PERILAKU
AKIBAT REFLEKSI EVOLUSI
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Tingkah
Laku Hewan
Oleh :
Arma Desy F. (120210103018)
Mega
Dwi P. (120210103085)
Kelompok
4
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN
MIPA
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semua organisme memiliki perilaku. Perilaku
merupakan bentuk respons terhadap kondisi internal dan eksternalnya. Suatu
respons dikatakan perilaku bila respons tersebut telah berpola, yakni
memberikan respons tertentu yang sama terhadap stimulus tertentu. Perilaku juga
dapat diartikan sebagai aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus.
Dalam mengamati perilaku, kita cenderung untuk menempatkan diri pada organisme
yang kita amati, yakni dengan menganggap bahwa organisme tadi melihat dan
merasakan seperti kita. Reseptor diperlukan untuk mendeteksi stimulus itu, saraf diperlukan
untuk mengkoordinasikan respons, efektor itulah yang sebenarnya melaksanakan
aksi. Perilaku dapat juga disebabkan stimulus dari dalam. Hewan yang merasa
lapar akan mencari makanan sehingga hilanglah laparnya setelah memperoleh
makanan. Lebih sering terjadi, perilaku suatu organisme merupakan akibat
gabungan stimulus dari luar dan dari dalam. Jadi, berdasarkan pernyataan di
atas hubungan timbal balik antara stimulus dan respons yang terjadi pada
organisme merupakan sebagian studi mengenai perilaku. Studi lainnya menyangkut
masalah pertumbuhan dan mekanisme evolusioner dari organisme dan sekaligus
evolusi perilakunya.
Semakin kita merasa mengenal suatu organisme,
semakin kita menafsirkan perilaku tersebut secara antropomorfik. Seringkali
suatu perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis (perilaku bawaan lahir
atau innate behavior), dan karena akibat proses belajar atau pengalaman yang
dapat disebabkan oleh lingkungan. Pada perkembangan ekologi perilaku terjadi
perdebatan antara pendapat yang menyatakan bahwa perilaku yang terdapat pada
suatu organisme merupakan pengaruh alami atau karena akibat hasil asuhan
atau pemeliharaan, hal ini merupakan perdebatan yang terus berlangsung. Dari
berbagai hasil kajian, diketahui bahwa terjadinya suatu perilaku disebabkan
oleh keduanya, yaitu genetis dan lingkungan (proses belajar), sehingga terjadi
suatu perkembangan sifat.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud perilaku akibat refleksi evolusi?
2.
Apa yang dimaksud ritme biologi?
3.
Apa saja macam-macam mekanisme bergerak pada hewan?
4.
Bagaimana komunikasi pada hewan?
1.3 Tujuan
1.
Dapat mengetahui pengetian perilaku akibat refleksi evolusi.
2.
Dapat mengetahui pengetian ritme biologi.
3.
Dapat mengetahui macam-macam mekanisme bergerak pada hewan.
4.
Dapat mengetahui komunikasi pada hewan.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Perilaku Akibat Refleksi Evolusi
Perilaku
adalah suatu adaptasi evolusi yang menyebabkan terjadinya suatu peningkatan kehidupan
dan kesuksesan reproduksi serta kebugaran. Walau demikian, perilaku juga
merupakan suatu hasil pengaturan dari hewan terhadap lingkungan dengan cara
seleksi alam.
Perilaku memperlihatkan suatu
kisaran variasi fenotipik yang bergantung pada lingkungan, di mana genotype itu
diekspresikan. Namun demikian, terdapat suatu norma reaksi. Perilaku dapat
diubah oleh pengalaman dilingkungan. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
perilaku adalah semua kondisi mana gen yang mendasari perilaku itu diekspresikan. Hal
ini meliputi lingkungan kimiawi di dalam sel, dan juga semua kondisi hormonal
dan kondisi kimiawi dan fisik yang dialami ole seekor hewan yang sedang
berkembang di dalam sebuah sel telur atau didalam rahim. Perilaku juga meliputi
interaksi beberapa komponen sistem saraf hewandengan efektor, dan juga berbagai
interaksi kimia,penglihatan,pendengaran,atau sentuhandengan organisme lain.
Adalah tidak tepat untuk mengatakan bahwa setiap perilakuhanya semata-mata
disebabkan oleh gen. Semua gen, termasuk gen-gen yang ekspresinya mendasari
perilaku bawaan, memerlukan suatu lingkungan untuk diekspresikan (Campbell,
2004).
2.2 Ritme Biologi
Banyak jenis
hewan mamalia seperti kelelawar, harimau dan bangsa kucing kurang aktif pada
siang hari dan makan saat matahari tenggelam atau aktif malam hari. Akan tetapi,
banyak jenis burung tidur pada malam hari dan banyak melakukan aktivitas pada
siang hari. Pola hidup yang berulang-ulang setiap hari, seperti siklus tidur
atau bangun pada makhluk hidup disebut Ritme Sikardian (Cycardian Rythms). Pada
tanaman dan juga makhluk hidup lainnya, ritme biologi dikatakan juga dengan
istilah Jam Biologi. Penyebab eksternal, khususnya siklus cahaya dapat mengatur
waktu, membuat tubuh memiliki koordinasi ritme dengan ketat. Selain factor
lamanya organisme didedahkan pada periode terang gelap tertentu, temperature juga
berperan dalam ritme biologi.
Kepentingan
mempelajari ritme biologi, waktu dan petunjuk serta faktor yang menyebabkannya
sudah banyak dilakukan peneliti karena erat kaitannya dengan waktu kerja
efisien, serta kemampuan dalam berfikir serta dalam membuat keputusan. Para
pekerja malam, atau mereka yang melakukan perjalanan dengan pesawat terbang
dari satu benua kebenua lain yang melintasi beberapa zona waktu yang berbeda,
dapat menyebabkan keletihan, hingga mengurangi kemampuan bekerja, bahlan dapat
menyebabkan depresi. Hal tersebut disebabkan oleh adanya gangguan pada ritme
biologi internal ( Maksun, 2005).
Ritme biologis dapat terjadi dengan:
1.
Internal ( endogen ) -
dikendalikan oleh internal biologis jam misalnya tubuh siklus suhu
2.
Eksternal ( eksogen )
- dikendalikan oleh sinkronisasi siklus internal rangsangan eksternal, misalnya
tidur atau terjaga dan hari malam. Rangsangan ini disebut zeitgebers dari Jerman
berarti "waktu pemberi ". Rangsangan ini termasuk isyarat waktu
lingkungan seperti sinar matahari ,makanan ,kebisingan ,atau interaksi sosial.
Zeitgebers membantu untuk mengatur ulang jam biologis untuk 24 jam sehari .
Ritme bilogis terdiri dari :
· Ritme sirkadian, Endogen dihasilkan irama dengan periode dekat dengan 24 jam .
· Ritme diurnal, Ritme sirkadian yang disinkronkan dengan siklus siang / malam.
· Ritme ultradian , Ritme biologis ( misalnya makan siklus ) dengan jangka waktu yang lebih pendek ( yaitu, frekuensi yang lebih lebih tinggi) dibandingkan dengan ritme sirkadian .
· Ritme Infradian , Ritme biologis dengan siklus lebih dari 24 jam ( misalnya siklus menstruasi manusia) .
Naked mole rate
2.3 Mekanisme Bergerak
Hewan dan
tumbuhan atau organ dari suatu organisme tersebut memiliki cara khusus saat
melakukan pergerakan. Telah dikehaui bahwa terjadinya pergerakan khusus karena
adanya aksi atau stimulus sehingga suatu organisme bergerak, yaitu:
·
Kinetis
Kinetis
adalah suatu perubahan acak (random) da lam
kecepatan dan atau arah dari suatu organisme sebagai respons terhadap stimulus.
Misalnya adanya pergerakan karena terjadinya kondisi lingkungan yang tidak
sesuai. Seperti beberapa kumbang yang sangat aktif di daerah kering dan kurang
aktif di daerah lembab.
·
Taksis
Taksis
sangat spesifik, berhubungan langsung sebagai akibat adanya suatu stimulus.
Pergerakan organisme (keseluruhan) dapat kea rah stimulus maupun menjauhi
stimulus. Misalnya larva lalat rumah akan bergerak menjauhi arah cahaya
(fototaksis negative), perilaku ini kemungkinan terjadi karena larva tersebut
dapat berlindung dari musuh alaminya. Banyak tumbuhan melakukan pergerakan ini
karena adanya stimulus cahaya (foto), arus (rheo), angin, gravitasi, air dan
lain-lain.
·
Kelompok (Group)
Pergerakan
secara berkelompok yang terjadi pada banyak hewan dikenal dengan istilah
migrasi. Hal ini, biasanya dipengaruhi oleh adanya perubahan cuaca atau musim,
dan lebih khusus lagi perilaku ini berpengaruh untuk mendapatkan sumber
makanan, daerah atau tempat untuk kawin, dan lain-lain.
Migrasi banyak
terjadi pada berbagai jenis burung, serangga, seperti beberapa jenis kupu-kupu,
berbagai jenis ikan dan mamalia lain. Pada dasarnya hewan melakukan migrasi
karena telah mengenali daerah perjalanan mereka, dan hal ini dilakukan dengan
adnya “piloting”, orientasi dan navigasi. Hewan dapat melakukan migrasi dengan
adanya pengenalan suatu cara di atas atau kombinasi dari ketiganya ( Maksun,
2005).
2.4 Komunikasi
Komunikasi hewan adalah semua perpindahan informasi pada bagian
dari salah satu hewan yang memiliki efek pada perilaku sekarang atau
masa depan dari hewan lainnya. Komunikasi pada umumnya terjadi
diantara sesama spesies, misalnya untuk mengenali pasangan kawin. Pada hewan-hewan
social komunikasi dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengetahui koloninya
.Komunikasi dapat pula terjadi untuk menghndari bahaya, dapat terjadi melalui
perantara senyawa kimia menggunakan Feromon, yaitu senyawa kimia yang
disekresikan keluar tubuh organisme dan dapat dikenali (melalui bau, dimakan,
dan lain-lain) oleh sesama spesies dan akan berguna untuk berbagai
kehidupannya, misalnya untuk kawin, tempat berkumpul (agregasi), menemukan
makanan, mengenali koloni, adanya bahaya, dan lain-lain ( Santrock, 2002).
Selain itu,
komunikasi juga terjadi secara visual, hal ini banyak terjadi pada saat sesama
spesies mengenali pasangan kawinnya atau saat mempertahankan daerah teritori.
Komunikasi dengan suara (auditory communication) sangat banyak dilakukan oleh
hewan, misalnya untuk mengetahui derah teritori, untuk mengenali sesame spesies
dan digunakan untuk mengetahui sumber makanan dan untuk melakukan perkawinan,
hingga untuk menginformasikan adanya bahaya. Sebagai contoh yang telah banyak
ditelaah adalah adanya suatu hipotesis tarian lebah sebagai alat komunikasi untuk
mengetahui sumber makanan ( Santrock, 2002 ).
Bentuk-bentuk
komunikasi pada hewan, yaitu :
a. Visual, berupa:
1.
Gerak Isyarat
Bentuk komunikasi terbaik yang diketahui mengikutkan
menampilkan bagian tubuh khusus atau pergerakan tubuh tertentu terkadang hal
ini terjadi dengan kombinasi, sehingga sebuah aksi pergerakan tertentu untuk
memperlihatkan atau menekankan suatu bagian tubuh tertentu. Sebagai contohnya,
presentasi dari paruh induk camar herring memberikan sinyal memberi makanan kepada
anak-anaknya. Seperti kebanyakan burung
camar, burung
camar herring memiliki sebuah paruh berwarna cerah, kuning dengan tanda merah
pada bagian rahang bawah dekat ujung paruh. Saat mereka kembali ke sarang
dengan makanan, si induk berdiri dekat anak mereka dan membuka paruh ke bawah
di hadapan si anak; hal ini memperoleh respon memohon dari anak yang lapar
(mematuk pada tanda merah), yang menstimulasi si induk untuk memuntahkan
makanan di depannya. Sinyal yang komplit mengikutkan fitur morfologikal khusus
(bagian tubuh), tanda merah pada paruh, dan sebuah pergerakan khusus (membuka
ke arah dasar permukaan) yang membuat tanda merah sangat terlihat oleh si anak.
Bila semua primata menggunakan beberapa bentuk gerak isyarat, Frans de Waal mengambil kesimpulan bahwa kera dan manusia
adalah unik karena hanya merekalah yang dapat menggunakan gerak isyarat
intensional untuk berkomunikasi. Ia melakukan uji coba tentang hipotesis dari
gerak-isyarat yang berkembang menjadi bahasa dengan mempelajari gerak isyarat
bonobo dan simpanse. Contoh pada anjiang:
1.
Bisa
didekati dengan santai
Ciri:
- Telinga naik (tidak ke depan)
- Posisi kepala tinggi
- Mulut terbuka sedikit, lidah menjulur
- Berdiri santai, berat rata bertumpu pada kaki
- Ekor turun dan rileks
Dalam kondisi ini, anjing sedang cukup santai dan tenang. Seperti anjing yang tidak peduli dan tidak merasa terancam oleh kegiatan yang terjadi di lingkungan sekitarnya dan biasanya mudah didekati.
2. Waspada - ingin memeriksa keadaan
- Telinga naik (tidak ke depan)
- Posisi kepala tinggi
- Mulut terbuka sedikit, lidah menjulur
- Berdiri santai, berat rata bertumpu pada kaki
- Ekor turun dan rileks
Dalam kondisi ini, anjing sedang cukup santai dan tenang. Seperti anjing yang tidak peduli dan tidak merasa terancam oleh kegiatan yang terjadi di lingkungan sekitarnya dan biasanya mudah didekati.
2. Waspada - ingin memeriksa keadaan
Ciri:
- Telinga maju ke depan (kadang telinganya bisa berkedut untuk mencoba menangkap suara)
- Mata membesar
- Hidung dan dahi halus (tidak ada kerutan)
- Mulut menutup
- Berdiri agak menjinjit dan tubuhnya sedikit condong ke depan
- Ekor horizontal dan mungkin bergerak sedikit dari samping ke samping (tidak kaku dan bulu ekornya tidak berdiri/tegak)
Jika anjing telah mendeteksi sesuatu yang menarik atau sesuatu yang tidak dikenali, maka ia akan memperlihatkan bahasa tubuh diatas yang menyatakan ia sedang waspada dan memperhatikan sambil memeriksa situasi, untuk menentukan apakah ada ancaman atau perlu mengambil suatu tindakan.
3. Sikap agresif dominan
- Telinga maju ke depan (kadang telinganya bisa berkedut untuk mencoba menangkap suara)
- Mata membesar
- Hidung dan dahi halus (tidak ada kerutan)
- Mulut menutup
- Berdiri agak menjinjit dan tubuhnya sedikit condong ke depan
- Ekor horizontal dan mungkin bergerak sedikit dari samping ke samping (tidak kaku dan bulu ekornya tidak berdiri/tegak)
Jika anjing telah mendeteksi sesuatu yang menarik atau sesuatu yang tidak dikenali, maka ia akan memperlihatkan bahasa tubuh diatas yang menyatakan ia sedang waspada dan memperhatikan sambil memeriksa situasi, untuk menentukan apakah ada ancaman atau perlu mengambil suatu tindakan.
3. Sikap agresif dominan
Ciri:
- Telinga maju ke depan
- Dahi mengkerut vertikal
- Hidung mengkerut
- Bibir mengkerut
- Gigi menyeringai dan bahkan seringkali gusi terlihat
- Mulut terbuka dan ujung mulut membentuk "C"
- Berdiri kaku, tubuh agak condong ke depan
- Ekor tegak ke atas, bulunya tegak dan kaku namun terlihat sedikit bergetar
- Hackles (rambut pada bagian atas bahu dan pantat) tegak
Ini adalah sikap anjing yang sangat dominan dan percaya diri. Di sini, ia tidak hanya memperlihatkan sikap dominan namun juga berbahaya karena ia bisa bertindak agresif jika ditantang.
4. Ketakutan dan Agresif
- Telinga maju ke depan
- Dahi mengkerut vertikal
- Hidung mengkerut
- Bibir mengkerut
- Gigi menyeringai dan bahkan seringkali gusi terlihat
- Mulut terbuka dan ujung mulut membentuk "C"
- Berdiri kaku, tubuh agak condong ke depan
- Ekor tegak ke atas, bulunya tegak dan kaku namun terlihat sedikit bergetar
- Hackles (rambut pada bagian atas bahu dan pantat) tegak
Ini adalah sikap anjing yang sangat dominan dan percaya diri. Di sini, ia tidak hanya memperlihatkan sikap dominan namun juga berbahaya karena ia bisa bertindak agresif jika ditantang.
4. Ketakutan dan Agresif
Ciri:
- Telinga ke belakang
- Pupil mata melebar
- Hidung berkerut
- Bibir agak berkerut (ada beberapa gigi yang mungkin terlihat)
- Ujung mulut ditarik ke belakang
- Tubuh merendah
- Ekor diselipkan diantara ke dua kaki ( sedikit atau tanpa bergerak)
- Hackles tegak
Anjing ini ketakutan namun tidak bersikap tunduk dan mungkin bisa menyerang jika ditekan. Anjing akan memberikan sinyal-sinyal ini ketika ia dihadapkan langsung dengan sesuatu yang mengancamnya.
5. Stres dan Tertekan
- Telinga ke belakang
- Pupil mata melebar
- Hidung berkerut
- Bibir agak berkerut (ada beberapa gigi yang mungkin terlihat)
- Ujung mulut ditarik ke belakang
- Tubuh merendah
- Ekor diselipkan diantara ke dua kaki ( sedikit atau tanpa bergerak)
- Hackles tegak
Anjing ini ketakutan namun tidak bersikap tunduk dan mungkin bisa menyerang jika ditekan. Anjing akan memberikan sinyal-sinyal ini ketika ia dihadapkan langsung dengan sesuatu yang mengancamnya.
5. Stres dan Tertekan
Ciri:
- Telinga ke belakang
- Pupil mata melebar
- Ujung mulut ditarik ke belakang dengan terengah-engah
- Tapak kaki berkeringat
- Tubuh merendah
- Ekor turun
Anjing ini berada di bawah tekanan baik sosial atau lingkungan. Tanda-tanda di atas, secara umum menandakan kondisi pikirannya dan tidak secara khusus ditujukan kepada individual lainnya.
6. Ketakutan dan Khawatir
- Telinga ke belakang
- Pupil mata melebar
- Ujung mulut ditarik ke belakang dengan terengah-engah
- Tapak kaki berkeringat
- Tubuh merendah
- Ekor turun
Anjing ini berada di bawah tekanan baik sosial atau lingkungan. Tanda-tanda di atas, secara umum menandakan kondisi pikirannya dan tidak secara khusus ditujukan kepada individual lainnya.
6. Ketakutan dan Khawatir
Ciri:
- Telinga ke belakang
- Dahi halus (tidak berkerut)
- Kontak mata singkat dan tidak langsung
- Menjilati wajah anjing yang dominan
- Ujung mulut ke belakang
- Salah satu telapak kaki dinaikan
- Kadang meninggalkan jejak kaki yang berkeringat
- Tubuh merendah
- Ekor turun (agak dikibaskan sedikit)
Anjing ini agak sedikit ketakutan dan menunjukkan tanda-tanda tanda kepatuhan. Tanda-tanda ini dikeluarkan untuk menenangkan individu yang status sosialnya lebih tinggi atau dengan anjing mempunyai potensi yang sedang mengancam, untuk menghindari tantangan lanjutan dan mencegah terjadinya konflik.
7. Ketakutan Ekstrim - Kepatuhan Penuh
- Telinga ke belakang
- Dahi halus (tidak berkerut)
- Kontak mata singkat dan tidak langsung
- Menjilati wajah anjing yang dominan
- Ujung mulut ke belakang
- Salah satu telapak kaki dinaikan
- Kadang meninggalkan jejak kaki yang berkeringat
- Tubuh merendah
- Ekor turun (agak dikibaskan sedikit)
Anjing ini agak sedikit ketakutan dan menunjukkan tanda-tanda tanda kepatuhan. Tanda-tanda ini dikeluarkan untuk menenangkan individu yang status sosialnya lebih tinggi atau dengan anjing mempunyai potensi yang sedang mengancam, untuk menghindari tantangan lanjutan dan mencegah terjadinya konflik.
7. Ketakutan Ekstrim - Kepatuhan Penuh
Ciri:
- Telinga ke belakang dan datar
- Kepala diturunkan untuk menghindari kontak mata langsung
- Mata setengah menutup
- Hidung dan dahi halus (tidak berkerut)
- Ujung mulut ke belakang menutup
- Berbaring sampai perut dan tenggorokan menghadap atas
- Ekor diselipkan
- Kadang bisa mengeluarkan urin. Anjing ini menunjukkan penyerahan total dan tanda kepatuhan. Dia mencoba untuk mengatakan bahwa ia menerima statusnya lebih rendah dengan merendahkan diri di hadapan anjing lain yang status sosialnya lebih tinggi atau individu yang mengancam, dengan harapan untuk menghindari pertarungan fisik.
8. Sikap Riang / Senang
- Telinga ke belakang dan datar
- Kepala diturunkan untuk menghindari kontak mata langsung
- Mata setengah menutup
- Hidung dan dahi halus (tidak berkerut)
- Ujung mulut ke belakang menutup
- Berbaring sampai perut dan tenggorokan menghadap atas
- Ekor diselipkan
- Kadang bisa mengeluarkan urin. Anjing ini menunjukkan penyerahan total dan tanda kepatuhan. Dia mencoba untuk mengatakan bahwa ia menerima statusnya lebih rendah dengan merendahkan diri di hadapan anjing lain yang status sosialnya lebih tinggi atau individu yang mengancam, dengan harapan untuk menghindari pertarungan fisik.
8. Sikap Riang / Senang
Ciri:
- Telinga naik
- Pupil mata melebar
- Mulut terbuka dan telinga menjulur keluar
- Kedua kaki depan membengkok direndahkan
- Ekor naik dan dikibaskan
- Anjing biasanya bertahan pada posisi ini sesaat sebelum lari ke arah yang acak
- Telinga naik
- Pupil mata melebar
- Mulut terbuka dan telinga menjulur keluar
- Kedua kaki depan membengkok direndahkan
- Ekor naik dan dikibaskan
- Anjing biasanya bertahan pada posisi ini sesaat sebelum lari ke arah yang acak
Di sini kita melihat adanya ajakan untuk bermain.
Tanda ini bisa disertai dengan gonggongan gembira atau serangan main-main dan
tanda seperti sedang menyerah. Tanda diatas ini digunakan sebagai semacam
"tanda baca" untuk menunjukkan bahwa setiap perilaku kasar yang
dilakukan sebelumnya tidak dimaksudkan sebagai ancaman atau tantangan, hanya
sekedar bercanda.
2.
Ekspresi wajah
Isyarat wajah memainkan peran peting dalam komunikasi hewan.
Anjing sebagai contohnya mengekspresikan marah lewat menyeringai dan
memperlihatkan giginya. Saat cemas telinga mereka akan tegak. Saat takut seekor
anjing akan menarik telinga mereka ke belakang, memperlihatkan sedikit gigi dan
menyipitkan matanya. Jeffrey Mogil mempelajari ekspresi wajah tikus dengan
menaikan tingkat kesakitan. Yang mereka temukan adalah lima ekspresi wajah yang
dapat dikenali; pengencangan orbital, mengembangnya hidung dan dagu, dan
perubahan pada pembawaan telinga dan kumis.
3.
Tatapan mengikuti
Koordinasi di antara hewan-hewan sosial dibantu dengan
memonitor orientasi kepala dan mata satu sama lain. Telah lama diketahui dalam
penelitian perkembangan manusia sebagai suatu komponen penting dari komunikasi,
baru-baru ini mulai lebih banyak atensi pada kemampuan hewan untuk mengikuti
tatapan dari hewan lain yang berinteraksi dengan mereka, baik itu anggota dari
spesies mereka sendiri atau manusia. Penelitian telah dilakukan pada kera,
monyet, anjing, burung, dan kura-kura, dan berfokus pada dua kerja berbeda:
"menatap mengikuti yang lain menjarak menjauh" dan "menatap
mengikuti yang lain secara geometris di sekitar penghalang pandangan misalnya
dengan mengubah posisi mereka sendiri untuk mengikuti yang diperhatikan saat
pandangan mereka ditutup oleh suatu penghalang".
Kemampuan pertama telah ditemukan di antara sejumlah besar
hewan, sementara yang kedua yang didemonstrasikan oleh kera, anjing, serigala,
dan gagak, dan percobaan untuk
mendemonstrasikan "tatapan mengikuti geometris" pada marmoset dan ibis memberikan hasil negatif. Para peneliti belum memiliki gambaran jelas
tentang dasar kognitif dari kemampuan mengikuti tatapan, namun bukti
perkembangan mengindikasikan bahwa mengikuti tatapan sederhana dan mengikuti
tatapan geometris kemungkinan bergantung pada fondasi kognitif yang berbeda.
4.
Tontonan visual aktif
Beberapa cephalopod, seperti oktopus dan cumi, memiliki sel kulit khusus (chromatophores) yang bisa mengubah warna, opasitas, dan refleksi kulit
mereka. Selain digunakan sebagai kamuflase, perubahan cepat pada warna kulit juga digunakan saat
berburu dan pada ritual perkawinan. Perubahan warna pada cumi bisa secara
khusus mengindikasi bahwa mereka mampu mengkomunikasikan dua sinyal yang
berbeda secara bersamaan dari dua sisi tubuh mereka yang berlawanan. Saat cumi
jantan mengawini betina pada saat adanya jantan yang lain, dia memperlihatkan
dua sisi berbeda pola jantan menghadap ke betina, dan pola betina menghadap ke
arah sebaliknya, untuk menipu pejantan lainnya.
5.
Tontonan visual pasif
Banyak
hewan mengkomunikasikan informasi tentang diri mereka tanpa perlu mengubah
perilaku mereka. Sebagai contohnya, dimorfisme seksual pada ukuran atau pelage mengkomunikasikan jenis seks dari hewan. Sinyal pasif lainnya
bisa siklis secara alami. Sebagai contohnya, pada babun olive, permulaan dari
ovulasi pada betina adalah suatu sinyal bagi pejantan bahwa dia siap untuk
dikawinkan. Selama ovulasi, wilayah kulit pada anogenital (dubur kelamin) betina membesar dan
berwarna merah/merah jambu cerah.
Cara komunikasi dengan menghasilkan cahaya terjadi umumnya
pada vertebrata dan invertebrata laut, biasanya di kedalaman (misalnya ikan pemancing). Dua bentuk terkenal dari bioluminesensi darat adalah kunang-kunang dan cacing kilau. Serangga lainnya, larva serangga, annelid, arachnid dan bahkan spesiesjamur memiliki kemampuan bioluminesensi. Beberapa hewan
bioluminesensi menghasilkan cahaya dari diri sendiri sementara yang lainnya memiliki
hubungan simbiotik dengan bakteri bioluminesensi.
7. Komunikasi intraspesies dan
Interspesies
Pengirim dan penerima dari suatu komunikasi bisa saja
dari spesies yang
sama atau berbeda. Mayoritas komunikasi hewan adalah intraspesifik (antara dua
atau lebih individu dari spesies yang sama). Namun, ada beberapa kejadian
penting pada komunikasi interspesifik. Juga, kemungkinan dari komunikasi
interspesifik, dan bentuk yang digunakan, adalah suatu pengujian penting dari
model-model teoritis dari komunikasi hewan.
8. Komunikasi intraspesies
Mayoritas dari komunikasi hewan terjadi antara suatu
spesies, dan ini adalah konteks yang paling intensif diteliti. Kebanyakan
bentuk dan fungsi komunikasi yang dijelaskan di atas berkaitan dengan
komunikasi intraspesies.
Seekor domba muda menginvestigasi seekor kelinci, sebuah contoh dari komunikasi
antarspesifik lewat bahasa tubuh dan bau.
9. Pemangsa ke mangsa
Beberapa pemangsa berkomunikasi ke mangsa dengan suatu
cara yang mengubah perilaku mereka dan membuat penangkapan lebih mudah, sebagai
efek menipu mereka. Contoh yang terkenal yaitu Ikan angler, yang memiliki
tonjolan gemuk bioluminisensi yang tumbuh dikeningnya dan teruntai
di depan mulut mereka; ikan kecil mencoba mengambil umpan tersebut, dan karena
melakukan hal tersebut secara sempurna menempatkan mereka untuk dimakan oleh
ikan angler.
Ikan
angle
b. Suara
Kebanyakan hewan berkomunikasi lewat vokalisasi. Komunikasi
lewat vokalisasi adalah esensial bagi banyak pekerjaan termasuk ritual-ritual
perkawinan, teriakan peringatan, menyampaikan lokasi dari sumber makanan, dan
pembelajaran sosial. Teriakan kawin jantan digunakan untuk memberikan sinyal
pada betina dan untuk mengalahkan saingan pada spesies seperti kelelawar kepala
palu, rusa merah, paus humpback dan gajah segel. Pada spesies paus, nyanyian paus telah ditemukan memiliki dialek berbeda berdasarkan lokasi.
Bentuk lain komunikasi termasuk tangisan peringatan dari teriakan wilayah pada gibbon, penggunaan frekuensi pada Kelelawar
hidung-tanduk untuk
membedakan antar grup.
c. Penciuman
Banyak
mamalia, secara khusus memiliki kelenjar yang menghasilkan bau yang berbeda dan
tahan-lama, dan memiliki perilaku yang berhubungan dengan meninggalkan bau
tersebut pada tempat-tempat yang telah mereka singgahi. Terkadang subtansi bau
diperkenalkan lewat air kencing atau tinja. Terkadang
ia didistribusikan lewat keringat, walau ini tidak meninggalkan tanda
semi-permanen seperti halnya bau yang di simpan permukaan dasar. Beberapa hewan
memiliki kelenjar pada tubuh mereka yang fungsi keseluruhannya tampak untuk
menyimpan tanda-tanda bau, sebagai contohnya gerbil mongolian memiliki
sebuah kelenjar bau di perut mereka, dan sebuah karakteristik aksi
menggosok-gosokan ventral yang menyimpan bau dari situ. Hamster Golden dan kucingmemiliki
kelenjar bau pada panggul mereka, dan menyimpan bau tersebut dengan menggosokan
bagian sisi mereka terhadap objek, kucing juga memiliki kelenjar bau pada jidat
mereka. Lebah membawa sekantong material dari sarang yang mereka lepaskan saat
memasuki sarang kembali, bau yang menandakan bahwa mereka merupakan bagian dari
sarang tersebut dan menjamin keselamatan mereka saat masuk. Semut-semut
menggunakan feromon untuk membuat bau jejak ke makanan sebagaimana halnya untuk
peringatan, atraksi perkawinan dan untuk membedakan antar koloni. Sebagai
tambahan, mereka memiliki feromon yang digunakan untuk membingungkan musuh dan
memanipulasi mereka sehingga berkelahi satu sama lain.
d. Listrik
Suatu bentuk komunikasi hewan yang jarang terjadi adalah elektrokomunikasi.
Ia terlihat umumnya pada makhluk hidup air, beberapa mamalia, terutama platipus dan echidna
mampu melakukan resepsielektro dan ini secara teori merupakan elektrokomunikasi.
e. Seismik
Terkadang disebut komunikasi vibrasi, merupakan penyampaian informasi lewat vibrasi seismik dari suatu media. Media tersebut bisa bumi, akar atau daun
tanaman, permukaan air, jaring laba-laba, sarang madu, atau berbagai tipe media
tanah. Komunikasi vibrasi adalah modalitas sensor purba dan ia tersebar dalam kerajaan
hewan dan ia telah berkembang beberapa kali secara independen. Ia telah
ditemukan pada mamalia, burung, reptil, amfibi, serangga, laba-laba, krustasea
dan cacing nematoda. Vibrasi dan kanal
komunikasi lainnya tidak harus berdiri sendiri, tapi dapat digunakan dalam
komunikasi multi-dasar.
Aspek-aspek lain dari
komunikasi hewan
Evolusi dari komunikasi
Pentingnya berkomunikasi
adalah bukti dari elaborasi morfologi sangat tinggi, perilaku dan fisiologi
yang beberapa hewan miliki telah berevolusi untuk memfasilitasi ini. Mereka
mengikutkan beberapa struktur paling menyolok dalam kerajaan hewan, seperti
ekor Burung merak, tanduk
pada Rusa, dan jumbai pada Kadal berleher
jumbai, tapi bahkan juga mengikutkan noda merah pada paruh camar herring eropa.
Perilaku elaborasi tinggi telah berevolusi untuk komunikasi seperti tarian dari
bangau, perubahan pola pada gurita, dan pengumpulan dan penataan
benda-benda pada Burung Bower. Bukti lain bagi pentingnya komunikasi pada hewan
adalah prioritas dari fitur-fitur fisiologis pada fungsi tersebut, sebagai
contohnya, kicau burung tampak memiliki struktur otak yang keseluruhan
ditujukan untuk memproduksinya. Semua adaptasi tersebut membutuhkan penjelasan
secara evolusioner.
BAB 3.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Perilaku juga merupakan suatu hasil pengaturan dari hewan terhadap
lingkungan dengan cara seleksi alam.
2.
Ritme biologi adalah pola hidup yang
berulang-ulang setiap hari, seperti siklus tidur atau bangun pada makhluk hidup
.
3.
Mekanisme bergerak ada 3, yaitu:
·
Kinetis
Kinetis
adalah suatu perubahan acak (random) dalam kecepatan dan atau arah dari suatu
organisme sebagai respons terhadap stimulus.
·
Taksis
Taksis
sangat spesifik, berhubungan langsung sebagai akibat adanya suatu stimulus.
Pergerakan organisme (keseluruhan) dapat kea rah stimulus maupun menjauhi
stimulus.
·
Kelompok (Group)
Pergerakan
secara berkelompok yang terjadi pada banyak hewan dikenal dengan istilah
migrasi.
4. Komunikasi hewan adalah semua perpindahan informasi pada bagian
dari salah satu hewan yang memiliki efek pada perilaku sekarang atau
masa depan dari hewan lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell,
Neil A. dkk.2004. Biologi Jilid III(ed.5).
Jakarta : Erlangga
Maksun. 2005. Determinan Perilaku. http://matsum.blogspot.com/2008/05/determinan-perilaku.html ( Diakses Pada 27
September 2015)
Santrock, John W. 2002. Life-Span Development. Dallas.: University of Texas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar