Kamis, 21 Mei 2015

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN: PENGARUH KONSENTRASI CO2 DALAM PROSES FOTOSINTESIS



Description: Description: UNEJ

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
PENGARUH KONSENTRASI CO2 DALAM PROSES FOTOSINTESIS









Oleh:
Zakyah
120210153086
A-International






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
I.                Judul
Pengaruh Konsentrasi CO2 dalam Proses Fotosintesis

II.             Tujuan
Mengetahui hubungan terbentuknya oksigen dan berat tumbuhan air pada proses fotosintesis

III.           Dasar Teori
            Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida (Kimball, 1992).
            Berbeda dengan organisme heterotrof, organisme autotrof menggunakan energi yang berasal dari oksidasi dan zat-zat organik tertentu. Organisme yang demikian disebut kemoautotrof, karena menggunakan zat – zat kimiawi dalam memproduksi senyawa organik dari senyawa non-organik. Sedangkan peristiwa fotosintesis sendiri dilakukan oleh organisme autotrof yang seringkali disebut dengan organisme fotoautotrof, karena dalam proses pembentukan senyawa organiknya menggunakan energi yang berasal dari cahaya matahari (Kimball, 1992).
            Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwijoseputro, 1980).
            Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya (Kimball, 1992).
            Fotosintesis adalah proses sintesis karbohidrat dari bahan-bahan anorganik (CO2 dan H2O) pada tumbuhan berpigmen dengan bantuan energi cahaya matahari. Fotosintesis terdiri atas 2 fase, yaitu fase I yang berlangsung pada grana dan menghasilkan ATP dan NADPH2 serta fase II yang berlangsung pada stroma dan menghasilkan karbohidrat. Molekul air tidak dipecah dalam fotosintesis primitif dan setelah evolusi molekul air dipecahkan melalui 2 fotosistem sehingga O2 dilepaskan ke atmosfir. Fotosintesis berkembang menjadi lebih kompleks secara biokimia sampai terjadinya pemisahan antara respirasi dan fotosintesis beserta regulasinya. Evolusi tipe-tipe fotosintesis seperti C4 dan CAM merupakan akibat menurunnya rasio CO2/O2 dan radiasi yang intensif pada atmosfir (Nio, 2012).
            Fotosintesis meliputi dua tahap reaksi, yaitu reaksi terang membutuhkan cahaya yang di ikuti reaksi gelap tidak membutuhkan cahaya.
a.        Reaksi Terang : mengubah energy matahari menjadi energy kimia yang berlangsung pada grana. Klorofil menangkap foton dari cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energy penggerak electron terjadi pemecahan molekul air oleh cahay sehingga dilepaskan electron, hydrogen dan oksigen (fotolisis)
·       Reaksi Siklik : pada fotosistem I (P700) terjadi perputaran electron yang dihasilkan dan ditangkap oleh akseptor sebagai hasil dari reaksi reduksi dan oksidasi. Proses ini menghasilkan ATP sebagai hasil penambahan electron pada ADP (fotofosforilasi).
·       Reaksi Non Siklik : memerlukan tambahan fotosistem II (P680). Pompa electron menggerakkan satu H+ yang akan digunakan pada pembentukan ATP dari ADP (fotofosforilasi). Pada proses ini di hasilkan energy berupa 1 ATP dan 1 NADPH.
b.       Reaksi Gelap  : energy yang dihasilkan dari reaksi terang digunakan sebagai bahan baku pembentukan karbohidrat proses fiksasi CO2 di stroma. Karbondioksida di ikat oleh molekul kimia yang disebut ribulosa bifosfat (RuBP). Karbondioksida akan berikatan dengan RuBP yang mengandung 6 gugus C menjadi bahan utama pembentukan glukosa yang di bantu enzim rubisko, disebut siklus Calvin-Bensin. RuBP yang berikatan dengan Karbondioksida membentuk fosfogliserat (PGA) yang memiliki gugus C. energy yang berasal dari ATP dan NADPH akan digunakan PGA menjadi fosfogliseraldehid (PGAL) yang mengandung 3 gugus C. 2 molekul PGAL akan menjadi bahan baku glukosa yang merupakan produk utama fotosintesis, sisanya kembali menjadi RuBP dengan bantuan ATP (Ferdinand, 2007).
            Fotosintesis terjadi pada semua bagian berwarna hijau pada tumbuhan karena memiliki kloroplas, tetapi tempat utama berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Pigmen warna hijau yang terdapat pada kloroplas disebut dengan klorofil dan dari zat inilah warna daun berasal. Klorofil menyerap energy cahaya yang menggerakkan sintesis molekul makanan dalam kloroplas untuk menghasilkan energi (Campbell, 2002).
            Bahan dasar yang  diperlukan bagi fotosintesis berupa karbondioksida dan aor. Hasil dari proses fotosintesis nantinya berupa senyawa kompleks berupa karbohidrat, lemak, protein dan oksigen. Tumbuhan hasil fotosintesis tanaman berupa karbohidrat, protein dan lemak, umumnya disimpan pada batang, buah, biji ataupun polong (Suhartono, 2008).
            Klorofil sangat penting bagi tumbuhan untuk melaksanakan fotosintesis dan menghasilkan energi. Untuk itu kita perlu mengetahui banyaknya klorofil yang terdapat pada selembar daun dan kandungan dari klorofil itu sendiri. Oleh karena itu, dilakukanlah praktikum mengenai pigmen fotosintetik ini dengan menggunakan beberapa metoda. Klorofil merupakan pigmen kloroplast yang terdapat dalam plastid. Plastid merupakan struktur khusus, diselimuti oleh system membran rangkap ditemui hanya pada tumbuhan dan beberapa protista. Plastid mengandung DNA dan ribosom yang terbenam (bersama membrane) dalam cair yang disebut stroma (Salisbury dan Ross, 1995).
Kandungan klorofil yang tinggi akan meningkatkan fotosintesis tanaman, karena semakin banyak klorofil maka semakin banyak cahaya yang diserap untuk digunakan dalam fotosintesis, dan semakin banyak pula energi yang dihasilkan untuk mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bahri (2010) yaitu klorofil merupakan faktor utama yang mempengaruhi fotosintesis, kekurangan air akibat cekaman abiotik akan mempengaruhi kandungan klorofil dalam kloroplas pada jaringan. (Damanik, 2013).
            Sel penutup memiliki klorofil dalam selnya sehingga dengan bantuan cahaya matahari dapat melakukan fotosintesis. Terlalu banyak sinar berpengaruh terhadap klorofil. Larutan klorofil yang dihadapkan pada sinar kuat akam berkurang hijaunya dan daun yang kena sinar matahari langsung pada umumnya berwarna hijau kekuningan. Salah satu cara untuk menentukan kadar klorofil daun dengan metoda atau alat spektofotometer. Spektofotometer temasuk dalam analisa kuantitatif yang di dasarkan pada sifat warna larutan yang terjadi, atau merupakan salah satu pembagian kalorimetri. Disini dipakai alat spektrofotometer. Metoda ini dapat digunakan apabila ; sample yang di ukur harus berwarna, kestabilan warna cukup lama, intensitas warna terjadi cukup tajam, warna larutan harus bebas dari gangguan. Warna larutan yang terjadi berbanding lurus dengan kosentrasi larutan (Khopkar, 1990).
            Ada 6 tipe klorofil yaitu klorofil a, b, dan c, dorobium serta klorofil 650 dan 660. klorofil a dan b terdapat pada semua organisme yang melakukan fotosintesis. Uluran kloroplas bervariasi pada setiap spesies, pada tanaman tingakat tinggi diameter kloroplas antara 4-6 mm. Kloroplas pad sel polipoid lebih besar dibandingkan tanaman yang selnya bukan polipoid. Perubahan bentuk dan volume kloroplas dapat disebabkan oleh cahaya, keadaan yang gelap kloroplas dapat direduksi dengan penambahan ATP. Beberapa faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukan klorofil adalah : faktor pembawaan, cahaya, oksigen, karbohidrat, nitrogen, Mg, Fe, juga unsure – unsure Mn, Cu. Zn, air dan temperatur (Dwijseputro, 1980).
            Kloroplas merupakan organel yang berbentuk lensa dan berukuran kira-kira dua micrometer dikali lima micrometer. Kloroplas ini dilingkupi oleh dua membrane yang dipisahkan oleh ruang inter membran yang sempit. Membran dalam melingkupi cairan yang disebut stroma. Stroma mengelilingi ruangan ketiga, yang dibatasi oleh membrannya sendiri (membrane tilakoid). Diseluruh kloroplas, kantung tilakoid ditumpuk membentuk grana yang dihubungkan satu sama lain oleh tubula tipis diantara masing-masing tilakoid (Campbell, 2002).


IV.           METODOLOGI
4.1  ALAT
·         Beaker glass
·         Timbangan
·         Pengaduk
·         Pelubang kertas
·         Syringe
·         Labu ukur

4.2  BAHAN
·       Daun bougenville
·       Soda kue
·       Aquades
·       Cairan pencuci piring

4.3  CARA KERJA
Mengisi 3 buah beaker glass masing-masing dengan 200 mL air, menambahkan 1 tetes cairan pembersih piring. Mengaduk hungga tercampur rata, jangan sampai terbentuk busa.
          
Menimbang soda kue dengan berat 1 gram, 2 gram dan 3 gram. Memasukkan kedalam beaker glass, mengaduk hingga larut. Memberi tanda untuk masing-masing konsentrasi
    
Membuat 30 piringan daun dengan menggunakan pelubang kertas, menghindari bagian tulang daun. Memilih piringan ynag mempunyai pinggiran rata dan tidak rusak.

Memisahkan syringe dari piston, memasukkan piringan daun kedalam silinder syringe, memasukkan lagi piston dan menekan hati-hati hingga hanya menyisakan sedikit ruang (±10 %) untuk daun dan udara. Satu syringe berisi 10 piringan

Memasukkan sedikit larutan soda kue ke dalam syringe, mengetuk-mengetuk perlahan.

Menutup ujung syringe dengan ujung jari, menarik piston keluar untuk menciptakan ruang vakum. Menahan Selama 10 detik sambil digoyang-goyang. Perlahan melepaskan ujung jari dan mengamati piringan daun yang mulai tenggelam.

Memasukkan isi silinder syringe kedalam gelas plastik, menambahkan larutan soda kue hingga ketinggian ± 3 cm. meletakkan dibawah nyala lampu atau dibawah sinar matahari langsung.

Menghitung jumlah piringan daun yang naik ke permukaan setelah 30 menit penyinaran.


V.      HASIL PENGAMATAN

No.
Konsentrasi Soda
Waktu
∑ Daun yang Naik ke Permukaan
1
1 gram
30 menit
5
2
2 gram
14 menit
10
3
3 gram
11 menit
10

VI.           Pembahasan

            Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Percobaan ini tentang pengaruh konsentrasi CO2 dalam proses fotosintesis yang bertujuan untuk mengetahui hubungan terbentuknya oksigen dan berat tumbuhan air pada proses fotosintesis. Kita ketahui bahwa proses fotosintesis menghasilkan oksigen. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan percobaan dengan menggunakan daun bougenville. Pada percobaan ini kita mengamati daun bougenville yang akan digunakan sebagai bahan percobaan akan diberi dua perlakuan yang berbeda, yaitu meletakkan bougenville pada tempat yang terik dan tempat yang teduh.
            Langkah pertama yang dilakukan adalah Mengisi 3 buah beaker glass 250 ml masing-masing dengan 200 ml air kemudian menambahkan 1 tetes cairan pembersih piring (Sunlight) lalu mengaduk hungga tercampur rata, namun jangan sampai terbentuk busa. Selanjutnya akan terbentuk 3 beaker glass dengan larutan yang sama. Kemudian menimbang soda kue dengan berat 1 gram, 2 gram dan 3 gram, lalu emasukkan kedalam masing-masing beaker glass, mengaduk hingga larut. Agar tidak tertukar antara larutan satu dengan larutan lainnya, maka harus diberi label untuk masing-masing konsentrasi. Setelah larutan berbeda konsentrasi soda kue telah terbentuk, langkah selanjutnya adalah membuat 30 piringan daun bougenville dengan menggunakan pelubang kertas, menghindari bagian tulang daun karena akan lebih memperlama proses fotosintesis. Memilih piringan yang mempunyai pinggiran rata dan tidak rusak.
            Setelah terpilih 30 buat piringan daun bougenville, lalu memisahkan syringe dari piston, memasukkan piringan daun kedalam silinder syringe masing-masing 10 buah piringan daun bougenville setiap syringe. memasukkan lagi piston dan menekan hati-hati hingga hanya menyisakan sedikit ruang (±10 %) untuk daun dan udara. Menutup ujung syringe dengan ujung jari, menarik piston keluar untuk menciptakan ruang vakum. Menahan Selama 10 detik sambil digoyang-goyang. Perlahan melepaskan ujung jari dan mengamati piringan daun yang mulai tenggelam. Memasukkan isi silinder syringe kedalam gelas plastik, menambahkan larutan soda kue hingga ketinggian ± 3 cm. meletakkan dibawah nyala lampu atau dibawah sinar matahari langsung. Menghitung jumlah piringan daun yang naik ke permukaan setelah 30 menit penyinaran. Mencatat kedalam tabel hasil pengamatan.

            Adapun fungsi dari pemberian sunlight adalah untuk merusak lapisan kutikula pada permukaan daun. Sedangkan fungsi dari pemberian soda kue dengan konsentrasi berbeda adalah soda kue digunakan sebagai pengganti CO2 yang akan berpengaruh terhadap proses fotosintesis. Konsentrasi soda kue yang berbeda menandakan pengaruh konsentrasi CO2 dalam proses fotosintesis, karena CO2 diganti dengan soda kue. Sedangkan fungsi pemberian ruang vakum pada piston adalah untuk menghilangkan oksigen yang terkandung dalam daun.
            Hasil yang diperoleh dari percobaan yang dilakukan oleh kelompok 2 yaitu pada konsentrasi soda kue 1 gram dengan waktu 30 menit piringan daun yang naik ke permukaan sebanyak 5 piringan daun. Pada konsentrasi soda kue 2 gram 10 piringan daun dapat naik ke permukaan dengan waktu 14 menit, sedangkan pada konsentrasi soda kue 3 gram 10 piringan daun dapat naik ke permukaan dengan waktu 11 menit.
            Dari hasil pengamatan kelompok 2 tersebut sudah sesuai dengan literatur, yaitu piringan daun pada soda kue dengan konsentrasi 3 gram paling cepat naik ke permukaan. Hal ini menandakan bahwa pada laju fotosintesis cepat terjadi pada konsentrasi soda kue yang tinggi.
Perbedaan waktu yang dibutukan untuk menaikkan 10 piringan daun pada hasil pengamatan dapat terjadi karena berat tumbuhan yang dibutuhkan dalam praktikum berbeda, semakin berat sutu tumbuhan maka untuk naik kepermukaan semakin lambat sedangkan jika tumbuhan tersebut ringan maka semakin cepat naik dipermukaan. Hal tersebut juga dapat terjadi karena daun yang digunakan tidak sama bisa saja daun yang digunakan merupakan daun yang muda atau tua. Telah kita ketahui bahwa daun yang lebih muda biasanya ringan sehingga untuk naik kepermukaan cepat, sedangkan untuk daun yang lebih tua semakin lambat karna memilki bobot yang lebih berat dari daun muda. Perbedaan itu juga dapat disebabkan intensitas cahaya yang masuk dalam beaker glass tidak sama sehingga dapat memperlambat proses fotosintesis.
Soda kue adalah bikarbonat soda yang bersifat basa. Soda kue ini akan mengeluarkan gelembung-gelembung udara jika ditambahkan dengan cairan yang bersifat asam. Pada tumbuhan, soda kue dapat mempercepat laju reaksi fotosintesis. Dapat dilihat pada reaksi dibawah ini:
Reaksi Soda Kue:
CO32- + H2O OH- + CO2 + H2O
Reaksi diatas tersebut merupakan penguraian dari soda kue jika ditambah air. Hasilnya berupa CO2 yang merupakan faktor utama dari pembentukan reaksi fotosintesis. Jadi semakin banyak soda kue yang diberikan semakin banyak CO2 yang dihasilkan dan semakin cepat proses fotosintesis yang dilakukannya sehingga hasil dari fotosintesis yang berupa oksigen akan banyak yang dihasilkan. Sehingga semakin banyak konsentrasi soda kue yang digunakan maka semakin banyak dan cepat piringan daun yang naik dipermukaan.
Reaksi fotosintesis:
6CO2 + 6H2O  C6H12O6 + 6O2 +675 kalori.
     Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya oksigen adalah :
1.     Berat tumbuhan, semakin berat suatu tumbuhan, oksigen yang dihasilkan semakin tinggi karena pada tumbuhan dengan berat yang tinggi kebutuhan sel terhadap glukosa sebagai hasil dari proses fotosintesis juga tinggi untuk bahan respirasi seluler, sehingga meningkatkan laju fotosintesis dan menyebabkan oksigen sebagai hasil dari proses fotosintesis juga tinggi, sebaliknya semakin rendah berat suatu tumbuhan oksigen yang terbentuk semakin sedikit.
2.     Intensitas cahaya, semakin tinggi intensitas cahaya semakin tinggi terbentuknya oksigen, karena cahaya berperan terhadap perombakan air yang menghasilkan ion hidrogen dan oksigen. Dengan tingginya intensitas cahaya perombakan air membentuk H+ dan oksigen semakin tinggi sehingga menghasilkan oksigen yang lebih banyak.
3.     Kandungan Air dalam sel sel asimilasi, semakin tinggi kandungan air pada sel sel yang mengalami proses fotosintesis (sel mesofil dan palisade) menyebabkan semakin tingginya oksigen yang terbentuk. Hal ini dikarenakan air adalah bahan terbentuknya oksigen setelah mengalami perombakan oleh cahaya. Sehingga kandungan air didalam sel berpengaruh terhadap terbentuknya oksigen.
4.     Klorofil, semakin tinggi kandungan klorofil didalam kloroplas menyebabkan semakin tinggi kecepatan pembentukan oksigen, dan sebaliknya. Klorofil berperan sebagai tempat terjadinya fotosistem II yaitu perombakan air membentuk ion hidrogen dan oksigen, sehingga semakin banyak klorofil, proses fotosistem II semakin banyak efektif dan oksigen semakin banyak terbentuk.
5.     Konsentrasi CO2, dimana semakin tinggi konsentrasi CO2 semakin tinggi proses fotosintesis sehingga oksigen dan glukosa yang dihasilkan akan semakin banyak, begitu sebaliknya.
6.     Penimbunan hasil fotosintesis, dimana semakin tinggi penimbunan hasil fotosintesis, proses fotosintesis semakin rendah karena suplay energi sel telah terpenuhi, dengan rendahnya proses fotosintesis menyebabkan rendahnya oksigen dan glukosa yang terbentuk, begitu sebaliknya.



VII.         Penutup
7.1  Kesimpulan
Fotosintesis adalah suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk membentuk karbohidrat dengan memakai karbondioksida (CO2) dari udara dan air (H2O) dari dalam tanah dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil
Tumbuhan di tempat gelap tidak dapat melakukan proses fotosintesis sebaik pada tumbuhan di tempat terang, karena pada tumbuhan di tempat gelap tidak ada cahaya yang menjadi factor utama dalam  proses fotosintesis
Faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis antara lain cahaya, tahap pertumbuhan, pigmen penyerapan cahaya, suhu / temperature, kadar hasil fotosintesis (Fotosintat) dan ketersediaan CO2 dan air (H2O)

7.2  Saran
-        Sebaiknya alat yang digunakan adalah alat yang masih layak pakai, karena jika tidak maka akan menghambat percobaan dan praktikan sebaiknya melakukan percobaan dengan teliti


DAFTAR PUSTAKA


Campbell, N. A. 2002. Biologi Jilid I. Jakarata: Erlangga.
Damanik, Andriany F, Rosmayati dan Hasmawi Hasyim. 2013. Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai Terhadap Pemberian Mikoriza Dan Penggunaan Ukuran Biji Pada Tanah Salin. Jurnal Online Agroekoteknologi. Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan. Vol.1, No.2. ISSN No. 2337- 6597
Dwijoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.
Ferdinand, Fiktor P. dan Moekti Ariwibowo. 2007. Praktis Belajar Biologi. Jakarta : Grafindo     Media Pratama.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI. Press.
Kimball, John. W. 1992. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Nio, song. 2012. Evolusi Fotosintesis pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains. Program Studi Biologi FMIPA, Universitas Sam Ratulangi . Vol. 12 No. 1.
Salisbury, dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB Press.
Suhartono, Sidqi dan Khoiruddin. 2008. Pengauh Interval Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glicine max L. Merril) Pada Berbagai Jenis Tanah. Jurusan Agroteknologi Fak.Pertanian Unijoyo. Embryo Vol 5 No.1 ISSN 0216-0188.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar