarnya. Karena jika menggunakan bambu, rangsangan yang diberikan tidak terasa.



















DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. 2004. Biologi Edisi ke 5 Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Cormack, D.H. 1994. HAM Histologi. Jakarta : Binarupa Aksara.
Halwatiah. 2009Fisiologi. Makassar: Alauddin Press.
Juliantine, 2015. Studi Perbandingan Berbagai Macam Metode Latihan Peregangan dalam Meningkatkan Kelentukan. Jurnal Pendidikan
Purwanto, 2008. Mengatasi Insomnia dengan Terapi Relaksasi. Jurnal Kesehatan. ISSN 1979-7621, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 142 2008, Hal 141-148
Setiadi, 2007. Anatomi & Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Stockley, C. 2005. Kamus biologi bergambar. Jakarta: Erlangga.

Suardana, 2015. Pengaruh Pemberian Latihan Peregangan terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien dengan Iskhialgia di Praktik Pelayanan Keperawatan Latu Usaha Abiansemal Bandung. Jurnal Keperawatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar