Kamis, 21 Mei 2015

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN : NUTRISI TANAMAN

Description: Description: UNEJ

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
NUTRISI TANAMAN













 













Oleh:
Zakyah
120210153086
A-International


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
I.                JUDUL:
Nutrisi Tanaman

II.             TUJUAN:
Mengetahui pengaruh makronutrien dalam pertumbuhan tanaman

III.           TINJAUAN PUSTAKA

Unsur hara merupakan zat essensial bagi tanaman yang menpengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisiologis tanaman. Unsur hara juga disebut unsur essensial karena setiap unsur hara tersebut harus ada dalam jumlah tertentu bagi tanaman. Unsur hara rerdiri atas dua macam berdasarkan kebutuhan tanaman akan unsur tersebut, yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro (Yusuf, 2009).
Tumbuhan memerlukan sejumlah nutrisi untuk menunjang hidup dan pertumbuhannya. Tumbuhan membutuhkan unsur makro dan mikro dalam jumlah tertentu yang bervariasi tergantung jenis dan tingkat kebutuhan aktivitas nya. Unsur hara mikro seng (Zn) tembaga (Cu) merupakan unsur hara mikro yang esensial. Tembaga (Cu) berfungsi sebagai aktifator untuk berbagai enzim, dan berperan dalam pembentukan klorofil. Seng (Zn) penting untuk metabolisme dalam tomat. Kandungan Pb dalam tumbuhan mempunyai batasan. Apabila banyak dalam tumbuhan maka akan menganggu pertumbuhan dan bersifat racun (Afrida, 2013).
Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak yaitu besar dari 500 ppm. Unsur hara makro terdiri dari Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S). sedangkan unsur hara mikro mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit atau kurang dari 100 ppm. Unsur hara mikro terdiri dari Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl) (Ardi, 2007). Di samping itu ada beberapa unsur mikro (logam non esensial) yang merupakan kelompok logam berat yang tidak mempunyai fungsi biologik bagi tubuh, bahkan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan keracunan (toksisitas), yaitu Pb, Hg, As, Cd dan Al (logam ringan) (Mulyaningsih, 2010).
Ketersediaan unsur hara di dalam tanah secara umum dibagi kepada dua, yaitu:
Ø  Bentuk senyawa kompleks yang sukar larut
Ø  Bentuk sederhana dan mudah tersedia bagi tanaman.
Bentuk kimia unsur hara dibagi kepada dua bentuk, yaitu :
Ø  Bentuk Organik, yaitu unsur hara yang terdapat dalam persenyawaan organik. Unsur C, H, O, N, P, S kebanyakan terdapat dalam bentuk ini.
Ø  Bentuk Anorganik. Bentuk ini umumnya terdiri atas tiga status, yaitu :
1.  Bentuk mineral
2.  Bentuk teradsorpsi, dan
3.  Bentuk tertukarkan atau bentuk larut (ion).
Setiap unsur tersebut memiliki fungsi tesendiri pada pertumbuhan dan perkembangan fisiologis tanaman. Kekurangan atau ketidaksediaan salah satu unsur hara maka akan terjadi gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan fisiologis tanaman tersebut. Hal ini disebabkan kerena setiap unsur memiliki fungsi tersendiri dalam proses metabolism tanaman, maka apabila salah satu fungsi tidak terpenuhi maka semua proses metabolism tanaman akan terganggu. (Wahono, 2011)
Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat terlihat dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang atau daun yang terhambat (kerdil) dan klorosis pada berbagai organ tanaman.
Gejala yang ditampakkan tanaman karena kekurangan suatu unsur hara dapat menjadi petunjuk kasar dari fungsi unsur hara yang bersangkutan. Pengetahuan tentang gejala kekurangan masing-masing unsur hara dapat digunakan oleh petani dalam menentukan jenis pupuk yang harus digunakan dan merupakan peringatan bagi petani untuk segera melakukan pemupukan agar tanaman dapat tumbuh normal kembali. Walaupun kekurangan unsur hara dapat menyebabkan gangguan pada fungsi dan pertumbuhan akar, gejala yang umum dilaporkan adalah gejala yang tampak pada bagian tajuk tanaman, karena gejala pada tajuk ini lebih mudah diamati dan memberikan manfaat praktis bagi petani.
Gejala kekurangan suatu unsur hara yang ditampakkan tanaman tidak selalu sama. Gejala tersebut dapat berbeda, tergantung spesies tanaman, tingkat keseriusan masalah, dan fase pertumbuhan tanaman. Di samping itu, tanaman dapat mengalami kekurangan dau unsur hara atau lebih pada saat yang bersamaan, sehingga gejala yang ditampakkan oleh tanaman menjadi lebih kompleks.
Pada dasarnya gejala kekurangan unsur hara tergantung pada 2 hal utama, yakni: [1] fungsi dari unsur hara tersebut dan [2] kemudahan unsur hara tersebut untuk ditranslokasikan dari daun tua ke daun muda. Kemudahan suatu unsur hara untuk ditranslokasikan tergantung pada solubilitas (kelarutan) dari bentuk kimia dari unsur tersebut di dalam jaringan tanaman dan kemudahannya untuk dapat masuk ke dalam pembuluh floem.(Benyamin. 2004)
Nitrogen (N) merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman termasuk kedelai, sebab nitrogen penyusun dari semua protein, asam nuklei serta protoplasma secara keseluruhan (Sarief, 1985). Menurut Harjadi (1997) ketersediaan unsur N pada tanaman dapat membantu pembentukan klorofil dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Nitrogen sangat diperlukan dalam pembentukan bagian – bagian vegetative seperti daun, batang dan akar. Apabila terlalu banyak akan menghambat pembungaan dan pembuahan tanaman kedelai (Sarief, 1985).
Apabila tanaman kekurangan unsur hara N maka tanaman akan mengalami kekerdilan, terbatasnya pertumbuhan akar, serta menguningnya dedauan tanaman yang ada. Menurut Irawan (2001), tanaman kekurangan unsur hara N dalam pertumbuhan tanaman akan kurus, tidak segar (warna hijau muda) daun tua berubah kuning, buah tumbuhan kerdil dan mempercepat waktu pemasakan buah walaupun belum waktunya. Pemberian pupuk nitrogen pada tanaman kedelai sebagai starter untuk mensuplai kebutuhan nitrogen bagi tanaman muda sampai terbentuk bintil akar melalui mekanisme simbiosis dengan bakteri Rhizobium japanicum memfiksasi nitrogen bebas dari udara untuk pertumbuhan tanaman (Suprapto, 1991).
Fosfor (P) merupakan ortho – fosfat yang memegang peranan penting dalam kebanyakan reaksi enzim pada fosforilase. Fosfor merupakan bagian dari inti sel (sangat penting dalam pembelahan sel) serta perkembangan jaringan meristem. Fosfor dapat merangsang pertumbuhan perakaran dan tanaman, mempercepat pembungaan, mempercepat pemasakan biji serta penyusun lemak dan protein (Sarief, 1985).
Unsur hara P dapat mendukung peristiwa pembelahan sel, pembelahan albumin, merangsang pertumbuhan akar halus dan akar serabut serta merangsang peningkatan kualitas hasil tanaman dan memperkuat batang tanaman agar tidak mudah roboh. Unsur fosfor diperlukan tanaman kedelai dalam jumlah banyak. Menurut Suprapto (1991) hara fosfor diserap oleh tanaman sepanjang masa pertumbuhannya.
Unsur kalium (K) merupakan salah satu unsur utama yang diperlukan tanaman dan sangat mempengaruhi tingkat produksi tanaman. Kalium sangat peting dalam proses metabolisme dalam tanaman yaitu sintesis asam amino, karbohidrat dan protein dari ion – ion ammonium. Menurut Russel (1973) dalam Sarief (1985) kalium penting dalam proses fotosintesis sebab apabila terjadi kekurangan kalium dalam daun maka kecepatan asimilasi karbondioksida akan menurun. Kalium berperan dalam pembentukan penggerasan bagian kayu tanaman, meningkatkan resistensi terhadap penyakit dan meningkatkan kualitas buah. Unsur hara K berperan dalam fotosintesis karena secara langsung meningkatkan pertumbuhan dan indeks luas daun, dan juga mningkatkan asimilasi CO2 serta meningkatkan translokasi hasil fotosintesis keluar daun (Hanum,2008). Kalium adalah hara utama dari ketiga unsur setelah N dan P. Kalium memiliki electron valensi satu dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium termasuk unsur hara yang mobile dalam tanaman baik dalam sel tanaman, jaringan tanaman, maupun dalam xylem tanaman dan floem tanaman. Kalium banyak terdapat pada sitoplasma dan berperan dalam mengatur turgor sel yang berkaitan dengan konsentrasi K dalam vakuola juga menjadikan tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit serta kekeringan (Rosmarkam dan Yuwono,2002).  Kekurangan K menyebabkan system translokasi yang lemah, memperlambat pembentukan pati, pembukaan stomata, perkembangan akar, organisasi sel yang tidak baik dan hilangnya permeabilitas sel (Gardner et al, 1991). Kelebihan unsur hara K pada tanaman akan menyebabkan timbulnya bintik nekrotik kecil antara urat daun dengan pucuk dan tepi daun yang terbakar pada daun-daun yang lebih tua (Gardner et al.1990).
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume dan jumlah sel yang mengakibatkan bertambah besarnya organisme. Pertambahan jumlah sel terjadi karena adanya pembelahan mitosis, dan bersifat irreversiabel artinya organisme yang tumbuh tidak akan kembali ke bentuk semula. Pertambahan jumlah sel terjadi karena adanya pembelahan mitosis (Istamar, 2003). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor-faktor yang terdapat dalam tubuh organisme, seperti sifat genetika yang ada dalam gen dan hormon yang merangsang pertumbuhan.
Perkembangan adalah suatu proses kemajuan yang terjadi secara berangsur-angsur dari kompleksitas rendah ke kompleksitas tinggi dan terjadi diferensiasi. Perkembangan dapat dinyatakan melalui berbagai cara, mulai dari bagian tertentu suatu tanaman sampai jumlah total perkembangan tanaman. Pada tanaman, aktifitas perkembangan yang vital ini banyak tumpang tindih (Champbell, 2002). Pertumbuhan apikal pada  ujung akar dan ujung batang mendahului morfogenesis dan diferensiasi. Tetapi pembesaran batang terjadi oleh karena pembesaran sel – sel setelah morfogenesis dan diferensiasi berlangsung.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah faktor dari dari dalam maupun faktor dari luar. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah faktor intern dan ekstern (Salisbury dan Cleon, 2002). Faktor dari dalam (intern)  yaitu faktor yang terdapat pada tanaman itu sendiri berupa hormon – hormon dan faktor dari luar (ekstern) yaitu faktor lingkungan hidup tumbuhan tersebut. Faktor intern meliputi zat dan hormon tumbuh yang berperan penting  dalam proses perrtumbuhan. Hormon adalah suatu senyawa yang dihasilkan oleh salah satu bagian tubuh dan kemudian diangkut ke bagian tubuh yang lain, dimana hormon tersebut akan memicu respon – respon di dalam sel dan jaringan sasaran. Hormon, berpengaruh dalam proses pembelahan sel dan pemanjangan sel untuk proses pertumbuhan (Yandaru, 2001)  . Secara umum hormon mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuh dengan cara ,mempengaruhi pembelahan, pemanjangan, dan diferensiasi sel. Hormon tumbuhan meliputi auksin, sitokinin, giberelin, asam absisat, dan etilen  (Champbell, 2002). Hormon auksin berfungsi pada pemanjangan dan diferensiasi sel. Hormon sitokinin berfungsi sebagai pertumbuhan, perkembangan dan pembungaan. Hormon giberalin berfungsi pada pertumbuhan, pemanjangan dan perkecambahan. Asam absisat berfungsi untuk stomata. Sedang hormon etilen berfungsi dalam pematangan buah.
Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yaitu intensitas cahaya, air, nutrisi, suhu atau kelembaban, dan oksigen. Peran nutrisi adalah sebagai penunjang pertumbuhan dan perkembangan. Cahaya sangat berpengaruh karena dengan adanya cahaya dapat melakukan fotosintesis. Perkembangan sangat dipengaruhi oleh lingkungan yaitu cahaya (Salisbury dan Cleon, 2002). Oksigen pada pertumbuhan dan perkembangan merupakan bahan utama untuk respirasi. Air berfungsi untuk perkecambahan biji dan menjaga kelembaban media (Salisbury dan Cleon, 2002).

IV.           METODOLOGI PRAKTIKUM

4.1 Alat:

1.     Toples ukuran 1,8 L yang telah dicat hitam
2.     Kertas warna hitam
3.     Sumbat botol dari sterofoam yang sudah berlubang tiga
4.     Gelas ukur
5.     pH meter
6.     Kapas
7.     Kertas label

4.2 Bahan:
1.     Kecambah kacang hijau umur 7 hari
2.     Air destilasi
3.     Larutan baku unsur-unsur hara


4.3    Prosedur Kerja


 


























 
VI.           PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini mengenai Nutrisi pada tanaman yang mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh makronutrien dalam pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh nutrisi yang terkandung dalam tanah yang dibutuhkan untuk melangsungkan pertumbuhan. Nutrisi tumbuhan dibedakan menjadi 2 yakni makronutrient dan micronutrient. Makronutrient dari 9 unsur hara makro seperti nitrogen, fosfat, kalium, karbon, hidrogen, kalsium, magnesium, sulfur, oksigen serta 7 unsur hara mikro meliputi tembaga, besi, zinc, boron, molibden, klor, mangan.
Langkah pertama yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah d engan cara menyiapkan botol yang akan digunakan sebagai wadah larutan baku yang sudah di cat dengan warna hitam. Tujuan pengecatan warna hitam ini dikarenakan untuk mencegah tumbuhnya jamur pada botol yang akan digunakan. Warna hitam merupakan warna yang menyerap warna dengan baik sehingga temperature botol akan lebih panasa dan tidak lembab sehingga jamur susah tumbuh didalam botol dan pertumbuhan jamur tidak akan menganggu variabel yang telah ditentukan. Setelah botol siap, kemudian disiapkan 3 tanaman kacang hijau pada setiap botolnya. Tumbuhan kacang hijau yang digunakan adalah tumbuhan yang mempunyai tinggi yang sama, kemudian larutan baku ditambahkan kedalam botol hingga mencapai leher botol. Kemudian, menyiapkan tutup botol dari sterofoam yang telah diberi 3 lubang untuk masing-masing kacang hijau. Dan diukur tinggi dari kacang hijau tersebut. Pada saat memasukkan kacang hijau kedalam lubang sterofoam dilakukan dengan hati-hati dan ditambahkan dengan kapas untuk mencegah kacang hijau agar tidak tercelup semua bagian tumbuhannya. Setelah kacang hijau sudah tertanam dalam tutup sterofoam dengan baik  kemudian tutup sterofoam diletakkan pada bagian atas botol yang telah diberi larutan induk yang berbeda-beda untuk setiap perlakuan yang berbeda. Setelah itu, larutan induk diperiksa pHnya menggunakan pH meter dan diletakkan pada tempat yang terdapat cahaya matahari. Pengamatan dilakukan dalam 4 minggu. Namun karena terdapat beberapa kegagalan, pengamatan hanya dilakukan pada minggu ke-0 dan minggu ke-1. Setelah satu minggu keadaan kecambah diperiksa dan dicatat gejala-gejala yang tidak normal pada tumbuhan tersebut. Pada minggu kedua mengukur panjang tanaman dan panjang akar, serta di rata-rata diantara keduanya.pada akhir minggu minggu keempat mengukur kembali panjang rata-rata akar dan bantang kemudia diukur juga Ph dari larutan baku.
Selanjutnya setelah melakukan pengamatan, diperoleh data sebagai berikut:
Pada perlakuan A1, A2, dan A3 yaitu menggunakan komposisi larutan FeEDTA, dengan setiap larutan mengandung 5mg Fe. Dari grafik diatas terlihat bahwa larutan FeEDTA memicu pertumbuhan batang pada perlakuan A1 dan A2, sedangkan pada perlakuan A3 terlihat bahwa FeEDTA menghambat pertumbuhan batang, terlihat pada grafik bahwa dari minggu ke-0 ke minggu pertama hasilnya menurun. Pada perlakuan A3, hasil tersbut tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pada kondisi nutrisi yan diberikan lengkap pertumbuhan yang dihasilkan akan seimbang dan lebih cepat untuk tumbuh dibandingkan dengan tumbuhan yang kekurangan nutrisi. Kesalahan tersebut dikarenakan kesalahan paralaks yang dilakukan pada saat percobaan, yakni tidak memeriksa jumlah larutan baku setiap hari dan memberi cahaya yang cukup saat pengamatan sehingga hasil yang didapatkan akan sesuai denan teori. Sedangkan untuk perlakuan A1 dan A2, hasil tersebut sesuai dengan teori karena dengan komposisi larutan FeEDTA batang tumbuhan kacang hijau mengalami peningkatan pertumbuhan dari minggu ke-0 ke minggu pertama.




Pada perlakuan B1, B2, dan B3 yaitu menggunakan komposisi larutan FeCl3, dengan setiap larutan mengandung 5mg Fe. Dari grafik diatas terlihat bahwa larutan FeCl3 memicu pertumbuhan batang pada perlakuan B2 dan B3, sedangkan pada perlakuan B1 terlihat bahwa FeCl3 menghambat pertumbuhan batang, terlihat pada grafik bahwa dari minggu ke-0 ke minggu pertama hasilnya menurun. Pada perlakuan A1, hasil tersbut tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pada kondisi nutrisi yan diberikan lengkap pertumbuhan yang dihasilkan akan seimbang dan lebih cepat untuk tumbuh dibandingkan dengan tumbuhan yang kekurangan nutrisi. Kesalahan tersebut dikarenakan kesalahan paralaks yang dilakukan pada saat percobaan, yakni tidak memeriksa jumlah larutan baku setiap hari dan memberi cahaya yang cukup saat pengamatan sehingga hasil yang didapatkan akan sesuai denan teori. Sedangkan untuk perlakuan B2 dan B3, hasil tersebut sesuai dengan teori karena dengan komposisi larutan FeCl3 batang tumbuhan kacang hijau mengalami peningkatan pertumbuhan dari minggu ke-0 ke minggu pertama.




Pada perlakuan C1, C2, dan C3 yaitu menggunakan larutan yang kekurangan Kalsium. Dari grafik diatas terlihat bahwa kalsium memicu pertumbuhan batang pada perlakuan C1 dan C2, sedangkan pada perlakuan C3 terlihat bahwa kalsium menghambat pertumbuhan batang, terlihat pada grafik bahwa dari minggu ke-0 ke minggu pertama hasilnya stabil. Pada perlakuan C3, hasil tersbut tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pada kondisi nutrisi yang kekurangan salah unsur nutrien tersebut pertumbuhan yang dihasilkan akan menurun dan tidak cepat tumbuh dibandingkan dengan tumbuhan yang mempunyai komposisi nutrisi lengkap. Kesalahan tersebut dikarenakan kesalahan paralaks yang dilakukan pada saat percobaan, yakni tidak memeriksa jumlah larutan baku setiap hari dan memberi cahaya yang cukup saat pengamatan sehingga hasil yang didapatkan akan sesuai denan teori. Sedangkan untuk perlakuan C3, hasil tersebut sesuai dengan teori karena dengan kekurangan kalsium, batang tumbuhan kacang hijau mengalami penurunan atau tidak tumbuh dari minggu ke-0 ke minggu pertama.


Pada perlakuan D1, D2, dan D3 yaitu menggunakan larutan yang kekurangan Sulfur. Dari grafik diatas terlihat bahwa sulfur memicu pertumbuhan batang pada perlakuan D2 dan D3, sedangkan pada perlakuan D1 terlihat bahwa sulfur menghambat pertumbuhan batang, terlihat pada grafik bahwa dari minggu ke-0 ke minggu pertama hasilnya menunjukkan penurunan. Pada perlakuan D2 dan D3, hasil tersbut tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pada kondisi nutrisi yang kekurangan salah unsur nutrien tersebut pertumbuhan yang dihasilkan akan menurun dan tidak cepat tumbuh dibandingkan dengan tumbuhan yang mempunyai komposisi nutrisi lengkap. Kesalahan tersebut dikarenakan kesalahan paralaks yang dilakukan pada saat percobaan, yakni tidak memeriksa jumlah larutan baku setiap hari dan memberi cahaya yang cukup saat pengamatan sehingga hasil yang didapatkan akan sesuai denan teori. Sedangkan untuk perlakuan D1, hasil tersebut sesuai dengan teori karena dengan kekurangan sulfur, batang tumbuhan kacang hijau mengalami penurunan atau tidak tumbuh dari minggu ke-0 ke minggu pertama.

Pada perlakuan E1, E2, dan E3 yaitu menggunakan larutan yang kekurangan Magnesium. Dari grafik diatas terlihat bahwa magnesium memicu pertumbuhan batang pada semua perlakuan baik E1, E2 maupun E3. Pada perlakuan tersebut, hasil tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pada kondisi nutrisi yang kekurangan salah unsur nutrien tersebut pertumbuhan yang dihasilkan akan menurun dan tidak cepat tumbuh dibandingkan dengan tumbuhan yang mempunyai komposisi nutrisi lengkap. Kesalahan tersebut dikarenakan kesalahan paralaks yang dilakukan pada saat percobaan, yakni tidak memeriksa jumlah larutan baku setiap hari dan memberi cahaya yang cukup saat pengamatan sehingga hasil yang didapatkan akan sesuai denan teori.
Pada perlakuan F1, F2, dan F3 yaitu menggunakan larutan yang kekurangan Kalium. Dari grafik diatas terlihat bahwa magnesium memicu pertumbuhan batang pada semua perlakuan baik F1, F2 maupun F3. Pada perlakuan tersebut, hasil tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pada kondisi nutrisi yang kekurangan salah unsur nutrien tersebut pertumbuhan yang dihasilkan akan menurun dan tidak cepat tumbuh dibandingkan dengan tumbuhan yang mempunyai komposisi nutrisi lengkap. Kesalahan tersebut dikarenakan kesalahan paralaks yang dilakukan pada saat percobaan, yakni tidak memeriksa jumlah larutan baku setiap hari dan memberi cahaya yang cukup saat pengamatan sehingga hasil yang didapatkan akan sesuai denan teori.



Pada perlakuan G1, G2, dan G3 yaitu menggunakan larutan yang kekurangan Nitrogen. Dari grafik diatas terlihat bahwa Nitrogen memicu pertumbuhan batang pada semua perlakuan baik G1, G2 maupun G3. Pada perlakuan tersebut, hasil tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pada kondisi nutrisi yang kekurangan salah unsur nutrien tersebut pertumbuhan yang dihasilkan akan menurun dan tidak cepat tumbuh dibandingkan dengan tumbuhan yang mempunyai komposisi nutrisi lengkap. Kesalahan tersebut dikarenakan kesalahan paralaks yang dilakukan pada saat percobaan, yakni tidak memeriksa jumlah larutan baku setiap hari dan memberi cahaya yang cukup saat pengamatan sehingga hasil yang didapatkan akan sesuai denan teori.

Pada perlakuan H1, H2, dan H3 yaitu menggunakan larutan yang kekurangan Fosfor. Dari grafik diatas terlihat bahwa sulfur memicu pertumbuhan batang pada perlakuan H1, sedangkan pada perlakuan H2 terlihat bahwa sulfur menghambat pertumbuhan batang, terlihat pada grafik bahwa dari minggu ke-0 ke minggu pertama hasilnya menunjukkan penurunan. Pada perlakuan H1, hasil tersbut tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pada kondisi nutrisi yang kekurangan salah unsur nutrien tersebut pertumbuhan yang dihasilkan akan menurun dan tidak cepat tumbuh dibandingkan dengan tumbuhan yang mempunyai komposisi nutrisi lengkap. Kesalahan tersebut dikarenakan kesalahan paralaks yang dilakukan pada saat percobaan, yakni tidak memeriksa jumlah larutan baku setiap hari dan memberi cahaya yang cukup saat pengamatan sehingga hasil yang didapatkan akan sesuai denan teori. Sedangkan untuk perlakuan H2, hasil tersebut sesuai dengan teori karena dengan kekurangan sulfur, batang tumbuhan kacang hijau mengalami penurunan atau tidak tumbuh dari minggu ke-0 ke minggu pertama.
Macam – Macam Unsur Hara Makro
1)     Hidrogen (H)
Tanaman bersamaan dengan air dengan bantuan cahaya biru dari cahaya matahari maka unsur H akan lepas dari H2O, melalui sitem yang disebut hidrolisis. Hydrogen ini juga berfungsi sebagai salah satu bahan untuk membuat karbohidrat (C6H12O6), dimana karbihidrat merupakan sumber energy berikutnya bagi tanaman, yaitu penghasil ATP melalui system glikolisis. Keberadaan unsur hydrogen bagi tanaman tergantung jumlah air yang ada di dalam tanah. Air sangat penting bagi tanaman selain penghasil hydrogen, air juga berperan sebagai pelarut zat hara di dalam tanah sehingga tanaman bisa menyerap zat hara tersebut. Kekurangan air maka akan menyebabkan kelayuan bagi tanaman bahkan kematian bagi tanaman. Hal ini disebabkan fotosintesis terganggu karena sumber energinya tidak ada dan zat hara tidak bisa diserap tanaman karena zat hara tidak dalam bentuk terlarut atau berbentuk ion-ion.
2) Carbon ( C )
Sebagai bahan pembangun bahan organic di absorpsinoleh tanaman dalam bentuk CO2, diatas permukaan tanah terdapat 0,053 – 0,28%, diatas daun sekitar 0,04 – 0,067%, satu meter diatas tanah sekitar 0,07%,  diserap oleh tanaman dalam bentuk O2.
3) Oksigen ( O2 )
Terdapat dalam bahan organic sebagai atom dan sebagai bahan pembangun. Diambil tanaman dalam bentuk CO2, sumber tidak terbatas dan diperlukan dalam proses pernafasan.
3) Nitrogen (N)
Fungsi Nitrogen :
Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri. Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman. Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun. Diserap oleh tanaman dalam bentuk NH4+ dan NO3-.
Kekurangan unsur hara Nitrogen dapat menyebabkan: Warna daun hijau agak kekuning-kuningan. Pertumbuhan tanaman lambat atau kerdil. Perkembangan buah tidak setabil,seringkali masak sebelum waktunya. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian bawah terus ke bagian atas.
Kelebihan unsur hara Nitrogen (N) dapat menyebabkan: Warna daun terlalu hijau. Tanaman rimbun dengan daun. Proses pembuangan menjadi lama.  Adenium bakal bersifat sekulen karena mengandung banyak air. Hal itu menyebebkan rentan serangan cendawan dan penyakit , dan mudah roboh. Produksi bunga menurun.
4) Pospor ( P )
 Fungsi Pospor ( P ) adalah untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman. Merangsang pembungaan dan pembuahan. Merangsang pertumbuhan akar. Merangsang pembentukan biji. Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel. diserap oleh tanaman dalam bentuk H2PO4-, HPO4= dan PO43-.
Kekurangan unsur hara Fosfor (P) dapat meyebabkan: Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun. Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning. Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-kerdil, nampak jelek dan lekas matang.
Kelebihan unsur hara Fosfor (P) dapat menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (Fe) , tembaga(Cu) , dan seng(Zn) terganggu. Tumbuhan kerdil. Warna daun berubah menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung-ujung daun.
5) Kalium ( K )
Fungsi Kalium ( K ) yaitu dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air. Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit.  diserap oleh tanaman dalam bentuk K+.
6) Calsium ( Ca )
Fungsi Calsium ( Ca ) adalah untuk menyusun klorofil. Dibutuhkan enzim untuk metabolis karbohidrat, serta mempergiat sel meristem. Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji. Mencegah rontok bunga dan buah. Memperkuat batang. diserap oleh tanaman dalam bentuk Ca++
7) Magnesium ( Mg )
Fungsi Magnesium ( Mg ) Merupakan penyusun utama khlorofil yang menentukan laju fotosintesa / pembentukan karbohidrat. Berfungsi untuk transportasi fosfat. Menciptakan warna hijau pada daun. Berperan dalam pembentukan buah. diserap oleh tanaman dalam bentuk Mg++
8) Sulfur ( S )
Fungsi Sulfur ( S ) adalah Pembentukan asam amino dan pertumbuhan tunas serta membantu pembentukan bintil akar tanaman.  Pertumbuhan anakan pada tanaman. Berperan dalam pembentukan klorofil serta meningkatkan ketahanan terhadap
jamur. Membentuk senyawa minyak yang menghasilkan aroma dan juga aktifator
enzim membentuk papain. diserap oleh tanaman dalam bentuk SO4--

Macam – Macam Unsur Hara Mikro
1) Ferrit / Besi (Fe)
Fungsi Ferrit / Besi ( Fe ) adalah Untuk pembentukan klorofil. Berperan pada proses-proses fisiologis tanaman seperti proses pernapasan. Sebagai aktifator dalam proses biokimia didalam tanaman, dan pembentuk beberapa enzim. diserap oleh tanaman dalam bentuk Fe++ dan Fe+++
2) Mangan ( Mn )
Fungsi Mangan ( Mn ): Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi. diserap oleh tanaman dalam bentuk Mn++
3) Cupprum / Tembaga ( Cu )
Cupprum / Tembaga ( Cu ) Diperlukan dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid oxydase, Lacosa, Butirid Coenzim A. Dehidrosenam.  Berperan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil). diserap oleh tanaman dalam bentuk Cu++
4) Zincum / Seng ( Zn )
Zincum / Seng ( Zn ) Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong  perkembangan pertumbuhan. Berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis. Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah. diserap oleh tanaman dalam bentuk Zn++
      5) Boron ( B )
Boron ( B ) berfungsi mengangkut karbohidrat kedalam tubuh tanaman dan menghisap unsur kalsium. Berfungsi dalam perkembangan bagian-bagian tanaman untuk tumbuh aktif. Pada tanaman penghasil  biji unsur ini berpengaruh terhadap pembagian sel. Menaikkan mutu tanaman sayuran dan tanaman buah. diserap oleh tanaman dalam bentuk BO33- dan HBO3=
6) Chlor ( Cl )
Fungsi Chlor ( Cl ) adalah memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman. seperti, tembakau, kapas, kentang dan tanaman sayuran. Sebagai pemindah hara tanaman. Meningkatkan osmose sel. Mencegah kehilangan air yang tidak seimbang. diserap oleh tanaman dalam bentuk Cl-
7) Molibdenum ( Mo )
Molibdenum ( Mo ) berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa. Sebagai katalisator dalam mereduksi N. Sebagai kofaktor pada beberapa enzim penting untuk membangun asam amino. Mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase. diserapmoleh tanaman dalam bentuk MoO=

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, sudah jelas terlihat bahwa komposisi nutrisi yang paling bagus untuk tumbuhan yaitu pada nutrisi dengan komposisi lengkap, yaitu FeEDTA dan FeCl3 . Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, salah satunya, yaitu faktor nutrisi. Nutrisi terdiri atas unsur-unsur atau senyawa-senyawa kimia sebagai sumber energi dan sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Nutrisi umumnya diambil dari dalam tanah dalam bentuk ion dan kation, sebagian lagi diambil dari udara. Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak disebut unsur makro (C, H, O, N, P, K, S, Ca, Fe, Mg). Adapun unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur  mikro (B, Mn, Mo, Zn, Cu, Cl). Jika salah satu kebutuhan unsur-unsur tersebut tidak terpenuhi, akan mengakibatkan kekurangan unsur yang disebut defisiensi. Defisiensi mengakibatkan  pertumbuhan menjadi terhambat. Jika di dalam tanah terdapat sedikit unsur hara seperti kekurangan nitrogen, maka pertumbuhan akar akan lebih cepat atau lebih besar, sedangkan pertumbuhan tajuknya menjadi terhambat atau kecil. Sebaliknya jika di dalam tanah kaya nitrogen maka pertumbuhan tajuk akan lebih cepat daripada pertumbuhan akarnya. Dengan demikian terdapat hubungan erat antara pertumbuhan akar dan tajuk tanaman. Akar berfungsi untuk menyerap air tanah dan tajuk berfungsi untuk melakukan sintesis senyawa organik (makanan).


VII.         PENUTUP
7.1  Kesimpulan
Setiap tanaman menyerap unsur hara dalam jumlah yang berbeda – beda. Tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk ion, baik yang bersifat positif maupun negative.Unsur hara makro terdiri dari 9 macam unsur seperti C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S. Unsur hara mikro terdiri dari 7 macam unsur seperti Fe, Cu, Mn, Mo, B, Zn, dan Cl.
Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman dapat mengakibatkan tanaman mengalami pertumbuhan yang abnormal, begitu juga apabila tanaman mengalami kelebihan unsur hara.

7.2 Saran
Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya para  praktikan benar – benar memperhatikan semua bahan yang akan digunakan untuk praktikum. Mulai dari pemilihan benih-benih yang akan ditanam dan cara pemeliharaannya sehingga benih-benih tersebut dapat tumbuh dengan baik. Dan dalam pengukuran harus dilakukan dengan teliti dan cermat sehingga data yang dihasilkan lebih akurat.




DAFTAR PUSTAKA

Benyamin. 2004. The Taxonomy of Educational Objectives. [online: http://www.humbotdt.edu/tha 1/bloom tax.html
Campbell, et. al. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga
Gardner et al., 1991 gardner, F. P., R. B. Pearce and R. L. Mitchell. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press. Jakarta.
Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. DPSMK. Depdiknas
Harjadi, W, 1997. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT.Gramedia, Jakarta
Irawan, B. 2007. Konversi Lahan Sawah : Potensi Dampak, Pola Pemanfaatnnya, dan Faktor Determinan. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.
Istamar Syamsuri, dkk, 2004. Biologi Untuk SMA Kelas X Semester 1 . Jakarta:Erlangga.
Mulyaningsih, 2010. Analisis Unsur Toksik Dan Makro-Mikro Nutrien Dalam Bahan Makanan Dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron. Jurnal Iptek Nuklir Ganendra. Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir Batanvol. 13 No. 1. ISSN 1410-6957
Rosmarkam, A., Yuwono. 2002. Ilmu Keuburan Tanah. Yogyakarta : Kanisius.
Salisbury F.B. and Cleon W. Ross., 2002. Fisiologi Tumbuhan. Terjemahan         Diah L Lukman dan Sumaryono. Penerbit ITB, Bandung
Sarief, 1985. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung
Sitompul, S. M. Dan B. Guritno. 2004. Analisis Pertumbuhan Tanaman.                 UGM Press. Yogyakarta.
Suprapto, H.S., 1991. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya, Jakarta.
Wahono, Haikal. 2011. Identifikasi Gejala Defisiensi dan Kelebihan Unsur Hara Mikro Pada Tanaman.
Yandaru, Nurantini. 2001.Biologi. Jakarta. Erlangga
Yuli Afrida Yanti, Indrawati, Refilda, 2013. Penentuan Kandungan Unsur Hara Mikro (Zn, Cu, Dan Pb)  Didalam Kompos Yang Dibuat Dari Sampah Tanaman  Pekarangan Dan Aplikasinya Pada Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum Mill). Jurnal Kimia Unand. Laboratorium Kimia Lingkungan, Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Andalas. ISSN No. 2303-3401. Volume 2 Nomor 1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar