LAPORAN
PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
NUTRISI
TANAMAN
Oleh:
Zakyah
120210153086
A-International
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
I.
JUDUL:
Nutrisi Tanaman
II.
TUJUAN:
Mengetahui pengaruh makronutrien dalam pertumbuhan tanaman
III.
TINJAUAN
PUSTAKA
Unsur hara merupakan zat essensial
bagi tanaman yang menpengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisiologis tanaman.
Unsur hara juga disebut unsur essensial karena setiap unsur hara tersebut harus
ada dalam jumlah tertentu bagi tanaman. Unsur hara rerdiri atas dua macam
berdasarkan kebutuhan tanaman akan unsur tersebut, yaitu unsur hara makro dan unsur
hara mikro (Yusuf, 2009).
Tumbuhan memerlukan sejumlah nutrisi
untuk menunjang hidup dan pertumbuhannya. Tumbuhan membutuhkan unsur makro dan
mikro dalam jumlah tertentu yang bervariasi tergantung jenis dan tingkat
kebutuhan aktivitas nya. Unsur hara mikro seng (Zn) tembaga (Cu)
merupakan unsur hara mikro yang esensial.
Tembaga (Cu) berfungsi sebagai aktifator untuk berbagai enzim, dan berperan
dalam pembentukan klorofil. Seng (Zn) penting untuk metabolisme dalam tomat.
Kandungan Pb dalam tumbuhan mempunyai batasan. Apabila banyak dalam
tumbuhan maka akan menganggu pertumbuhan dan bersifat racun (Afrida, 2013).
Unsur hara makro adalah unsur hara
yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak yaitu besar dari 500 ppm. Unsur
hara makro terdiri dari Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N),
Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S). sedangkan unsur
hara mikro mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang
sedikit atau kurang dari 100 ppm. Unsur hara mikro terdiri dari Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor
(Cl) (Ardi, 2007). Di samping itu ada beberapa unsur mikro (logam non esensial)
yang merupakan kelompok logam berat yang tidak mempunyai fungsi biologik bagi
tubuh, bahkan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan keracunan (toksisitas),
yaitu Pb, Hg, As, Cd dan Al (logam ringan) (Mulyaningsih, 2010).
Ketersediaan
unsur hara di dalam tanah secara umum dibagi kepada dua, yaitu:
Ø Bentuk senyawa kompleks yang sukar larut
Ø Bentuk sederhana dan mudah tersedia bagi tanaman.
Bentuk kimia unsur hara
dibagi kepada dua bentuk, yaitu :
Ø Bentuk Organik, yaitu unsur hara yang terdapat dalam persenyawaan
organik. Unsur C, H, O, N, P, S kebanyakan terdapat dalam bentuk ini.
Ø Bentuk Anorganik. Bentuk ini umumnya terdiri atas tiga status, yaitu :
1.
Bentuk mineral
2.
Bentuk teradsorpsi, dan
3.
Bentuk tertukarkan atau bentuk larut (ion).
Setiap unsur
tersebut memiliki fungsi tesendiri pada pertumbuhan dan perkembangan fisiologis
tanaman. Kekurangan atau ketidaksediaan salah satu unsur hara maka akan terjadi
gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan fisiologis tanaman tersebut. Hal ini
disebabkan kerena setiap unsur memiliki fungsi tersendiri dalam proses
metabolism tanaman, maka apabila salah satu fungsi tidak terpenuhi maka semua
proses metabolism tanaman akan terganggu. (Wahono, 2011)
Jika ketersediaan unsur hara
esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman akan
terganggu metabolismenya yang secara visual dapat terlihat dari
penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini
dapat berupa pertumbuhan akar, batang atau daun yang terhambat (kerdil) dan
klorosis pada berbagai organ tanaman.
Gejala yang ditampakkan tanaman
karena kekurangan suatu unsur hara dapat menjadi petunjuk kasar dari fungsi unsur
hara yang bersangkutan. Pengetahuan tentang gejala kekurangan masing-masing
unsur hara dapat digunakan oleh petani dalam menentukan jenis pupuk yang harus
digunakan dan merupakan peringatan bagi petani untuk segera melakukan pemupukan
agar tanaman dapat tumbuh normal kembali. Walaupun kekurangan unsur hara dapat
menyebabkan gangguan pada fungsi dan pertumbuhan akar, gejala yang umum dilaporkan
adalah gejala yang tampak pada bagian tajuk tanaman, karena gejala pada tajuk
ini lebih mudah diamati dan memberikan manfaat praktis bagi petani.
Gejala kekurangan suatu unsur hara
yang ditampakkan tanaman tidak selalu sama. Gejala tersebut dapat berbeda,
tergantung spesies tanaman, tingkat keseriusan masalah, dan fase pertumbuhan
tanaman. Di samping itu, tanaman dapat mengalami kekurangan dau unsur hara atau
lebih pada saat yang bersamaan, sehingga gejala yang ditampakkan oleh tanaman
menjadi lebih kompleks.
Pada dasarnya gejala kekurangan
unsur hara tergantung pada 2 hal utama, yakni: [1] fungsi dari unsur hara
tersebut dan [2] kemudahan unsur hara tersebut untuk ditranslokasikan dari daun
tua ke daun muda. Kemudahan suatu unsur hara untuk ditranslokasikan tergantung
pada solubilitas (kelarutan) dari bentuk kimia dari unsur tersebut di dalam
jaringan tanaman dan kemudahannya untuk dapat masuk ke dalam pembuluh
floem.(Benyamin. 2004)
Nitrogen (N) merupakan unsur hara
utama bagi pertumbuhan tanaman termasuk kedelai, sebab nitrogen penyusun dari
semua protein, asam nuklei serta protoplasma secara keseluruhan (Sarief, 1985).
Menurut Harjadi (1997) ketersediaan unsur N pada tanaman dapat membantu
pembentukan klorofil dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Nitrogen
sangat diperlukan dalam pembentukan bagian – bagian vegetative seperti daun,
batang dan akar. Apabila terlalu banyak akan menghambat pembungaan dan
pembuahan tanaman kedelai (Sarief, 1985).
Apabila tanaman kekurangan unsur
hara N maka tanaman akan mengalami kekerdilan, terbatasnya pertumbuhan akar,
serta menguningnya dedauan tanaman yang ada. Menurut Irawan (2001), tanaman
kekurangan unsur hara N dalam pertumbuhan tanaman akan kurus, tidak segar
(warna hijau muda) daun tua berubah kuning, buah tumbuhan kerdil dan
mempercepat waktu pemasakan buah walaupun belum waktunya. Pemberian pupuk
nitrogen pada tanaman kedelai sebagai starter untuk mensuplai kebutuhan
nitrogen bagi tanaman muda sampai terbentuk bintil akar melalui mekanisme simbiosis
dengan bakteri Rhizobium japanicum memfiksasi nitrogen bebas dari udara untuk
pertumbuhan tanaman (Suprapto, 1991).
Fosfor (P) merupakan ortho – fosfat
yang memegang peranan penting dalam kebanyakan reaksi enzim pada fosforilase.
Fosfor merupakan bagian dari inti sel (sangat penting dalam pembelahan sel)
serta perkembangan jaringan meristem. Fosfor dapat merangsang pertumbuhan
perakaran dan tanaman, mempercepat pembungaan, mempercepat pemasakan biji serta
penyusun lemak dan protein (Sarief, 1985).
Unsur hara P dapat mendukung
peristiwa pembelahan sel, pembelahan albumin, merangsang pertumbuhan akar halus
dan akar serabut serta merangsang peningkatan kualitas hasil tanaman dan
memperkuat batang tanaman agar tidak mudah roboh. Unsur fosfor diperlukan tanaman
kedelai dalam jumlah banyak. Menurut Suprapto (1991) hara fosfor diserap oleh
tanaman sepanjang masa pertumbuhannya.
Unsur kalium (K) merupakan salah
satu unsur utama yang diperlukan tanaman dan sangat mempengaruhi tingkat
produksi tanaman. Kalium sangat peting dalam proses metabolisme dalam tanaman
yaitu sintesis asam amino, karbohidrat dan protein dari ion – ion ammonium.
Menurut Russel (1973) dalam Sarief (1985) kalium penting dalam proses
fotosintesis sebab apabila terjadi kekurangan kalium dalam daun maka kecepatan
asimilasi karbondioksida akan menurun. Kalium berperan dalam pembentukan
penggerasan bagian kayu tanaman, meningkatkan resistensi terhadap penyakit dan
meningkatkan kualitas buah. Unsur hara K berperan dalam fotosintesis karena
secara langsung meningkatkan pertumbuhan dan indeks luas daun, dan juga
mningkatkan asimilasi CO2 serta meningkatkan translokasi hasil fotosintesis
keluar daun (Hanum,2008). Kalium adalah hara utama dari ketiga unsur setelah N
dan P. Kalium memiliki electron valensi satu dan diserap dalam bentuk ion K+.
Kalium termasuk unsur hara yang mobile dalam tanaman baik dalam sel tanaman,
jaringan tanaman, maupun dalam xylem tanaman dan floem tanaman. Kalium banyak
terdapat pada sitoplasma dan berperan dalam mengatur turgor sel yang berkaitan
dengan konsentrasi K dalam vakuola juga menjadikan tanaman lebih tahan terhadap
hama dan penyakit serta kekeringan (Rosmarkam dan Yuwono,2002). Kekurangan K menyebabkan system translokasi
yang lemah, memperlambat pembentukan pati, pembukaan stomata, perkembangan
akar, organisasi sel yang tidak baik dan hilangnya permeabilitas sel (Gardner
et al, 1991). Kelebihan unsur hara K pada tanaman akan menyebabkan timbulnya
bintik nekrotik kecil antara urat daun dengan pucuk dan tepi daun yang terbakar
pada daun-daun yang lebih tua (Gardner et al.1990).
Pertumbuhan merupakan proses
pertambahan volume dan jumlah sel yang mengakibatkan bertambah besarnya
organisme. Pertambahan jumlah sel terjadi karena adanya pembelahan mitosis, dan
bersifat irreversiabel artinya organisme yang tumbuh tidak akan kembali ke
bentuk semula. Pertambahan jumlah sel terjadi karena adanya pembelahan mitosis
(Istamar, 2003). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara
faktor-faktor yang terdapat dalam tubuh organisme, seperti sifat genetika yang
ada dalam gen dan hormon yang merangsang pertumbuhan.
Perkembangan adalah suatu
proses kemajuan yang terjadi secara berangsur-angsur dari kompleksitas rendah
ke kompleksitas tinggi dan terjadi diferensiasi. Perkembangan dapat
dinyatakan melalui berbagai cara, mulai dari bagian tertentu suatu tanaman
sampai jumlah total perkembangan tanaman. Pada tanaman, aktifitas
perkembangan yang vital ini banyak tumpang tindih (Champbell, 2002).
Pertumbuhan apikal pada ujung akar dan ujung batang mendahului
morfogenesis dan diferensiasi. Tetapi pembesaran batang terjadi oleh karena
pembesaran sel – sel setelah morfogenesis dan diferensiasi berlangsung.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan dan Perkembangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan adalah faktor dari dari dalam maupun faktor dari
luar. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah
faktor intern dan ekstern (Salisbury dan Cleon, 2002). Faktor dari dalam
(intern) yaitu faktor yang terdapat pada tanaman itu sendiri berupa
hormon – hormon dan faktor dari luar (ekstern) yaitu faktor lingkungan hidup
tumbuhan tersebut. Faktor intern meliputi zat dan hormon tumbuh yang berperan
penting dalam proses perrtumbuhan. Hormon adalah suatu senyawa yang
dihasilkan oleh salah satu bagian tubuh dan kemudian diangkut ke bagian tubuh
yang lain, dimana hormon tersebut akan memicu respon – respon di dalam sel dan
jaringan sasaran. Hormon, berpengaruh dalam proses pembelahan sel dan
pemanjangan sel untuk proses pertumbuhan (Yandaru, 2001) . Secara umum
hormon mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuh dengan cara ,mempengaruhi
pembelahan, pemanjangan, dan diferensiasi sel. Hormon tumbuhan meliputi auksin,
sitokinin, giberelin, asam absisat, dan etilen (Champbell, 2002). Hormon
auksin berfungsi pada pemanjangan dan diferensiasi sel. Hormon sitokinin
berfungsi sebagai pertumbuhan, perkembangan dan pembungaan. Hormon giberalin
berfungsi pada pertumbuhan, pemanjangan dan perkecambahan. Asam absisat
berfungsi untuk stomata. Sedang hormon etilen berfungsi dalam pematangan buah.
Faktor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan yaitu intensitas cahaya, air, nutrisi, suhu atau
kelembaban, dan oksigen. Peran nutrisi adalah sebagai penunjang pertumbuhan dan
perkembangan. Cahaya sangat berpengaruh karena dengan adanya cahaya dapat
melakukan fotosintesis. Perkembangan sangat dipengaruhi oleh lingkungan yaitu
cahaya (Salisbury dan Cleon, 2002). Oksigen pada pertumbuhan dan perkembangan
merupakan bahan utama untuk respirasi. Air berfungsi untuk perkecambahan biji
dan menjaga kelembaban media (Salisbury dan Cleon, 2002).
IV.
METODOLOGI
PRAKTIKUM
4.1
Alat:
1.
Toples ukuran 1,8 L yang
telah dicat hitam
2.
Kertas warna hitam
3.
Sumbat botol dari sterofoam
yang sudah berlubang tiga
4.
Gelas ukur
5.
pH meter
6.
Kapas
7.
Kertas label
4.2
Bahan:
1.
Kecambah kacang hijau umur 7
hari
2.
Air destilasi
3.
Larutan baku unsur-unsur hara
4.3 Prosedur Kerja
VI.
PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini mengenai Nutrisi pada tanaman yang mempunyai tujuan untuk
mengetahui pengaruh makronutrien dalam pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan
tanaman dipengaruhi oleh nutrisi yang terkandung dalam tanah yang dibutuhkan
untuk melangsungkan pertumbuhan. Nutrisi tumbuhan dibedakan menjadi 2 yakni
makronutrient dan micronutrient. Makronutrient dari 9 unsur hara makro seperti
nitrogen, fosfat, kalium, karbon, hidrogen, kalsium, magnesium, sulfur, oksigen
serta 7 unsur hara mikro meliputi tembaga, besi, zinc, boron, molibden, klor,
mangan.
Langkah
pertama yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah d engan
cara menyiapkan botol yang akan digunakan sebagai wadah larutan baku yang sudah
di cat dengan warna hitam. Tujuan pengecatan warna hitam ini dikarenakan untuk
mencegah tumbuhnya jamur pada botol yang akan digunakan. Warna hitam merupakan
warna yang menyerap warna dengan baik sehingga temperature botol akan lebih
panasa dan tidak lembab sehingga jamur susah tumbuh didalam botol dan
pertumbuhan jamur tidak akan menganggu variabel yang telah ditentukan. Setelah
botol siap, kemudian disiapkan 3 tanaman kacang hijau pada setiap botolnya.
Tumbuhan kacang hijau yang digunakan adalah tumbuhan yang mempunyai tinggi yang
sama, kemudian larutan baku ditambahkan kedalam botol hingga mencapai leher
botol. Kemudian, menyiapkan tutup botol dari sterofoam yang telah diberi 3
lubang untuk masing-masing kacang hijau. Dan diukur tinggi dari kacang hijau
tersebut. Pada saat memasukkan kacang hijau kedalam lubang sterofoam dilakukan
dengan hati-hati dan ditambahkan dengan kapas untuk mencegah kacang hijau agar
tidak tercelup semua bagian tumbuhannya. Setelah kacang hijau sudah tertanam
dalam tutup sterofoam dengan baik
kemudian tutup sterofoam diletakkan pada bagian atas botol yang telah
diberi larutan induk yang berbeda-beda untuk setiap perlakuan yang berbeda.
Setelah itu, larutan induk diperiksa pHnya menggunakan pH meter dan diletakkan
pada tempat yang terdapat cahaya matahari. Pengamatan dilakukan dalam 4 minggu.
Namun karena terdapat beberapa kegagalan, pengamatan hanya dilakukan pada
minggu ke-0 dan minggu ke-1. Setelah satu minggu keadaan kecambah diperiksa dan
dicatat gejala-gejala yang tidak normal pada tumbuhan tersebut. Pada minggu
kedua mengukur panjang tanaman dan panjang akar, serta di rata-rata diantara
keduanya.pada akhir minggu minggu keempat mengukur kembali panjang rata-rata
akar dan bantang kemudia diukur juga Ph dari larutan baku.
Selanjutnya
setelah melakukan pengamatan, diperoleh data sebagai berikut:
Pada
perlakuan A1, A2, dan A3 yaitu menggunakan komposisi larutan FeEDTA, dengan
setiap larutan mengandung 5mg Fe. Dari grafik diatas terlihat bahwa larutan
FeEDTA memicu pertumbuhan batang pada perlakuan A1 dan A2, sedangkan pada
perlakuan A3 terlihat bahwa FeEDTA menghambat pertumbuhan batang, terlihat pada
grafik bahwa dari minggu ke-0 ke minggu pertama hasilnya menurun. Pada
perlakuan A3, hasil tersbut tidak sesuai dengan teori
yang menyebutkan bahwa pada kondisi nutrisi yan diberikan lengkap pertumbuhan
yang dihasilkan akan seimbang dan lebih cepat untuk tumbuh dibandingkan dengan
tumbuhan yang kekurangan nutrisi. Kesalahan tersebut dikarenakan kesalahan
paralaks yang dilakukan pada saat percobaan, yakni tidak memeriksa jumlah
larutan baku setiap hari dan memberi cahaya yang cukup saat pengamatan sehingga
hasil yang didapatkan akan sesuai denan teori. Sedangkan untuk perlakuan A1 dan
A2, hasil tersebut sesuai dengan teori karena dengan komposisi larutan FeEDTA
batang tumbuhan kacang hijau mengalami peningkatan pertumbuhan dari minggu ke-0
ke minggu pertama.
Pada
perlakuan B1, B2, dan B3 yaitu menggunakan komposisi larutan FeCl3,
dengan setiap larutan mengandung 5mg Fe. Dari grafik diatas terlihat bahwa
larutan FeCl3 memicu pertumbuhan batang pada perlakuan B2 dan B3,
sedangkan pada perlakuan B1 terlihat bahwa FeCl3 menghambat
pertumbuhan batang, terlihat pada grafik bahwa dari minggu ke-0 ke minggu
pertama hasilnya menurun. Pada perlakuan A1, hasil tersbut tidak
sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pada kondisi nutrisi yan diberikan
lengkap pertumbuhan yang dihasilkan akan seimbang dan lebih cepat untuk tumbuh
dibandingkan dengan tumbuhan yang kekurangan nutrisi. Kesalahan tersebut
dikarenakan kesalahan paralaks yang dilakukan pada saat percobaan, yakni tidak
memeriksa jumlah larutan baku setiap hari dan memberi cahaya yang cukup saat
pengamatan sehingga hasil yang didapatkan akan sesuai denan teori. Sedangkan
untuk perlakuan B2 dan B3, hasil tersebut sesuai dengan teori karena dengan
komposisi larutan FeCl3 batang tumbuhan kacang
hijau mengalami peningkatan pertumbuhan dari minggu ke-0 ke minggu pertama.
Pada
perlakuan C1, C2, dan C3 yaitu menggunakan larutan yang kekurangan Kalsium.
Dari grafik diatas terlihat bahwa kalsium memicu pertumbuhan batang pada
perlakuan C1 dan C2, sedangkan pada perlakuan C3 terlihat bahwa kalsium
menghambat pertumbuhan batang, terlihat pada grafik bahwa dari minggu ke-0 ke
minggu pertama hasilnya stabil. Pada perlakuan C3, hasil
tersbut tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pada kondisi nutrisi
yang kekurangan salah unsur nutrien tersebut pertumbuhan yang dihasilkan akan menurun
dan tidak cepat tumbuh dibandingkan dengan tumbuhan yang mempunyai komposisi
nutrisi lengkap. Kesalahan tersebut dikarenakan kesalahan paralaks yang
dilakukan pada saat percobaan, yakni tidak memeriksa jumlah larutan baku setiap
hari dan memberi cahaya yang cukup saat pengamatan sehingga hasil yang
didapatkan akan sesuai denan teori. Sedangkan untuk perlakuan C3, hasil
tersebut sesuai dengan teori karena dengan kekurangan kalsium, batang tumbuhan
kacang hijau mengalami penurunan atau tidak tumbuh dari minggu ke-0 ke minggu
pertama.
Pada
perlakuan D1, D2, dan D3 yaitu menggunakan larutan yang kekurangan Sulfur. Dari
grafik diatas terlihat bahwa sulfur memicu pertumbuhan batang pada perlakuan D2
dan D3, sedangkan pada perlakuan D1 terlihat bahwa sulfur menghambat
pertumbuhan batang, terlihat pada grafik bahwa dari minggu ke-0 ke minggu
pertama hasilnya menunjukkan penurunan. Pada perlakuan D2 dan D3, hasil
tersbut tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pada kondisi nutrisi
yang kekurangan salah unsur nutrien tersebut pertumbuhan yang dihasilkan akan
menurun dan tidak cepat tumbuh dibandingkan dengan tumbuhan yang mempunyai
komposisi nutrisi lengkap. Kesalahan tersebut dikarenakan kesalahan paralaks
yang dilakukan pada saat percobaan, yakni tidak memeriksa jumlah larutan baku
setiap hari dan memberi cahaya yang cukup saat pengamatan sehingga hasil yang
didapatkan akan sesuai denan teori. Sedangkan untuk perlakuan D1, hasil
tersebut sesuai dengan teori karena dengan kekurangan sulfur, batang tumbuhan
kacang hijau mengalami penurunan atau tidak tumbuh dari minggu ke-0 ke minggu
pertama.
Pada
perlakuan E1, E2, dan E3 yaitu menggunakan larutan yang kekurangan Magnesium.
Dari grafik diatas terlihat bahwa magnesium memicu pertumbuhan batang pada
semua perlakuan baik E1, E2 maupun E3. Pada perlakuan tersebut, hasil
tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pada kondisi nutrisi yang
kekurangan salah unsur nutrien tersebut pertumbuhan yang dihasilkan akan
menurun dan tidak cepat tumbuh dibandingkan dengan tumbuhan yang mempunyai
komposisi nutrisi lengkap. Kesalahan tersebut dikarenakan kesalahan paralaks yang
dilakukan pada saat percobaan, yakni tidak memeriksa jumlah larutan baku setiap
hari dan memberi cahaya yang cukup saat pengamatan sehingga hasil yang
didapatkan akan sesuai denan teori.
Pada
perlakuan F1, F2, dan F3 yaitu menggunakan larutan yang kekurangan Kalium. Dari
grafik diatas terlihat bahwa magnesium memicu pertumbuhan batang pada semua
perlakuan baik F1, F2 maupun F3. Pada perlakuan tersebut, hasil
tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pada kondisi nutrisi yang
kekurangan salah unsur nutrien tersebut pertumbuhan yang dihasilkan akan
menurun dan tidak cepat tumbuh dibandingkan dengan tumbuhan yang mempunyai
komposisi nutrisi lengkap. Kesalahan tersebut dikarenakan kesalahan paralaks
yang dilakukan pada saat percobaan, yakni tidak memeriksa jumlah larutan baku
setiap hari dan memberi cahaya yang cukup saat pengamatan sehingga hasil yang
didapatkan akan sesuai denan teori.
Pada
perlakuan G1, G2, dan G3 yaitu menggunakan larutan yang kekurangan Nitrogen.
Dari grafik diatas terlihat bahwa Nitrogen memicu pertumbuhan batang pada semua
perlakuan baik G1, G2 maupun G3. Pada perlakuan tersebut, hasil
tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pada kondisi nutrisi yang
kekurangan salah unsur nutrien tersebut pertumbuhan yang dihasilkan akan
menurun dan tidak cepat tumbuh dibandingkan dengan tumbuhan yang mempunyai
komposisi nutrisi lengkap. Kesalahan tersebut dikarenakan kesalahan paralaks
yang dilakukan pada saat percobaan, yakni tidak memeriksa jumlah larutan baku
setiap hari dan memberi cahaya yang cukup saat pengamatan sehingga hasil yang
didapatkan akan sesuai denan teori.
Pada
perlakuan H1, H2, dan H3 yaitu menggunakan larutan yang kekurangan Fosfor. Dari
grafik diatas terlihat bahwa sulfur memicu pertumbuhan batang pada perlakuan
H1, sedangkan pada perlakuan H2 terlihat bahwa sulfur menghambat pertumbuhan
batang, terlihat pada grafik bahwa dari minggu ke-0 ke minggu pertama hasilnya
menunjukkan penurunan. Pada perlakuan H1, hasil tersbut tidak sesuai
dengan teori yang menyebutkan bahwa pada kondisi nutrisi yang kekurangan salah
unsur nutrien tersebut pertumbuhan yang dihasilkan akan menurun dan tidak cepat
tumbuh dibandingkan dengan tumbuhan yang mempunyai komposisi nutrisi lengkap.
Kesalahan tersebut dikarenakan kesalahan paralaks yang dilakukan pada saat
percobaan, yakni tidak memeriksa jumlah larutan baku setiap hari dan memberi
cahaya yang cukup saat pengamatan sehingga hasil yang didapatkan akan sesuai
denan teori. Sedangkan untuk perlakuan H2, hasil tersebut sesuai dengan teori
karena dengan kekurangan sulfur, batang tumbuhan kacang hijau mengalami
penurunan atau tidak tumbuh dari minggu ke-0 ke minggu pertama.
Macam –
Macam Unsur Hara Makro
1)
Hidrogen (H)
Tanaman bersamaan dengan air dengan bantuan cahaya
biru dari cahaya matahari maka unsur H akan lepas dari H2O, melalui
sitem yang disebut hidrolisis. Hydrogen ini juga berfungsi sebagai salah satu
bahan untuk membuat karbohidrat (C6H12O6),
dimana karbihidrat merupakan sumber energy berikutnya bagi tanaman, yaitu
penghasil ATP melalui system glikolisis. Keberadaan unsur hydrogen bagi tanaman
tergantung jumlah air yang ada di dalam tanah. Air sangat penting bagi tanaman
selain penghasil hydrogen, air juga berperan sebagai pelarut zat hara di dalam
tanah sehingga tanaman bisa menyerap zat hara tersebut. Kekurangan air maka
akan menyebabkan kelayuan bagi tanaman bahkan kematian bagi tanaman. Hal ini
disebabkan fotosintesis terganggu karena sumber energinya tidak ada dan zat
hara tidak bisa diserap tanaman karena zat hara tidak dalam bentuk terlarut
atau berbentuk ion-ion.
2) Carbon ( C
)
Sebagai bahan pembangun
bahan organic di absorpsinoleh tanaman dalam bentuk CO2, diatas
permukaan tanah terdapat 0,053 – 0,28%, diatas daun sekitar 0,04 – 0,067%, satu meter diatas tanah sekitar 0,07%, diserap oleh tanaman dalam bentuk O2.
3) Oksigen ( O2 )
Terdapat dalam bahan organic
sebagai atom dan sebagai bahan pembangun. Diambil tanaman dalam bentuk CO2, sumber tidak terbatas dan
diperlukan dalam proses pernafasan.
3) Nitrogen (N)
Fungsi Nitrogen :
Merangsang pertumbuhan tanaman
secara keseluruhan.Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri. Berfungsi
untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman. Merangsang pertumbuhan
vegetatif ( warna hijau ) seperti daun. Diserap oleh tanaman dalam bentuk NH4+
dan NO3-.
Kekurangan
unsur hara Nitrogen dapat menyebabkan: Warna daun hijau agak
kekuning-kuningan. Pertumbuhan tanaman lambat atau kerdil. Perkembangan buah
tidak setabil,seringkali masak sebelum waktunya. Dapat menimbulkan daun penuh
dengan serat. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai
dari bagian bawah terus ke bagian atas.
Kelebihan
unsur hara Nitrogen (N) dapat menyebabkan: Warna daun terlalu hijau. Tanaman
rimbun dengan daun. Proses pembuangan menjadi lama. Adenium bakal
bersifat sekulen karena mengandung banyak air. Hal itu menyebebkan rentan
serangan cendawan dan penyakit , dan mudah roboh. Produksi bunga menurun.
4) Pospor (
P )
Fungsi Pospor ( P ) adalah untuk pengangkutan energi hasil metabolisme
dalam tanaman. Merangsang pembungaan dan pembuahan. Merangsang pertumbuhan
akar. Merangsang pembentukan biji. Merangsang pembelahan sel tanaman dan
memperbesar jaringan sel. diserap oleh tanaman dalam bentuk H2PO4-,
HPO4= dan PO43-.
Kekurangan unsur hara Fosfor
(P) dapat meyebabkan: Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan
daun. Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering
pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi
daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah
menjadi kuning. Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya
kerdil-kerdil, nampak jelek dan lekas matang.
Kelebihan unsur hara Fosfor
(P) dapat menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti
besi (Fe) , tembaga(Cu) , dan seng(Zn) terganggu. Tumbuhan kerdil. Warna daun
berubah menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung-ujung daun.
5) Kalium ( K )
Fungsi Kalium ( K ) yaitu dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim
dan mineral termasuk air. Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap
penyakit. diserap oleh tanaman dalam
bentuk K+.
6) Calsium (
Ca )
Fungsi Calsium ( Ca ) adalah untuk
menyusun klorofil. Dibutuhkan enzim untuk metabolis karbohidrat, serta
mempergiat sel meristem. Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang
pembentukan biji. Mencegah rontok bunga dan buah. Memperkuat batang. diserap
oleh tanaman dalam bentuk Ca++
7) Magnesium ( Mg )
Fungsi Magnesium ( Mg ) Merupakan
penyusun utama khlorofil yang menentukan laju fotosintesa / pembentukan
karbohidrat. Berfungsi untuk transportasi fosfat. Menciptakan warna hijau pada
daun. Berperan dalam pembentukan buah. diserap oleh tanaman dalam bentuk
Mg++
8) Sulfur ( S )
Fungsi Sulfur ( S ) adalah Pembentukan
asam amino dan pertumbuhan tunas serta membantu pembentukan bintil akar tanaman. Pertumbuhan
anakan pada tanaman. Berperan dalam pembentukan klorofil serta meningkatkan
ketahanan terhadap
jamur. Membentuk senyawa minyak yang menghasilkan aroma dan juga aktifator
enzim membentuk papain. diserap oleh tanaman dalam bentuk SO4--
jamur. Membentuk senyawa minyak yang menghasilkan aroma dan juga aktifator
enzim membentuk papain. diserap oleh tanaman dalam bentuk SO4--
Macam – Macam Unsur Hara Mikro
1) Ferrit /
Besi (Fe)
Fungsi Ferrit / Besi ( Fe ) adalah Untuk pembentukan
klorofil. Berperan pada proses-proses fisiologis tanaman seperti proses
pernapasan. Sebagai aktifator dalam proses biokimia didalam tanaman, dan
pembentuk beberapa enzim. diserap oleh tanaman dalam bentuk Fe++ dan
Fe+++
2) Mangan ( Mn )
Fungsi Mangan ( Mn ): Diperlukan
oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C. Berperan
penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua. Berperan
sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim. Berperan
sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi. diserap oleh tanaman
dalam bentuk Mn++
3) Cupprum / Tembaga ( Cu )
Cupprum / Tembaga ( Cu ) Diperlukan
dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid oxydase, Lacosa, Butirid Coenzim
A. Dehidrosenam. Berperan penting dalam pembentukan hijau daun
(khlorofil). diserap oleh tanaman dalam bentuk Cu++
4) Zincum / Seng ( Zn )
Zincum / Seng ( Zn ) Dalam jumlah
yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan. Berfungsi dalam
pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan
fisiologis. Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan
biji/buah. diserap oleh tanaman dalam bentuk Zn++
5) Boron ( B
)
Boron ( B ) berfungsi mengangkut
karbohidrat kedalam tubuh tanaman dan menghisap unsur kalsium. Berfungsi dalam perkembangan bagian-bagian
tanaman untuk tumbuh aktif. Pada tanaman penghasil biji unsur ini berpengaruh terhadap
pembagian sel. Menaikkan mutu tanaman sayuran dan tanaman buah. diserap oleh
tanaman dalam bentuk BO33- dan HBO3=
6) Chlor ( Cl )
Fungsi Chlor ( Cl ) adalah memperbaiki dan meninggikan
hasil kering dari tanaman. seperti, tembakau, kapas, kentang dan tanaman
sayuran. Sebagai pemindah hara tanaman. Meningkatkan osmose sel. Mencegah
kehilangan air yang tidak seimbang. diserap oleh tanaman dalam bentuk Cl-
7) Molibdenum ( Mo )
Molibdenum ( Mo ) berperan dalam mengikat
(fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa. Sebagai katalisator dalam mereduksi
N. Sebagai kofaktor pada beberapa enzim penting untuk membangun asam amino. Mengaktifkan enzim nitrogenase,
nitrat reduktase dan xantine oksidase. diserapmoleh tanaman dalam bentuk MoO=
Dari
hasil pengamatan yang dilakukan, sudah jelas terlihat bahwa komposisi nutrisi
yang paling bagus untuk tumbuhan yaitu pada nutrisi dengan komposisi lengkap,
yaitu FeEDTA dan FeCl3 . Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman, salah satunya, yaitu faktor nutrisi. Nutrisi
terdiri atas unsur-unsur atau senyawa-senyawa kimia sebagai sumber energi dan
sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama
pertumbuhan. Nutrisi umumnya diambil dari dalam tanah dalam bentuk ion dan
kation, sebagian lagi diambil dari udara. Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam
jumlah yang banyak disebut unsur makro (C, H, O, N, P, K, S, Ca, Fe, Mg).
Adapun unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur
mikro (B, Mn, Mo, Zn, Cu, Cl). Jika salah satu kebutuhan unsur-unsur tersebut
tidak terpenuhi, akan mengakibatkan kekurangan unsur yang disebut defisiensi.
Defisiensi mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat. Jika di dalam
tanah terdapat sedikit unsur hara seperti kekurangan nitrogen, maka pertumbuhan
akar akan lebih cepat atau lebih besar, sedangkan pertumbuhan tajuknya menjadi
terhambat atau kecil. Sebaliknya jika di dalam tanah kaya nitrogen maka
pertumbuhan tajuk akan lebih cepat daripada pertumbuhan akarnya. Dengan
demikian terdapat hubungan erat antara pertumbuhan akar dan tajuk tanaman. Akar
berfungsi untuk menyerap air tanah dan tajuk berfungsi untuk melakukan sintesis
senyawa organik (makanan).
VII.
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Setiap tanaman menyerap unsur hara
dalam jumlah yang berbeda – beda. Tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk ion,
baik yang bersifat positif maupun negative.Unsur hara makro terdiri dari 9
macam unsur seperti C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S. Unsur hara mikro terdiri
dari 7 macam unsur seperti Fe, Cu, Mn, Mo, B, Zn, dan Cl.
Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman dapat
mengakibatkan tanaman mengalami pertumbuhan yang abnormal, begitu juga apabila
tanaman mengalami kelebihan unsur hara.
7.2 Saran
Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya para praktikan benar – benar
memperhatikan semua bahan yang akan digunakan untuk praktikum. Mulai dari
pemilihan benih-benih yang akan ditanam dan cara pemeliharaannya sehingga
benih-benih tersebut dapat tumbuh dengan baik. Dan dalam pengukuran harus
dilakukan dengan teliti dan cermat sehingga data yang dihasilkan lebih akurat.
DAFTAR
PUSTAKA
Benyamin.
2004. The Taxonomy of Educational
Objectives. [online: http://www.humbotdt.edu/tha 1/bloom tax.html
Campbell, et. al. 2002.
Biologi. Jakarta: Erlangga
Gardner et al., 1991 gardner, F. P., R. B.
Pearce and R. L. Mitchell. Fisiologi
Tanaman Budidaya. UI Press. Jakarta.
Hanum,
C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. DPSMK. Depdiknas
Harjadi,
W, 1997. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT.Gramedia, Jakarta
Irawan, B. 2007. Konversi Lahan Sawah : Potensi Dampak, Pola
Pemanfaatnnya, dan Faktor Determinan. Bogor : Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.
Istamar
Syamsuri, dkk, 2004. Biologi Untuk SMA
Kelas X Semester 1 . Jakarta:Erlangga.
Mulyaningsih, 2010. Analisis Unsur Toksik Dan Makro-Mikro Nutrien Dalam
Bahan Makanan Dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron. Jurnal Iptek
Nuklir Ganendra. Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir Batanvol. 13
No. 1. ISSN 1410-6957
Rosmarkam, A., Yuwono. 2002. Ilmu Keuburan Tanah.
Yogyakarta : Kanisius.
Salisbury
F.B. and Cleon W. Ross., 2002. Fisiologi
Tumbuhan. Terjemahan Diah L
Lukman dan Sumaryono. Penerbit ITB, Bandung
Sarief,
1985. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka
Buana. Bandung
Sitompul,
S. M. Dan B. Guritno. 2004. Analisis
Pertumbuhan Tanaman.
UGM Press. Yogyakarta.
Suprapto,
H.S., 1991. Bertanam Kedelai. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Wahono,
Haikal. 2011. Identifikasi Gejala
Defisiensi dan Kelebihan Unsur Hara Mikro Pada Tanaman.
Yandaru, Nurantini.
2001.Biologi. Jakarta. Erlangga
Yuli Afrida Yanti, Indrawati, Refilda, 2013. Penentuan
Kandungan Unsur Hara Mikro (Zn, Cu, Dan Pb) Didalam Kompos Yang Dibuat Dari Sampah Tanaman
Pekarangan Dan Aplikasinya Pada Tanaman Tomat
(Solanum Lycopersicum Mill). Jurnal Kimia Unand. Laboratorium Kimia
Lingkungan, Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Andalas. ISSN No. 2303-3401. Volume 2 Nomor 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar