Kamis, 21 Mei 2015

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN: PEMBUKTIAN AIR TANAH MELALUI BERKAS PENGANGKUT


LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
PEMBUKTIAN AIR TANAH MELALUI BERKAS PENGANGKUT










Oleh:
ZAKYAH
12021015308
A-International





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
      I.          JUDUL
Pembuktian air tanah melewati berkas pengangkut
   II.          TUJUAN
Untuk membuktikan bahwa air tanah masuk kedalam tumbuhan melalui berkas pengangkut
 III.          DASAR TEORI
Sebatang tumbuhan yang tumbuh di tanah dapat dibayangkan sebagai dua buah sistem percabangan, satu di bawah dan satu di atas permukaan tanah. Kedua sistem ini dihubungkan oleh sebuah sumbu utama yang sebagian besar terdapat di atas tanah. Sistem yang berada di dalam tanah terdiri atas akar yang bercabang-cabang menempati hemisfer tanah yang besar. Akar-akar terkecil terutama yang menempati bagian luar hemisfer tersebut. Meskipun air merupakan penyusun utama tubuh tumbuhan namun sebagian besar air yang diserap akan dilepaskan kembali ke atmosfer dan hanya sebagian kecil yang digunakan untuk proses metabolisme dan mengatur turgor sel. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan terjadi melalui proses transpirasi dan gutasi (Soedirokoesoemo, 1993).
Kemampuan tanaman untuk memasok air ke daun-daunnya sangat erat berhubungan dengan kelangsungan hidup. Pasokan air ke daun tergantung pada mempertahankan kolom air utuh dalam xilem dari akar ke tunas. Karena jalur ini hidrolik berada di bawah tekanan, itu adalah rentan terhadap kerusakan melalui induksi emboli udara (kavitasi). Meskipun fisiologis manfaat dari ketahanan terhadap air-stres akibat kavitasi xilem untuk toleransi kekeringan (Maherali, 2004).
Di dalam tanaman air diangkut terutama melalui xilem, sebuah jaringan yang mengandung jaringan saluran (dinding sel-sel mati) saling berhubungan melalui membran berpori. Sebuah konsekuensi dari teori kohesi-ketegangan adalah bahwa transportasi air dalam xilem harus dilakukan pada tekanan jauh lebih rendah daripada atmosfer (yakni di bawah tekanan). Namun, pada suhu ambien (sekitar 20 ยบ C) air cair pada tekanan di bawah 2,3 kPa adalah  termodinamika tidak stabil. Sebagai tekanan xilem menjadi semakin negatif, suatu titik di mana akhirnya mencapai air menguap (kavitasi) dan saluran yang terkena diisi dengan pesawat dari jaringan sekitarnya (emboli) (Martinez, 2004).
Air diperlukan dalam jumlah besar oleh tanaman hidup. Air merupakan bagian terbesar tubuh tanaman yang aktif mengadakan metabolisme. Fungsi air bagi tanaman :
1)     menjadi penyusun utama protoplasma
2)     menjadi pelarut bagi zat hara yang diperlukan tanaman
3)     menjadi alat transport untuk memindahkan zat hara
4)     menjadi medium berlangsungnya reaksi metabolism
5)     menjadi bahan dasar-dasar untuk reaksi biokimia
6)     mengatur turgor sel (untuk pembentangan dinding sel)
7)     untuk mempertahankan temperature yang seragam diseluruh tubuh
8)     alat gerak misalnya pada pulvinus tangkai daun
(Imam Mudakir, 2004)
Air di dalam sel berada dalam bentuk bebas dan terikat. Keterikatan air itu mungkn karena terikat pada ion atau molekul polar, terikat dengan ikatan H pada molekul lain, terikat pada koloid (plasma protein atau dinding sel), atau terikat secara kapiler. Apabila tumbuhan kekurangan air, air bebaslah yang terutama hilang terlebih dahulu. Air bebas di dalam sel terutama terdapat di dalam vakuola sebagai cairan encer. Sebagai larutan ar di dalam mempunyai potensial air lebih kecil dan nol. Besarnya potensial air larutan cairan sel dipengaruhi oleh temperature, adanya bahan lain, adanya imbiban (zat yang mampu mengadakan imbibisi), dan adanya atau tegangan (tekanan hidrostatik) (Imam Mudakir, 2004).
Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat keseluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat rendah, penyerapan air dan zat hara terlarut didalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem. Sebagian besar unsur hara dibutuhkan tanaman, diserap dari larutan tanah melalui akar, kecuali karbon dan oksigen yang diserap dari udara oleh daun. Penyerapan unsur hara secara umum lebih lambat dibandingkan dengan penyerapan air oleh akar tanaman. (Dwidjoseputro,1994).
Apabila air dan ion mineral memasuki xilem, keduanya diangkut kesemua bagian tumbuh-tumbuhan. Pengangkutan tidak perlu cepat, tetapi mekanisme yang digunakan itu harus dapat mengangkut bahan-bahan pada jarak yang jauh karena xilem mengandung dua jenis unsur penyalur yaitu vesel dan trakeid. Vesel menyediakan jalan terbaik karena vesel itu membentuk saluran selanjar yang berongga penuh dari akar hingga ke daun. Garam-garam mineral dari air tanah dan keduanya diabsorbsi oleh akar. Mineral-mineral itu diabsorbsi dan diakumulasikan dari xilem diserap ke akar dan didistribusikan ketanaman dengan cara transportasi, jadi transpirasi sangat efisien dalam transportasi dan distribusi zat hara dari akar ke daun. Mekanisme pengangkutan terdiri atas pengangkutan ekstravaskuler dan intravaskuler. Pengangkutan yang dilakukan diluar berkas pembuluh, sehingga disebut sebaga imekanisme pengangkutan ekstravaskuler. Namun, jika air dan mineral diserap oleh akar, selanjutnya diangkut dalam berkas pembuluh yaitu pada pembuluh kayu(xilem), proses pengangkutan disebut pengangkutan vaskuler. Air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui epidermisakar, menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian mengalir naik kepembuluh xilem sampai pucuk tumbuhan (Dwidjoseputro, 1994).
Berkas pengangkut dijumpai pada tulang daun, terdiri atas xilem di bagian adaksial dan floem di sebelah abaksial, dengan kambium terletak diantaranya. Berkas pengangkut yang demikian ini termasuk tipe kolateral terbuka. Pada epidermis adaksial maupun abaksial dijumpai derivt epidermis berupa stomata, sedang trikoma hanya dijumpai pada epidermis abaksial (Darmanti, 2009)
Sistem jaringan vaskular melaksanakan transport material jarak jauh antara sistem akar dan sistem tunas. Kedua tipe jaringan vaskular adalah xilem dan floem. Xilem mengantarkan air dan mineral terlarut ke atas dari akar menuju tunas. Floem mentransport gula, yang merupakan produk fotosintesis, dari tempat pembuatannya (biasanya daun) ketempat yang membutuhkan, biasanya akar dan tempat-tempat pertumbuhan, seperti daun dan buah yang sedang berkembang (Campbell, 2005)
Xilem dan floem dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel yang hidup yang disebut dengan perisikel. Jaringan vaskuler dan parisikel mebentuk suatu tabung yang disebut stele. Disebelah luar stele terdapat sel-sel endodermis, pada bagian dinding transversalnya dean juga pada dinding radialnya terdapat suberin yang menebal, dikenal dengan pita kaspari.
Suberin mempunyai sifat yang tidak dapat ditembus air, lapisan luar indodermis terdapat beberapa lapisan sel  korteks yang bersifat permeabel, sehingga besar kemungkinan air dari permukaan akan bergerak menuju pembuluh xilem melalui dinding sel korteks tersenut (Lakitan, 1995).
Untuk menjelaskan aliran air melalui akar, "model komposit" diusulkan, yang mempertimbangkan anatomi akar dan dua jalur, satu non selektif (apoplastic) dan satu selektif (simplastic). Seperti yang disarankan oleh model ini, aliran air utama tergantung dengan tingkat transpirasi: untuk tingkat transpirasi tinggi aliran air melewati jalur apoplastic dengan gradien hidrostatik sebagai kekuatan pendorong, dengan resistansi rendah, sedangkan pada non transpirasi mengalir air bergerak melalui sel-sel oleh gradien osmotik, melalui simplast, yang memiliki ketahanan yang lebih tinggi, karena air bergerak melalui lapisan lipid ganda membran sel (Ruggiero, 2014)
a.     Pengangkutan Ekstravaskuler
Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas diantara ruang antar sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan melalui 2 mekanisme, yaitu apoplas dan simplas.
1.     Pengangkutan Apoplas
Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian takhidup dari akar tumbuhan, yaitu dinding sel dan ruang antar sel. air masukdengan cara difusi, aliran air secara apoplas tidak tidak dapat terus mencapaixilem karena terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki penebalan dindingsel dari suberin dan lignin yang dikenal sebagai pita kaspari. Dengan demikian,pengangkutan air secara apoplas pada bagian korteks dan stele menjadi terpisah
2.     Pengangkutan Simplas
Pada pengangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, airdan mineral yang terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang lain melalui plasmodesmata. Sistem pengangkutan ini menyebabkan air dapat mencapai bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas adalah sel - sel bulu akar menuju sel - sel korteks, endodermis, perisikel, dan xilem. dari sini , air dan garam mineral siap diangkut keatas menuju batang dan daun
b.     Pengangkutan melalui berkas pengangkutan (pengangkutan intravaskuler)
Setelah melewati sel - sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke pembuluh kayu (xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari akar menuju batang sampai ke daun. Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel - sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel - sel penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea xilem
(Loveless, A. R., 1991).
Unsur hara dapat kontak dengan permukaan akar melalui 3 cara, yakni difusi dalam larutan tanah, secara pasif terbawa oleh aliran air tanah, dan karena akar tumbuh kearah posisi hara tersebut, setelah berada pada permukaan akar, unsur hara tersebut dapat diserap oleh tanaman. Ketersediaan hara pada suatu titik tetap dalam tanah, dimana penyerapan oleh akar melibatkan pergerakan ion dari tanah kepermukaan akar karena akar-akar menyebar dalam tanah bahkan pada suatu horizon yang padat tidak akan menempati lebih dari 10 % ruangannya. Air dan garam mineral akan diangkut kedaun melalui xilem, komponen utama penyusun xilem adalah trakea dan trakeid, trakea merupakan sel mati karena tidak mempunyai sitoplasma, sel trakeid merupakan sel dasr penyusun xilem, yang terdiri dari sel memanjang yang mengandung lignin (Dwidjoseputro,1994).
Sel pengalir floem terdiri dari  sel tiup tapis yang berbaris suatu sudut kesudut lainnya dengan plat tapis menjadi sempadanya. Sitoplasma menjulur hingga keplat tapis sel-sel yang berdampingan untuk membentuk sistem tiup tapis selanjar yang menjulur dari akar kedaun, begitu pula sebaliknya. Penyerapan air dan zat hara yang terlarut didalam tanaman dilakukan oleh pembuluh pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem dimana pengangkutan unsur-unsur anorganik dari tanah kedaun itu terutama lewat xilem dan organik melewati floem.Sistem kerja xilem hanya dapat memfokuskan energi yang hanya dapat mentransportasikan unsur dalam tanaman ketas sehingga dapat memfokuskan energi yang dimilikinya untuk mengangkut unsur hara tersebut (Dwidjoseputro,1994).


 IV.          METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Alat dan Bahan
Alat:
§  Labu Erlenmeyer
§  Mikroskop
§  Kaca benda dan kaca penutup
§  Stopwatch
§  Pisau silet
§  Tempat air (bak)

Bahan:
§  Batang tumbuhan pacar air berwarna terang
§  Eosin / pewarna
§  Air jernih
4.2 Cara Kerja
Mengisi labu erlenmeyer dengan eosin (larutan eosin sedikit pekat)

Memotong batang tumbuhan dalam air, memasukkan ke dalam labu erlenmeyer
Memotong melintang batang tumbuhan pacar air, meletakkannya di atas kaca benda dan menutup dengan kaca penutup kemudian mengamati di bawah mikroskop serta mengambil gambarnya
Mengamati yang terjadi dan mencatat waktunya (perubahan warna pada batang dan rangka pada daun)
 







                                                                                                                                      
Membuat irisan melintang batang yang sudah berubah warna, mengamati di bawah mikroskop

Membandingkan warna batang, cabang dan rangka daun sebelum dan sesudah percobaan

 





Menghitung kecepatan (cm/det) eosin yang merambat dari ujung cabang ke rangka daun

           








V.          HASIL PENGAMATAN
Kelompok
Waktu (menit)
Jarak Total Tanaman (cm)
Jarak Eosin Melalui Pembuluh (cm)
1
5
22,8
3,2
10
13,4
2
5
27,7
9,8
10
24,2
3
5
24
15
10
24
4
5
30,5
13,5
10
21
Kecepatan eosin melalui pembuluh (V) dengan t = 10 menit = 10 x 60 detik = 600 detik
Kelompok 1
V =  = 0,022 cm/detik
Kelompok 2
V =  = 0,04 cm/detik
Kelompok 3
V =  = 0,04 cm/detik
Kelompok 4
V =  = 0,035 cm/detik
Hasil pengamatan penampang melintang batang pacar air dari kelompok 2
Sesudah direndam di dalam eosin
Sebelum direndam di dalam eosin
                
VI.           Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu mengenai pembuktian air tanah melewati berkas pengangkut ini bertujuan untuk membuktikn bahwa air tanah masuk ke dalam tubuh tumbuhan melalui berkas pengangkut. Tumbuhan yang dijadikan bahan percobaan pada praktikum ini adalah Pacar Air (Impatiens balsamina) dan bahan lain yang digunakan adalah eosin dan air jernih. Tumbuhan yang digunakan adalah pacar air, karena tumbuhan ini mempunyai batang herba yang agak transparan sehingga mudah untuk dilakukan pengamatan. Fungsi eosin adalah sebagai penanda diangkutnya air ke dalam tubuh tumbuhan, karena air tidak berwarna maka susah untuk diamati kenaikannya ke dalam tumbuhan maka untuk mempermudah pengamatan (pengukuran naikknya air ke tumbuhan) pada praktikum ini menggunakan eosin.
Pertama memotong batang pacar air (Impatiens balsamina) di dalam air, untuk menghindari terjadinya gelembung udara masuk kedalam jaringan yang dapat menyebabkan terganggunya perjalanan eosin ke daun dan cabang. Panjang batang yang akan dipotong adalah berbeda-beda pada setiap kelompok. Pada kelompok 1 panjang total tanaman yaitu 22,8 cm, pada kelompok 2 yaitu 27,7 cm, pada kelompok 3 yaitu 24 cm dan kelompok 4 yaitu 30,5 cm.  Kemudian batang segera dimasukkan ke dalam labu ukur yang sudah diisi dengan eosin, dan dan menghitung perjalanan eosin dengan stopwatch. Perhitungan dilakukan setiap 5 menit dan 10 menit. Kemudian membuat preparat penampang melintang dari sisa batang pacar air (Impatiens balsamina) yang tidak diberi eosin dan batang yang sudah diberi eosin kemudian diamatai di bawah mikroskop.
Data yang kami peroleh dari hasil praktikum adalah sebagai berikut :

Kelompok
Kecepatan Eosin melalui Pembuluh
1
0,022 cm/detik
2
0,04 cm/detik
3
0,04 cm/detik
4
0,035 cm/detik
Kecepatan pengangkutan air oleh pembuluh angkut akan berbeda tergantung pada faktor yang ada, sehingga dapat mempengaruhi proses yang ada. Pada kelompok 1 diperoleh hasil kecepatan eosin naik ke batang melalui pembuluh yaitu 0,022 cm/s. Pada kelompok 2 kecepatan eosin naik ke batang melalui pembuluh yaitu 0,04 cm/s. Pada kelompok 3 kecepatan eosin naik ke batang melalui pembuluh yaitu 0,04 cm/s. Dan pada kelompok 4 kecepatan eosin naik ke batang melalui pembuluh yaitu 0,035 cm/s.  Perbedaan data dari setiap kelompok ini dapat diakibatkan oleh beberapa factor yang mempengaruhi, yaitu :
a.      Suhu. Jika suhu udara meningkat, maka air akan menguap lebih cepat, sehingga penguapan yang terjadi pada sel-sel mesofil daun juga lebih cepat. Hal ini mempercepat pengangkutan karena daya isap daun bertambah
b.     Angin. Jika angin kering berhembus di sekitar tumbuhan, maka angin kering akan dapat mengusir angin lembab yang semula berada di situ, sehingga dapat mempercepat proses penguapan, demikian pula sebaliknya
c.      Intensitas cahaya. Meningkatnya intensitas cahaya akan menyebabkan stomata (mulut daun) terbuka sehingga tanaman lebih banyak kehilangan air. Hal ini juga berakibat meningkatnya daya isap daun
d.     Air tanah. Jika air tanah yang tersedia di sekitar tanaman semakin banyak, maka pengangkutan yang terjadi di dalam pembuluh xilem akan berjalan lebih cepat. Demikian juga sebaliknya
e.      Kelembaban udara. Jika udara yang berada di sekitar tumbuhan lembab, maka penguapan akan berlangsung lambat. Sedangkan jika udara cukup kering maka penguapan dapat terjadi lebih cepat
Kita ketahui bahwa air dapat masuk ke dalam bagian tumbuhan dengan 2 cara utama, yaitu melalui berkas pengangkut (intravaskuler) atau tidak melalui berkas pengangkut atau di luar berkas pembuluh (ekstravaskuler). Dalam praktikum kali ini, kami membuktikan bahwa air dalam tanh akan masuk ke dalam tumbuhan melalui berkas pengangkut, yaitu xylem. Xylem merupakan berkas pembuluh yang berfungsi untuk mengangkut air serta mineral dalam tanah maupun zat hara menuju seluruh bagian tumbuhan, agar tumbuhan dapat melakukan aktifitas tubuh, seperti fotosintesis pada daun, pemasakan buah, ataupun pembelahan dan pertumbuhan sel pada bagian tumbuhan lainnya. Pembuluh xilem terdiri dari dua komponen utama, yaitu elemen pembuluh dan trakeid. Keduanya merupakan sel-sel mati yang berlubang saat pematangan, sehingga membentuk tabung-tabung yang dapat berfungsi untuk mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar hingga daun.
Tekanan akar terjadi karena perbedaan kadar air pada air tanah dengan cairan pada xilem. Sedangkan daya isap daun terjadi karena proses transpirasi atau penguapan pada daun. Kecepatan pengangkutan air dan garam-garam mineral pada pembuluh xilem tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa factor-faktor diatas, sehingga tanaman yang memiliki laju penyerapan air tinggi bisa saja berada pana tempat dengan intensitas cahaya cukup serta terkena hembusan angin dan ketersediaan larutan air yang memadai dalam media labu erlenmayer sehingga semakin cepat laju respirasinya maka proses penyerapan air akan bertambah cepat pula, apabila ditunjang suhu tinggi dan kelembaban udara rendah, maka proses pengangkutan air juga akan semakin cepat.
Larutan eosin mampu naik menuju bagian-bagian batang karena adanya pembuluh angkut, yaitu xylem. Eosin dapat naik menuju batang dan bagian tumbuhan lainnya, selain karena adanya daya isap dan kapilaritas batang, hal utama yang menyebabkan hal ini terjadi adalah adanya xylem sebagai alat transportasi. Walaupun, akar tanaman telah dipotong, tanaman akan tetap mampu menyerap berbagai air, mineral serta unsure hara terlarut yang berada pada air disekitarnya karena adanya kompleks berkas pengangkut ini. Mekanisme terjadinya adalah melaui konsep adhesi dan kohesi. Apabila adhesi lebih besar dari kohesi, menyebabkan ikatan atau tegangan permukaan antara dinding sel tumbuhan dengan molekul air semakin berbeda akibaanya air dalam tanah dapat masuk dan naik melalui berkas pembuluh karena tertarik oleh ikatan adhesi yang kuat, membentuk cekungan air di bagian tengah tabung pembuluh dan akhirnya kohesi antara molekul air yang rendah tertarik naik menuju bagian diatasnya.


Hasil pengamatan struktur batang dibawah mikroskop sebagai berikut :
Struktur Batang Sebelum Dicelupkan pada Larutan Eosin
                                             

Struktur Batang Setelah Dicelupkan pada Larutan Eosin

Dari hasil data pengamatan tersebut, dapat kita ketahui bahwa, bagian merah pada beberapa titik irisan batang membuktikan bahwa aliran eosin melewati daerah tersebut untuk mentransport air dari dalam tanah menuju bagian diatasnya. Berkas pembuluh pada pacar air terletak di bagian tepi batang dengan struktur melingkar. Semua bagian itu berubah menjadi warna merah yang membuktikan bahwa terjadi aliran air dalam berkas pengangkut dengan mekanisme pengangkutan intravaskuler.


VII.         Penutup
7.1  Kesimpulan
Transportasi pada tumbuhan sejauh ini hanya efektif melalui jaringan pengantar yang berspesialisasi, yaitu xilem dan floem yang meluas sebagai sistem pembuluh bersinambung diseluruh bagian tumbuhan
Proses pengangkutan air dan zat hara dipengaruhi oleh tiga faktor :
-        Adanya daya tekanan air
-        Adanya daya kapilaritas
-        Daya hisap daun
Proses pengangkutan air ada 2 macam, yaitu ekstravaskuler (diluar berkas pengangkut yang terdiri atas jalur simplas dan apoplas) dan intravaskuler (melalui berkas pembuluh)
Perbedaan laju penyerapan atau pergerakan air pada batang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
-        Suhu
-        Angin
-        Intensitas cahaya
-        Air tanah
-        Kelembaban udara
7.2  Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti lagi dalam melakukan percobaan dan harus disesuaikan dengan langkah kerjanya sehingga hasil yang diperoleh sesuai


DAFTAR PUSTAKA


Campbell, neil .A., et all. 2005. Biologi (edisi kedelapan jilid 2). Jakarta: Erlangga.

Darmanti, Sri. 2009. Struktur Dan Perkembangan Daun Acalypha indica L Yang Diperlakukan Dengan Kombinasi IAA dan GA Pada Konsentrasi Yang Berbeda. BIOMA, Juni 2009 ISSN: 1410-8801 Vol. 11, No. 1, Hal. 40-45 Laboratorium Biologi dan Struktur Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA Undip

Dwidjoseputro, D. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia Pustaka Utama,             Medan.

Lakitan, B.  1994.  Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Palembang: Universitas Sriwijaya.

Loveless, A. R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Jakarta: PT.      Gramedia Pustaka Utama.

Maherali, Hafiz. william t. 2004. Adaptive variation in the vulnerability Of woody plants to          xylem cavitation. Ecology, 85(8), 2004, pp. 2184–2199 q 2004 by the Ecological       Society of America.

Mudakir, Imam. 2004. Fisiologi Tanaman. Jember : Universitas Jember Press.

Ruggiero, Celestino and Massimo Fagnano. 2014. Root water conductivity of some herbaceous species. International Journal of Agricultural Science Research Vol. 3(6), pp. 089-098, June 2014. ISSN 2327-3321 Academe Research Journals
Soedirokoesoemo, Wibisono. 1993. Materi Pokok Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:           Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar