Jumat, 22 September 2017

TINGKAH LAKU HEWAN : PERILAKU HEWAN KARENA BELAJAR

http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS3oHm2MSnWYp1hUKmJ-QJOAEkGros3H0Tn_ehY-HSvIvNQ0H8QW7Yxyuyf

                                                                                


MAKALAH TINGKAH LAKU HEWAN
PERILAKU HEWAN KARENA BELAJAR







Disusun Oleh:
Kelompok 2

1.      Cici Rizky Yonanda (120210103016)
2.      Yuridatul Imamah    (120210103091)


                                   





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Perilaku adalah tindakan atau aksi yang mengubah hubungan antara organisme dan lingkungannya. Perilaku dapat terjadi akibat stimulus dari luar. Reseptor diperlukan unutk mendekati stimulus, saraf diperlukan untuk mengkoordinasikan respond dan efektor untuk melaksanakan aksi. Perilaku dapat juga terjadi karena adanya stimulus dari dalam, misalnya rasa lapar, memberikan motivasi akan aksi yang akan diambil bila makanan benar-benar terlihat atau tercium. Umunya perilaku suatu organisme merupakan gabungan stimulus dari dalam dan luar.
Seringkali suatu perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis (perilaku bawaan lahir atau innate behavior), dan karena akibat proses belajar atau pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan. Pada perkembangan ekologi perilaku terjadi perdebatan antara pendapat yang menyatakan bahwa perilaku yang terdapat pada suatu organisme merupakan pengaruh alami atau karena akibat hasil asuhan  atau pemeliharaan, hal ini merupakan perdebatan yang terus berlangsung. Dari berbagai hasil kajian, diketahui bahwa terjadinya suatu perilaku disebabkan oleh keduanya, yaitu genetis dan lingkungan (proses belajar), sehingga terjadi suatu perkembangan sifat.

1.2   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1.    Bagaimana perilaku hewan karena adanya proses belajar dan macam-macamnya?
2.    Apa yang dimaksud dengan Habituasi?
3.    Apa yang dimaksud dengan Imprinting?
4.    Apa yang dimaksud dengan Assosiasi Learning?
5.    Apa yang dimaksud dengan Imitasi?
6.    Apa yang dimaksud dengan Inovasi?

1.3   Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun beberapa tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1.    Untuk mengetahui perilaku hewan karena belajar.
2.    Untuk mengetahui tentang Habituasi sebagai perilaku hewan karena belajar.
3.    Untuk mengetahui tentang Imprinting sebagai perilaku hewan karena belajar.
4.    Untuk mengetahui tentang Assosiasi Learning sebagai perilaku hewan karena belajar.
5.    Untuk mengetahui tentang Imitasi sebagai perilaku hewan karena belajar.
6.    Untuk mengetahui tentang Inovasi sebagai perilaku hewan karena belajar.





BAB 2. PEMBAHASAN

2.1   Perilaku Akibat proses Belajar
Perilaku merupakan suatu adaptasi agar makhluk hidup tetap bertahan hidup pada lingkungan tertentu. Perilaku individual adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh otot atau kelenjar di bawah kendali sistem saraf sebagai respon terhadap suatu rangsangan. Contohnya perilaku hewan ini antara lain yaitu hewan yang menggunakan otot-otot di dada dan kerongkongannya untuk berkicau, atau melepaskan bau tertentu untuk menandai teritorinya. Perilaku adalah bagian esensial pemerolehan nutrien untuk pencernaan dan pencarian pasangan untuk reproduksi seksual. Selrain itu juga turut berperan dalam homeostasis, misalnya lebah madu berdempetan untuk menghasilkan atau mengonservasi panas (Campbell dkk, 2008:295).
Menurut Alcock (1979), bila mengamati tingkah laku, maka terdapat dua pengertian, yaitu proksimat dan ultimat. Proksimat merupakan mekanisme yang berkaitan dengan stimulus lingkungan atau penyebab tingkah laku yang secara langsung berasal dari dalam tubuhnya. Stimulus yang muncul dapat mengakibatkan perubahan hormon atau neural yang menstimulasi tingkah laku, yang berhubungan dengan produksi seperti kicauan burung dan pembuatan sarang. Sedangkan ultimat merupakan perilaku yang berasal dari dalam hewan itu sendiri karena faktor genetik yang terbentuk melalui gen tertentu karena hewan harus mempertahankan hidupnya. Lebih jelas mengenai perilaku hewan ini, dipelajari dalam cabang ilmu etologi. Etologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku hewan dalam kondisi alami.
Proses belajar seringkali diidentifikasi sebagai suatu upaya untuk mendapatkan informasi dari adanya interaksi, atau perilaku yang memang telah ada pada organism (hewan) dan cenderung memberikan pengertian dari suatu upaya coba-coba. Kita ketahui bahwa perilaku di pengaruhi factor genetik, sehingga organism (hewan) dapat memiliki hubungan dengan individu lain, dan juga dapat berhubungan dengan lingkungan. Sebagai contoh, kelulus hidupan dari suatu spesies karena mampu berkembang biak, tetapi dalam proses tersebut terlibat pula seleksi alamiah yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan organisme (hewan) tersebut.
Belajar adalah suatu perubahan dalam perilaku yang merupakan hasil dari pengalaman. Table 5.1 dibawah ini menunjukkan berbagai bentuk dari belajar yang menghasilkan jenis-jenis perilaku.

Tipe Belajar
Karakteristik
Habituasi
Hilang atau timbulnya respons kepada stimulus setelah pengulangan suatu perlakuan
Imprinting
Pada kehidupan hewan, belajar yang tidak dapat diulang dan terbatas pada suatu periode keritis tertentu, sering kali dihasilkan dengan adanya hubungan kuat antara induk dan keturunannya
Asosiasi
Perubahan perilaku yang diakibatkan dari suatu hubungan antara satu perilaku dengan system hukuman dan hadiah; dalam hal ini termasuk kondisi klasik dan belajar dengan mencoba-coba (trial and error)
Imitasi
Perilaku yang diakibatkan karena adanya proses pengamatan dan meniru individu lain
Inovasi
Perilaku yang timbul dan berkembang karena terjadi respons terhadap suatu keadaan yang baru, tanpa mencoba-coba atau imitasi; dikatakan juga sebagai problem solving


2.2  Habituasi (habituation)
Habitasi adalah suatu bentuk belajar yang paling sederhana, akan terjadi jika stimulus yang tidak berbahaya didapat oleh organisme (hewan) secra berulang-ulang, setelah terjadi stimulus tersebut maka organisme (hewan) akan mengabaikannya. Habitusi akan dihasilkan setelah organisme (hewan) belajar, sehingga akan kehilangan respons bila stimulus dilakukan berulang-ulang dan tidak membahayakan dirinya.
Contoh perilaku ini misalnya anda menyentuh atau memukul secara perlahan seekor anjing pada bagian belakangnya (ekor), maka ia akan menoleh ke belakang, bila anda memukul dengan berulang kali, maka anjing tersebut tidak akan menghiraukannya atau tidak akan menoleh. Akakn tetapi hal menarik akan terjadi bila anda memukul perlahan dibagian lain, atau anda memukl perlahan setelah beberapa hari, anjing akan memberikan respons kembali. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa respons dasar pada prinsipnnya tidak hilang, tetapi untuk sementara waktu termodifikasi karena belajar (Belsky, 1988).

2.3 Imprinting
Adalah suatu pengenalan terhadap satu objek seperti induk, hal tersebut terjadi pada suatu periode kritis sesaat setelah lahir. Contohnya sekelompok angsa yang baru lahir anda beri makan atau angsa-angsa tersebut melihat suatu objek yang memberinya makan, maka anak-anak angsa tersebut akan menganggap anda atau objek tersebut sebagai induknya dan akan terus mengikuti anda atau objek. Walaupun anak-anak angsa tersebut melihat induknya yang benar, mereka akan mengabaikannya dan terus menganggap bahwa objek atau anda adalah induknya. Contoh tersebut adalah hasil percobaan Konrad Lorenz yang mendapatkan hadiah Nobel karena kajian tersebut ( Ervika, 2000).
Perilaku imprinting dan FAP akan terjadi pada makhluk hidup walaupun stimulus yang diterimanya bukanlah yang alamiah. Misalnya induk burung akan memberi makan pada boneka anak burung yang membuka mulut pada sarangnya. Anak-anak angsa akan mengikuti boneka angsa dewasa yang diberi makan di belakangnya.

2.4  Asosiasi atau Pengkondisian (Associative Learning)
Definisi asosiasi atau pengkondisian adalah perilaku yang disebabkan oleh suatu hasil dari suatu respons terhadap kondisi-kondisi tertentu, baik kondisi tersebut diketahui atau tidak. Kondisi penyebab prilaku tersebut dikatakan pula sebagai stimulus. Respons adalah sesuatu yang di produksi atau dihasilkan karena adanya stimulus. Perilaku ini dapat dibagi menjadi:
A.    Pengkondisian Klasik (Classical Conditioning) atau Perilaku Asosiatif.
Contoh yang paling banyak digunakan adalah hasil percobaan Ivan Pavlov (ahli fisiologi perilaku dari Rusia) yang menggunakan bel untuk anjing. Bila bel berbunyi, anjing tersebut diberi makan, sebelum menyantap makanannya, anjing tersebut mengeluarkan saliva. Beberapa saat setelah itu, walaupun tidak ada makanan, sesaat setelah mendengar bunyi bel yang sama, anjing tersebut tetap mengeluarkan salivanya.
https://explorable.com/images/classical-conditioning.jpg
B.     Pengkondisian Operant (Operant Conditioning)
Perilaku ini lebih merupakn hasil kondisi yang disebut mencoba-coba atau “trial and error”. Semakin dekat individu mendapatkan respon dengan adanya stimulus positif, maka induvidu tersebut akan semakin mudah mengulang keberhasilan respon yang dilakukan. Perilaku ini termasuk dalam melatih seekor hewan. Dapat juga terjadi pada seekor hewan yang semakin lama semakin sedikit mengeluarkan energinya untuk mendaptkan makanan. Perilaku ini sering kali dijumpai pula pada hewan yang tidak akan mengulangi perbuatannya karena ternyata perbuuatan tersebut dapat membahayakan dirinya (Crain, 2007).

2.5 Imitasi
Berbagai jenis hewan dapat melakukan perilaku sebagai akibat dari pengamatan dan meniru hewan lainnya. Perilaku tipe ini banyak dipelajari pada burung, akan tetapi perilaku imitasi terbatas oleh suatu periode kritis tertentu. Banyak hewan predator, termasuk kucing, anjing dan serigala kelihatannya belajar dasar taktik berburu dengan mengamati dan menirukan induknya. Pada beberapa kasus, factor genetis dan mencoba-coba dalam tipe belajar ini memegang peran penting.

2.6 Inovasi atau “Problem Solving” atau “Insight Learning”
Inovasi atau disebut juga “reasoning” adalah suatu kemampuan untuk merespons sesuatu terhadap keadaan baru dan dilakukan dengan tepat. Perilaku tipe ini terjadi pada proses belajar dan merupakan perilaku yang memiliki kualitas tinggi pada organisme (hewan). Perilaku ini berhubungan dengan kemampuan organisme (hewan) untuk melakukan pendekatan terhadap suatu situasi yang baru dan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi. Intinya, setiap organisme (hewan dan juga manusia) dapat memiliki perilaku tertentu atau bertindak untuk melakukan sesuatu dengan alasan tertentu atau berfikir. Subjek dari inovasi adalah penyelesaian masalah, sehingga tipe perilaku ini sering pula diberi istilah “problem solving” (Santrock, 2002).



BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
  • Habituasi adalah hilang atau timbulnya respons kepada stimulus setelah pengulangan suatu perlakuan
  • Imprinting adalah belajar yang tidak dapat diulang dan terbatas pada suatu periode keritis tertentu, sering kali dihasilkan dengan adanya hubungan kuat antara induk dan keturunannya
  • Asosiasi adalah perubahan perilaku yang diakibatkan dari suatu hubungan antara satu perilaku dengan system hukuman dan hadiah; dalam hal ini termasuk kondisi klasik dan belajar dengan mencoba-coba (trial and error)
  • Imitasi adalah perilaku yang diakibatkan karena adanya proses pengamatan dan meniru individu lain
  • Inovasi adalah perilaku yang timbul dan berkembang karena terjadi respons terhadap suatu keadaan yang baru, tanpa mencoba-coba atau imitasi, dikatakan juga sebagai problem solving

3.2 Saran
            Setelah kita belajar mengenai perilaku hewan, diharapkan kita lebih mengenal hewan dengan lebih baik lagi apalagi bagi kita yang memiliki hewan peliharaan sehingga hewan bisa hidup lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Alcock, J.  1979. Animal Behaviour, an Evolutionariy Approach 2nd Edition. Massachusetts: Sinauer Associates, Inc.

Belsky, J. (Ed). 1988. Infancy, Childhood and adollescene. Clinical Implication of Attachment. Lawrence Erlbaum Associate

Campbell, N. A. & Reece, J. B. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Terjemahan oleh Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Crain, William. 2007. Teori Perkembangan : Konsep dan Aplikasi. Pustaka Pelajar

Ervika, Eka. 2000. Kualitas Kelekatan dan Kemampuan Berempati pada Anak. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Santrock, John W. 2002. Life-Span Development. Dallas : University of Texas.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar