LAPORAN
PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
PEMBUKTIAN
AIR TANAH MELALUI BERKAS PENGANGKUT
Oleh:
ZAKYAH
12021015308
A-International
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
I.
JUDUL
Pembuktian
air tanah melewati berkas pengangkut
II.
TUJUAN
Untuk
membuktikan bahwa air tanah masuk kedalam tumbuhan melalui berkas pengangkut
III.
DASAR
TEORI
Sebatang tumbuhan yang
tumbuh di tanah dapat dibayangkan sebagai dua buah sistem percabangan, satu di
bawah dan satu di atas permukaan tanah. Kedua sistem ini dihubungkan oleh
sebuah sumbu utama yang sebagian besar terdapat di atas tanah. Sistem yang
berada di dalam tanah terdiri atas akar yang bercabang-cabang menempati
hemisfer tanah yang besar. Akar-akar terkecil terutama yang menempati bagian
luar hemisfer tersebut. Meskipun air merupakan penyusun utama tubuh tumbuhan
namun sebagian besar air yang diserap akan dilepaskan kembali ke atmosfer dan
hanya sebagian kecil yang digunakan untuk proses metabolisme dan mengatur
turgor sel. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan terjadi melalui proses
transpirasi dan gutasi (Soedirokoesoemo, 1993).
Kemampuan tanaman untuk memasok air ke daun-daunnya sangat erat berhubungan dengan
kelangsungan hidup. Pasokan air ke
daun tergantung pada mempertahankan kolom air utuh dalam xilem dari
akar ke tunas. Karena jalur ini hidrolik berada
di bawah tekanan, itu adalah rentan
terhadap kerusakan melalui induksi
emboli udara (kavitasi). Meskipun fisiologis manfaat dari ketahanan terhadap air-stres akibat kavitasi xilem
untuk toleransi kekeringan (Maherali,
2004).
Di dalam tanaman air diangkut terutama
melalui xilem, sebuah jaringan yang mengandung jaringan saluran (dinding sel-sel
mati) saling berhubungan melalui membran
berpori. Sebuah konsekuensi dari teori kohesi-ketegangan
adalah bahwa transportasi air dalam xilem harus
dilakukan pada tekanan jauh lebih
rendah daripada atmosfer (yakni
di bawah tekanan). Namun, pada suhu ambien (sekitar 20 ยบ C) air cair pada tekanan di bawah 2,3 kPa adalah termodinamika tidak stabil.
Sebagai tekanan xilem
menjadi semakin negatif, suatu titik di mana akhirnya
mencapai air menguap (kavitasi)
dan saluran yang
terkena diisi dengan pesawat dari
jaringan sekitarnya (emboli)
(Martinez, 2004).
Air diperlukan dalam jumlah besar oleh tanaman hidup.
Air merupakan bagian terbesar tubuh tanaman yang aktif mengadakan metabolisme.
Fungsi air bagi tanaman :
1) menjadi
penyusun utama protoplasma
2) menjadi
pelarut bagi zat hara yang diperlukan tanaman
3) menjadi
alat transport untuk memindahkan zat hara
4) menjadi
medium berlangsungnya reaksi metabolism
5) menjadi
bahan dasar-dasar untuk reaksi biokimia
6) mengatur
turgor sel (untuk pembentangan dinding sel)
7) untuk
mempertahankan temperature yang seragam diseluruh tubuh
8) alat
gerak misalnya pada pulvinus tangkai daun
(Imam
Mudakir, 2004)
Air di dalam sel berada dalam bentuk bebas dan
terikat. Keterikatan air itu mungkn karena terikat pada ion atau molekul polar,
terikat dengan ikatan H pada molekul lain, terikat pada koloid (plasma protein
atau dinding sel), atau terikat secara kapiler. Apabila tumbuhan kekurangan
air, air bebaslah yang terutama hilang terlebih dahulu. Air bebas di dalam sel
terutama terdapat di dalam vakuola sebagai cairan encer. Sebagai larutan ar di
dalam mempunyai potensial air lebih kecil dan nol. Besarnya potensial air
larutan cairan sel dipengaruhi oleh temperature, adanya bahan lain, adanya
imbiban (zat yang mampu mengadakan imbibisi), dan adanya atau tegangan (tekanan
hidrostatik) (Imam Mudakir, 2004).
Transportasi tumbuhan adalah proses
pengambilan dan pengeluaran zat-zat keseluruh bagian tubuh tumbuhan, pada
tumbuhan tingkat rendah, penyerapan air dan zat hara terlarut didalamnya
dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi proses
pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem.
Sebagian besar unsur hara dibutuhkan tanaman, diserap dari larutan tanah
melalui akar, kecuali karbon dan oksigen yang diserap dari udara oleh daun.
Penyerapan unsur hara secara umum lebih lambat dibandingkan dengan penyerapan
air oleh akar tanaman. (Dwidjoseputro,1994).
Apabila air dan ion mineral memasuki
xilem, keduanya diangkut kesemua bagian tumbuh-tumbuhan. Pengangkutan tidak
perlu cepat, tetapi mekanisme yang digunakan itu harus dapat mengangkut
bahan-bahan pada jarak yang jauh karena xilem mengandung dua jenis unsur
penyalur yaitu vesel dan trakeid. Vesel menyediakan jalan terbaik karena vesel
itu membentuk saluran selanjar yang berongga penuh dari akar hingga ke daun.
Garam-garam mineral dari air tanah dan keduanya diabsorbsi oleh akar.
Mineral-mineral itu diabsorbsi dan diakumulasikan dari xilem diserap ke akar
dan didistribusikan ketanaman dengan cara transportasi, jadi transpirasi sangat
efisien dalam transportasi dan distribusi zat hara dari akar ke daun. Mekanisme
pengangkutan terdiri atas pengangkutan ekstravaskuler dan intravaskuler.
Pengangkutan yang dilakukan diluar berkas pembuluh, sehingga disebut sebaga
imekanisme pengangkutan ekstravaskuler. Namun, jika air dan mineral diserap
oleh akar, selanjutnya diangkut dalam berkas pembuluh yaitu pada pembuluh kayu(xilem),
proses pengangkutan disebut pengangkutan vaskuler. Air dan garam mineral dari
dalam tanah memasuki tumbuhan melalui epidermisakar, menembus korteks akar,
masuk ke stele dan kemudian mengalir naik kepembuluh xilem sampai pucuk
tumbuhan (Dwidjoseputro, 1994).
Berkas pengangkut dijumpai pada tulang daun, terdiri
atas xilem di bagian adaksial dan floem di sebelah abaksial, dengan kambium terletak
diantaranya. Berkas pengangkut yang demikian ini termasuk tipe kolateral
terbuka. Pada epidermis adaksial maupun abaksial dijumpai derivt epidermis
berupa stomata, sedang trikoma hanya dijumpai pada epidermis abaksial
(Darmanti, 2009)
Sistem
jaringan vaskular melaksanakan transport material jarak jauh antara sistem akar
dan sistem tunas. Kedua tipe jaringan vaskular adalah xilem dan floem. Xilem
mengantarkan air dan mineral terlarut ke atas dari akar menuju tunas. Floem
mentransport gula, yang merupakan produk fotosintesis, dari tempat pembuatannya
(biasanya daun) ketempat yang membutuhkan, biasanya akar dan tempat-tempat
pertumbuhan, seperti daun dan buah yang sedang berkembang (Campbell, 2005)
Xilem
dan floem dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel yang hidup yang disebut dengan
perisikel. Jaringan vaskuler dan parisikel mebentuk suatu tabung yang disebut
stele. Disebelah luar stele terdapat sel-sel endodermis, pada bagian dinding
transversalnya dean juga pada dinding radialnya terdapat suberin yang menebal,
dikenal dengan pita kaspari.
Suberin
mempunyai sifat yang tidak dapat ditembus air, lapisan luar indodermis terdapat
beberapa lapisan sel korteks yang
bersifat permeabel, sehingga besar kemungkinan air dari permukaan akan bergerak
menuju pembuluh xilem melalui dinding sel korteks tersenut (Lakitan, 1995).
Untuk
menjelaskan aliran air melalui akar, "model komposit" diusulkan, yang
mempertimbangkan anatomi akar dan dua jalur, satu non selektif (apoplastic) dan
satu selektif (simplastic). Seperti yang disarankan oleh model ini, aliran air
utama tergantung dengan tingkat transpirasi: untuk tingkat transpirasi tinggi
aliran air melewati jalur apoplastic dengan gradien hidrostatik sebagai
kekuatan pendorong, dengan resistansi rendah, sedangkan pada non transpirasi
mengalir air bergerak melalui sel-sel oleh gradien osmotik, melalui simplast,
yang memiliki ketahanan yang lebih tinggi, karena air bergerak melalui lapisan
lipid ganda membran sel (Ruggiero, 2014)
a. Pengangkutan
Ekstravaskuler
Dalam perjalanan menuju silinder
pusat, air akan bergerak secara bebas diantara ruang antar sel. Pengangkutan
air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan melalui
2 mekanisme, yaitu apoplas dan simplas.
1.
Pengangkutan Apoplas
Pengangkutan sepanjang jalur
ekstraseluler yang terdiri atas bagian takhidup dari akar tumbuhan, yaitu
dinding sel dan ruang antar sel. air masukdengan cara difusi, aliran air secara
apoplas tidak tidak dapat terus mencapaixilem karena terhalang oleh lapisan endodermis
yang memiliki penebalan dindingsel dari suberin dan lignin yang dikenal sebagai
pita kaspari. Dengan demikian,pengangkutan air secara apoplas pada bagian
korteks dan stele menjadi terpisah
2.
Pengangkutan Simplas
Pada pengangkutan ini, setelah masuk kedalam
sel epidermis bulu akar, airdan mineral yang terlarut bergerak dalam sitoplasma
dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang lain melalui
plasmodesmata. Sistem pengangkutan ini menyebabkan air dapat mencapai bagian
silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas adalah sel
- sel bulu akar menuju sel - sel korteks, endodermis, perisikel, dan xilem.
dari sini , air dan garam mineral siap diangkut keatas menuju batang dan daun
b. Pengangkutan
melalui berkas pengangkutan (pengangkutan intravaskuler)
Setelah melewati sel - sel akar, air
dan mineral yang terlarut akan masuk ke pembuluh kayu (xilem) dan selanjutnya
terjadi pengangkutan secara vertikal dari akar menuju batang sampai ke daun.
Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang berperan
penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel - sel trakea.
Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xilem
seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel - sel penyusun jaringan tersebut
tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel trakea satu ke
sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam
sel trakea xilem
(Loveless, A. R., 1991).
Unsur hara dapat kontak dengan permukaan akar
melalui 3 cara, yakni difusi dalam larutan tanah, secara pasif terbawa oleh
aliran air tanah, dan karena akar tumbuh kearah posisi hara tersebut, setelah
berada pada permukaan akar, unsur hara tersebut dapat diserap oleh tanaman.
Ketersediaan hara pada
suatu titik tetap dalam tanah, dimana penyerapan oleh akar melibatkan
pergerakan ion dari tanah kepermukaan akar karena akar-akar menyebar dalam
tanah bahkan pada suatu horizon yang padat tidak akan menempati lebih dari 10 %
ruangannya. Air dan garam mineral akan diangkut kedaun melalui xilem, komponen
utama penyusun xilem adalah trakea dan trakeid, trakea merupakan sel mati
karena tidak mempunyai sitoplasma, sel trakeid merupakan sel dasr penyusun
xilem, yang terdiri dari sel memanjang yang mengandung lignin (Dwidjoseputro,1994).
Sel pengalir floem terdiri dari sel tiup
tapis yang berbaris suatu sudut kesudut lainnya dengan plat tapis menjadi
sempadanya. Sitoplasma menjulur hingga keplat tapis sel-sel yang berdampingan
untuk membentuk sistem tiup tapis selanjar yang menjulur dari akar kedaun,
begitu pula sebaliknya. Penyerapan air dan zat hara yang terlarut didalam
tanaman dilakukan oleh pembuluh pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem
dimana pengangkutan unsur-unsur anorganik dari tanah kedaun itu terutama lewat
xilem dan organik melewati floem.Sistem kerja xilem hanya dapat memfokuskan
energi yang hanya dapat mentransportasikan unsur dalam tanaman ketas sehingga
dapat memfokuskan energi yang dimilikinya untuk mengangkut unsur hara tersebut
(Dwidjoseputro,1994).
IV.
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Alat dan Bahan
Alat:
§ Labu
Erlenmeyer
§ Mikroskop
§ Kaca
benda dan kaca penutup
§ Stopwatch
§ Pisau
silet
§ Tempat
air (bak)
|
Bahan:
§ Batang
tumbuhan pacar air berwarna terang
§ Eosin
/ pewarna
§ Air
jernih
|
4.2 Cara Kerja
Mengisi
labu erlenmeyer dengan eosin (larutan eosin sedikit pekat)
|
Memotong
batang tumbuhan dalam air, memasukkan ke dalam labu erlenmeyer
|
Memotong
melintang batang tumbuhan pacar air, meletakkannya di atas kaca benda dan
menutup dengan kaca penutup kemudian mengamati di bawah mikroskop serta
mengambil gambarnya
|
Mengamati
yang terjadi dan mencatat waktunya (perubahan warna pada batang dan rangka
pada daun)
|
Membuat
irisan melintang batang yang sudah berubah warna, mengamati di bawah mikroskop
|
Membandingkan
warna batang, cabang dan rangka daun sebelum dan sesudah percobaan
|
Menghitung
kecepatan (cm/det) eosin yang merambat dari ujung cabang ke rangka daun
|
V.
HASIL
PENGAMATAN
Kelompok
|
Waktu
(menit)
|
Jarak
Total Tanaman (cm)
|
Jarak
Eosin Melalui Pembuluh (cm)
|
1
|
5
|
22,8
|
3,2
|
10
|
13,4
|
||
2
|
5
|
27,7
|
9,8
|
10
|
24,2
|
||
3
|
5
|
24
|
15
|
10
|
24
|
||
4
|
5
|
30,5
|
13,5
|
10
|
21
|
Kecepatan eosin melalui pembuluh (V)
dengan t = 10 menit = 10 x 60 detik = 600 detik
Kelompok 1
V =
=
0,022 cm/detik
Kelompok 2
V =
=
0,04 cm/detik
Kelompok 3
V =
=
0,04 cm/detik
Kelompok 4
V =
=
0,035 cm/detik
Hasil pengamatan penampang melintang batang pacar air
dari kelompok 2
Sesudah direndam di dalam eosin
|
Sebelum direndam di dalam eosin
|
VI.
Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu mengenai pembuktian air
tanah melewati berkas pengangkut ini bertujuan untuk membuktikn bahwa air tanah
masuk ke dalam tubuh tumbuhan melalui berkas pengangkut. Tumbuhan yang dijadikan bahan percobaan pada
praktikum ini adalah Pacar Air (Impatiens
balsamina) dan bahan lain yang digunakan adalah eosin dan air jernih.
Tumbuhan yang digunakan adalah pacar air, karena tumbuhan ini mempunyai batang
herba yang agak transparan sehingga mudah untuk dilakukan pengamatan. Fungsi
eosin adalah sebagai penanda diangkutnya air ke dalam tubuh tumbuhan, karena
air tidak berwarna maka susah untuk diamati kenaikannya ke dalam tumbuhan maka
untuk mempermudah pengamatan (pengukuran naikknya air ke tumbuhan) pada
praktikum ini menggunakan eosin.
Pertama memotong batang pacar air (Impatiens balsamina) di dalam air, untuk
menghindari terjadinya gelembung udara masuk kedalam jaringan yang dapat
menyebabkan terganggunya perjalanan eosin ke daun dan cabang. Panjang batang
yang akan dipotong adalah berbeda-beda pada setiap kelompok. Pada kelompok 1
panjang total tanaman yaitu 22,8 cm, pada kelompok 2 yaitu 27,7 cm, pada
kelompok 3 yaitu 24 cm dan kelompok 4 yaitu 30,5 cm. Kemudian batang segera dimasukkan ke dalam
labu ukur yang sudah diisi dengan eosin, dan dan menghitung perjalanan eosin
dengan stopwatch. Perhitungan dilakukan setiap 5 menit dan 10 menit. Kemudian
membuat preparat penampang melintang dari sisa batang pacar air (Impatiens balsamina) yang tidak diberi
eosin dan batang yang sudah diberi eosin kemudian diamatai di bawah mikroskop.
Data yang kami
peroleh dari hasil praktikum adalah sebagai berikut :
Kelompok
|
Kecepatan Eosin melalui Pembuluh
|
1
|
0,022 cm/detik
|
2
|
0,04 cm/detik
|
3
|
0,04 cm/detik
|
4
|
0,035 cm/detik
|
Kecepatan
pengangkutan air oleh pembuluh angkut akan berbeda tergantung pada faktor yang
ada, sehingga dapat mempengaruhi proses yang ada. Pada kelompok 1 diperoleh
hasil kecepatan eosin naik ke batang melalui pembuluh yaitu 0,022 cm/s. Pada
kelompok 2 kecepatan eosin naik ke batang melalui pembuluh yaitu 0,04 cm/s.
Pada kelompok 3 kecepatan eosin naik ke batang melalui pembuluh yaitu 0,04 cm/s.
Dan pada kelompok 4 kecepatan eosin naik ke batang melalui pembuluh yaitu 0,035
cm/s. Perbedaan data dari setiap
kelompok ini dapat diakibatkan oleh beberapa factor yang mempengaruhi, yaitu :
a. Suhu. Jika suhu udara meningkat,
maka air akan menguap lebih cepat, sehingga penguapan yang terjadi pada sel-sel
mesofil daun juga lebih cepat. Hal ini mempercepat pengangkutan karena daya
isap daun bertambah
b. Angin. Jika angin kering berhembus
di sekitar tumbuhan, maka angin kering akan dapat mengusir angin lembab yang
semula berada di situ, sehingga dapat mempercepat proses penguapan, demikian
pula sebaliknya
c. Intensitas cahaya. Meningkatnya
intensitas cahaya akan menyebabkan stomata (mulut daun) terbuka sehingga
tanaman lebih banyak kehilangan air. Hal ini juga berakibat meningkatnya daya
isap daun
d. Air tanah. Jika air tanah yang
tersedia di sekitar tanaman semakin banyak, maka pengangkutan yang terjadi di
dalam pembuluh xilem akan berjalan lebih cepat. Demikian juga sebaliknya
e. Kelembaban udara. Jika udara yang
berada di sekitar tumbuhan lembab, maka penguapan akan berlangsung lambat.
Sedangkan jika udara cukup kering maka penguapan dapat terjadi lebih cepat
Kita
ketahui bahwa air dapat masuk ke dalam bagian tumbuhan dengan 2 cara utama,
yaitu melalui berkas pengangkut (intravaskuler) atau tidak melalui berkas
pengangkut atau di luar berkas pembuluh (ekstravaskuler). Dalam praktikum kali
ini, kami membuktikan bahwa air dalam tanh akan masuk ke dalam tumbuhan melalui
berkas pengangkut, yaitu xylem. Xylem merupakan berkas pembuluh yang berfungsi
untuk mengangkut air serta mineral dalam tanah maupun zat hara menuju seluruh
bagian tumbuhan, agar tumbuhan dapat melakukan aktifitas tubuh, seperti
fotosintesis pada daun, pemasakan buah, ataupun pembelahan dan pertumbuhan sel
pada bagian tumbuhan lainnya. Pembuluh xilem terdiri dari dua komponen utama,
yaitu elemen pembuluh dan trakeid. Keduanya merupakan sel-sel mati yang
berlubang saat pematangan, sehingga membentuk tabung-tabung yang dapat
berfungsi untuk mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar hingga daun.
Tekanan akar terjadi karena
perbedaan kadar air pada air tanah dengan cairan pada xilem. Sedangkan daya
isap daun terjadi karena proses transpirasi atau penguapan pada daun. Kecepatan
pengangkutan air dan garam-garam mineral pada pembuluh xilem tumbuhan
dipengaruhi oleh beberapa factor-faktor diatas, sehingga tanaman yang memiliki
laju penyerapan air tinggi bisa saja berada pana tempat dengan intensitas
cahaya cukup serta terkena hembusan angin dan ketersediaan larutan air yang
memadai dalam media labu erlenmayer sehingga semakin cepat laju respirasinya
maka proses penyerapan air akan bertambah cepat pula, apabila ditunjang suhu
tinggi dan kelembaban udara rendah, maka proses pengangkutan air juga akan
semakin cepat.
Larutan eosin mampu naik menuju
bagian-bagian batang karena adanya pembuluh angkut, yaitu xylem. Eosin dapat
naik menuju batang dan bagian tumbuhan lainnya, selain karena adanya daya isap
dan kapilaritas batang, hal utama yang menyebabkan hal ini terjadi adalah
adanya xylem sebagai alat transportasi. Walaupun, akar tanaman telah dipotong,
tanaman akan tetap mampu menyerap berbagai air, mineral serta unsure hara
terlarut yang berada pada air disekitarnya karena adanya kompleks berkas
pengangkut ini. Mekanisme terjadinya adalah melaui konsep adhesi dan kohesi.
Apabila adhesi lebih besar dari kohesi, menyebabkan ikatan atau tegangan
permukaan antara dinding sel tumbuhan dengan molekul air semakin berbeda
akibaanya air dalam tanah dapat masuk dan naik melalui berkas pembuluh karena
tertarik oleh ikatan adhesi yang kuat, membentuk cekungan air di bagian tengah
tabung pembuluh dan akhirnya kohesi antara molekul air yang rendah tertarik
naik menuju bagian diatasnya.
Hasil pengamatan struktur batang
dibawah mikroskop sebagai berikut :
Struktur Batang Sebelum Dicelupkan
pada Larutan Eosin
Struktur Batang Setelah Dicelupkan
pada Larutan Eosin
Dari hasil
data pengamatan tersebut, dapat kita ketahui bahwa, bagian merah pada beberapa
titik irisan batang membuktikan bahwa aliran eosin melewati daerah tersebut
untuk mentransport air dari dalam tanah menuju bagian diatasnya. Berkas
pembuluh pada pacar air terletak di bagian tepi batang dengan struktur
melingkar. Semua bagian itu berubah menjadi warna merah yang membuktikan bahwa
terjadi aliran air dalam berkas pengangkut dengan mekanisme pengangkutan
intravaskuler.
VII.
Penutup
7.1 Kesimpulan
Transportasi pada tumbuhan sejauh ini
hanya efektif melalui jaringan pengantar yang berspesialisasi, yaitu xilem dan
floem yang meluas sebagai sistem pembuluh bersinambung diseluruh bagian
tumbuhan
Proses pengangkutan air dan zat hara
dipengaruhi oleh tiga faktor :
-
Adanya daya tekanan air
-
Adanya daya kapilaritas
-
Daya hisap daun
Proses pengangkutan air ada 2 macam,
yaitu ekstravaskuler (diluar berkas pengangkut yang terdiri atas jalur simplas
dan apoplas) dan intravaskuler (melalui berkas pembuluh)
Perbedaan laju penyerapan atau
pergerakan air pada batang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
-
Suhu
-
Angin
-
Intensitas
cahaya
-
Air
tanah
-
Kelembaban
udara
7.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih
teliti lagi dalam melakukan percobaan dan harus disesuaikan dengan langkah
kerjanya sehingga hasil yang diperoleh sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, neil .A., et all. 2005. Biologi (edisi kedelapan jilid 2). Jakarta: Erlangga.
Darmanti, Sri.
2009. Struktur Dan Perkembangan Daun
Acalypha indica L Yang Diperlakukan Dengan Kombinasi IAA dan GA Pada
Konsentrasi Yang Berbeda. BIOMA, Juni 2009 ISSN: 1410-8801 Vol. 11, No. 1,
Hal. 40-45 Laboratorium Biologi dan Struktur Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi
FMIPA Undip
Dwidjoseputro, D.
1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia Pustaka Utama, Medan.
Lakitan, B.
1994. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Palembang: Universitas
Sriwijaya.
Loveless, A. R.
1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Maherali,
Hafiz. william t. 2004. Adaptive
variation in the vulnerability Of woody plants to xylem cavitation. Ecology,
85(8), 2004, pp. 2184–2199 q 2004 by the Ecological Society of America.
Mudakir, Imam. 2004. Fisiologi Tanaman. Jember :
Universitas Jember Press.
Ruggiero,
Celestino and Massimo Fagnano. 2014. Root water conductivity of some herbaceous
species. International
Journal of Agricultural Science Research Vol. 3(6), pp. 089-098, June 2014. ISSN
2327-3321 Academe Research Journals
Soedirokoesoemo, Wibisono. 1993. Materi
Pokok Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar