Kamis, 21 Mei 2015

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN: PERTUMBUHAN PUCUK




LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
PERTUMBUHAN PUCUK














Oleh:
Zakyah
120210153086
A-International

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014


I.                Judul
Pertumbuhan Pucuk

II.             Tujuan
Untuk mengetahui letak daerah morfologi mana yang terutama terjadi pertumbuhan pucut tanaman

III.           Dasar Teori
            Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat balik dalam ukuran pada semua sistem biologi. Pertumbuhan ini digambarkan dengan kurve yang sigmoid. Proses pertumbuhan ini diatur oleh pesan hormonal dan respon dari lingkungan (panjang hari, temperatur rendah, perubahan persediaan air. Pertumbuhan berikutnya disebut diferensiasi, yang didefinisikan sebagai pengontrolan gen dan hormonal serta lingkungan yang merubah struktur dan biokimiawi perubahan ini terjadi pada hewan dan tanaman saat berkembang (Kaufman et al., 1975).
Zat Pengatur Tumbuh (plant growth regulator) adalah senyawa organik bukan nutrisi yang dalam konsentrasi rendah (<1 2008="" 2012="" adalah="" ardiyani.="" atau="" auksin.="" dalam="" dan="" dua="" ewi.="" golongan="" ini="" kualitatif="" kultur="" mempengaruhi="" mendorong="" menghambat="" mengubah="" mm="" morfogenesis="" pengatur="" penting="" perkembangan="" pertumbuhan="" rimarsetiowati="" sangat="" secara="" sitokinin="" span="" tanaman="" tumbuh="" yang="" zat="">
            Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses yang kompleks yang merupakan proses yang vital menyebabkan suatu perubahan yang tetap pada setiap tanaman atau bagiannya dipandang dari sudut ukuran, bentuk, berat dan volumenya. Pertumbuhan tanamna setidaknya menyangkut beberapa fase atau proses diantaranya (Dwijoseputro, 1983):
1.     Fase pembentukan sel
2.     Fase perpanjangan dan pembesaran sel
3.     Fase diferensiasi sel
Selain perubahan bentuk, pertumbuhan juga menyebabkan terjadinya perubahan aktifitas fisiologi, susunan biokimiwianya serta struktur dalamnya. Proses ini dinamakan diferensiasi. Diferensiasi itu terjadi sebagai akibat perbedaan dalam penambahan plasma, jenis organelnya, arah pembentangannya, permukaan dinding selnya, kematian protoplas dan seterusnya. Proses pertumbuhan diawali dengan proses perkecambahan biji, yaitu proses pertumbuhan dan perkembangan biji atau spora menjadi kecambah (semai muda) (Campbell, 2000).
Semua sel membelah terus tetapi pada pertemuan dan perkembangan selanjutnya pembelahan sel dan pertambahan jumlah sel menjadi terbatas pada daerah yang sangat sedikit mengalami diferensiasi yaitu suatu jaringan yang tetap bersifat embrionik di dalam jaringan dan sel-selnya tetap mempunyai kemampuan membelah. Jaringan embrionik di dalam jaringan dewasa ini yang kita sebut jaringan meristem (Sitompul, 1995).
Meristem adalah jaringan yang sel-selnya tetap bersifat embrional artinya mampu terus menerus membelah diri tak terbatas untuk menambah jumlah sel tubuh. Sel penyusun meristem biasanya isodioometrik dan berdinding tipis serta realtif lebih kaya protoplas dibandingkan dengan sel-sel jaringan dewasa walaupun tidak menemukan kriteria umum secara morfologis untuk membedakan sel meristem dan sel jaringan dewasa yang belum mengalami spesialisasi. Kemungkinan sl-sel meristematik yang besar atau suatu sel inisiasi, atau sel yang dekat dengan sel inisial makin besar makin banyak vakuolanya (Wilkins, 1989).
Meristem apikal berasal dari organ lain tidak berasal dari embrio tetapi berasal dari jaringan sekunder yang sudah dewasa seperti meristem sekunder meskipun struktur dan fungsinya adalah meristem primer. Meristem apikal dibagi menjadi dua daerah penting yaitu: promeristem, prokambium dan meristem dasar yang dapat dibedakan. Promeristem akan menghasilkan sistem epidermal, meristem apikal daerah prokambium menghasilkan jaringan pengangkut primer dan meristem dasar akan membentuk jaringan dasar pada tumbuhan seperti parenkima dan sklerenkima dan korteks dan empulur serta kolenkima korteks (Lakitan, 2007).
Daerah meristematis pucuk batang mengalami pertumbuhan primer seperti yang terjadi pada akar. Namun, caranya lebih kompleks karena tidak hanya proliferasi aksis batang namun juga pembentukan organ lateral lainnya. Pembelahan sel pada batang umumnya terjadi pada internodus paling atas. Selam periode pertumbuhan aktif, meristem ujung batang yang tipis, berdinding lembut dan isodiametris, aktif melakukan proliferasi sel. Pemanjangan sel diperpanjang sepanjang internodus. Semakin jauh dari internodus maka kecepatan pemanjangan semakin lambat. Daerah pemanjangan di belakang ujung batang biasanya 10 cm panjangnya  Proses pemanjangan tunas terjadi melalui pertumbuhan ruas yang sedikit lebih tua di bawah ujung tunas tersebut. Pertumbuhan ini disebabkan pembelahan sel dan pemanjangan sel dalam ruas tersebut. Pembelahan sel dan pertumbuhan yang terus menerus sehingga mendorong ke arah pemanjangan batang dan tunas (Campbell, 2000). Pada batang yang sedang tumbuh, daerah pembelahan sel  batang lebih jauh letaknya dari ujung daripada daerah pembelahan akar, terletak beberapa sentimeter dibawah ujung (Loveless, 1991).
Tidak semua sel pada tubuh tumbuhan tersebut mampu melakukan perbesaran dan pembelahan. Kegiatan perbesaran dan pembelahan sel dilkasanakan pada daerah tertenu yang terbatas pada tumbuhan yaitu daerah yang disbut daerah embrionik misalnya ,eristem. Meristem pada tumbuhan terdapatt pada daerah pucuk, ujung akar, kambium dan daerah-daerah dekat buku pada tanman monokotil (Samudin. 2009).
Dominansi pertumbuhan terdapat dibagian apeks atau ujung organ, yang disebut sebagian dominansi apikal. Dominansi apikal diartikan sebagai persaingan antara tunas pucuk dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhan. Sedangkan menurut dominansi apikal merupakan konsentrasi pertumbuhan pada ujung tunas tumbuhan, dimana kuncup terminal secara parsial menghambat pertumbuhan kuncup aksilar (Dartius, 1991).
Dominansi apikal atau dominanis pucuk biasanya menandai pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu pertumbuhan akar, batang dan daun. Dominansi apikal setidaknya berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan lateral. Selama masih ada tunas pucuk, pertumbuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu dari pucuk. Dominasi pucuk dapat dikurangi dengan memotong bagian pucuk tumbuhan yang akan mendorong pertumbuhan tunas lateral (Filter, 1991).
Auksin adalah zat yang ditemukan pada ujung kara, batang, pembentukan bunga yang berfungsi untuk pengatur pembesaran sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman nama lain dari hormon ini adalah IAA atau Asam Indol Asetat. Hormon auksin ini terletak pada ujung batang dan ujung akar, fungsi dari hormon auksin ini adalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan baik pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat pematangan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. Salah satu fungsi auksin adalah mematahkan dominanis pucuk atau apikal yaitu suatu kondisi dimana pucuk tanaman atau akar tidak mau berkembang (Salisbury, 1992).
            Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
1.     Gen
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat di dalam sel makhluk hidup. Gen berpengaruh pada setiap struktur makhluk hidup dan juga perkembangannya, walaupun gen bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhinya. Masing-masing jenis (spesies), bahkan masing-masing individu memiliki gen untuk sifat tertentu.
2.     Nutrisi
Air dan zat-zat hara yang merupakan bahan baku bagi tumbuhan hijau akan diubah menjadi zat makanan melalui proses fotosintesis. Air dan zat-zat hara itu merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tanpa air dan zat-zat hara, tumbuhan hijau tidak akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
3.     Hormon
Fitohormon yang dihasilkan oleh tumbuhan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan / tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yaitu berupa pembelahan sel, pertumbuhan akar, pertumbuhan batang, pertumbuhan bunga, pertumbuhan kuncup dan sebagainya. Hormon tumbuhan yang telah diketahui antara lain auksin, giberelin, dan sitokinin.
4.     Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan faktor eksternal. Faktor lingkungan berperan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan terutama adalah suhu, udara, cahaya, dan kelembapan.
5.     Suhu udara
Tumbuhan/tanaman membutuhkan suhu tertentu untuk pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Setiap spesies tumbuhan umumnya memiliki suhu optimum yang berbeda-beda.
6.     Cahaya
Cahaya mutlak dibutuhkan tumbuhan hijau untuk proses fotosintesis. Namun demikian, cahaya merupakan faktor yang menghambat pertumbuhan tumbuhan. Karena cahaya akan menyebabkan zat tumbuh menjadi zat yang menghambat pertumbuhan.
7.     Kelembapan
Sampai batas-batas tertentu, tanah dan udara yang lembap berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman. Hal ini karena air yang diisap oleh tanaman lebih banyak dan lebih sedikit air yang diuapkan sehingga menyebabkan pembentangan sel-sel. Dengan demikian, sel-sel tanaman akan lebih cepat mencapai ukuran yang maksimum.
            Faktor-faktor lingkungan tersebut di atas yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman bersifat kompleks. Faktor-faktor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang saling berinteraksi dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Muhammad Azrai, dkk, 2003).
            Selain jenis media, pertumbuhan tanaman dalam media kultur akan leboh optimal jika didalam media tersebut ditambahkan zat pengatur tumbuh (ZPT). ZPT yang sering digunakan adalah Indole Acetic Acid (IAA), Naphtalene Acetic Acid (NAA), 2,4 Dichlorophenoxy Acetic Acid (2,4-D) dari kelompok auksin dan Benzil Amino Purin (BAP), Kinetin, Zeatin, Benzil adenine (BA) untuk kelompok sitokinin yang berfungsi dalam proses pemanjangan sel. Penggunaan sitokinin BA secara tunggal dapat merangsang proses pemanjangan dan pembelahan sel. Keberhasilan penggunaan BA untuk inisisai tunas pada tanaman dipengaruhi oleh tingkat konsentrasi yang diberikan (0-8 ppm) maka semakin cepat pembentukan tunas aksilar (Sari, 2009).




IV.           Metode Penelitian
4.1  Alat
-        Bak atau pot
-        Alat penyiram (hansprayera)
-        Jangka sorong

4.2  Bahan
-        Benih kacang hijau
-        Spidol hitam
-        Tanah, pasir, air

4.3  Cara kerja
Mengisi bal / pot dengan tanah yang dicampur pasir, menyiram dengan air secukupnya
Memberi 10 tanda pada epikotilnya dengan interval 2 mm yang dimulai dari pucuk tumbuhan. Meletakkan kembali ketempat gelap.

Mengamati pada nomor interval mana yang mengalami pertumbuhan tercepat dan paling lambat
Setelah 48 jam mengukur jarak diantara interval dan menghitung nilai rata-rata panjang pada masing-masing interval

Meletakkan ditempat gelap selama 5 hari

Menanam benih kacang hijau sebanyak 5 biji tiap bak, menyiram dengan air secukupnya
 
























V.              Hasil Pengamatan
Tabel Interval Pertumbuhan

Interval (@2mm)
Gelap (mm)
Terang (mm)
Rata-Rata
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8

1
5
9
6
6
4
6
8
10
6
6
12
20
24
30
27
35
13,38
2
7
6
4
10
4
7
6
8
4
2
10
14
13
12
16
29
9,50
3
4
4
3
7
4
4
4
6
1
2
7
5
6
8
4
20
5,56
4
3
2
3
3
3
10
4
4
1
1
5
3
6
4

10
4,13
5
5
1
2
2
2
5
5
7


3
3

3


3,45
6
1
2
1
1
1
6
3
3








2,25
7
2
3
1
1
1
1
3
3








1,88
8
1
1
1
1
2
3
1
3








1,63
9
1
1
0
0
1
1
1
2








0,88
10
1
2
1
0
3
1
2
1








1,38






















Tabel Interval Pertumbuhan

Interval (@2mm)
Gelap (mm)
Terang (mm)
Rata-rata
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8

1
7
11
8
8
6
8
10
12
8
8
14
22
26
32
29
37
15,38
2
9
8
6
12
6
9
8
10
6
4
12
16
15
14
18
31
11,50
3
6
6
5
9
6
6
6
8
3
4
9
7
8
10
6
22
7,56
4
5
4
5
5
5
12
6
6
3
3
7
5
8
6

12
6,13
5
7
3
4
4
4
7
7
9


5
5

5


5,45
6
3
4
3
3
3
8
5
5








4,25
7
4
5
3
3
3
3
5
5








3,88
8
3
3
3
3
4
5
3
5








3,63
9
3
3
2
2
3
3
3
4








2,88
10
3
4
3
2
5
3
4
3








3,38




















VI.           Pembahasan
            Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses yang kompleks yang merupakan proses yang vital menyebabkan suatu perubahan yang tetap pada setiap tanaman, dari sudut ukuran, bentuk, berat dan volumenya. Selain perubahan bentuk, pertumbuhan juga menyebabkan terjadinya perubahan aktifitas fisiologi, susunan biokimiwianya serta struktur dalamnya. Pada praktikum ini kami melakukan percobaan tentang pertumbuhan pucuk, yang bertujuan untuk mengetahui letak daerah mana yang terutama terjadi pertumbuhan pucuk tumbuhan. Dalam percobaan tersebut tumbuhan yang digunakan adalah kecambah kacang hijau yaitu dengan meletakkan 1 pot yang berisi 5 tanaman pada tempat yang gelap dan 1 pot yang berisi 5 tanaman pada tempat yang terkena sinar matahari selama 48 jam. Sebelum diletakkan di tempat tersebut, pada bagian epikotilnya diberi 10 tanda sebuah garis dengan interval 2 mm yang dimulai dari pucuk tumbuhan. Setelah 48 jam akan dilakukan pengamatan pada bagian mana yang mengalami pertumbuhan tercepat dan yang paling lambat.
Lagkah kerja praktikum ini yaitu kami memilih 5 biji kacang hijau (Vigna radiata).  Kemudian biji kacang hijau (Vigna radiata) tersebut ditanam pada gelas air mineral yang telah berisi kapas yang sudah dibasahi dengan air.  Kapas yang basah tersebut berfungsi sebagai medium/substrat agar enzim dan hormone pertumbuhan yang ada pada biji kacang hijau (Vigna radiata) aktif sehingga enzim tersebut dapat digunakan untuk mengkatalis proses reaksi dalam proses pembentukan energi yang digunakan untuk pembentukan sel-sel sehingga biji dapat tumbuh, begitupula dengan hormon yang dapat membantu pertumbuhan biji tersebut. Perlakuan yang dilakukan yaitu dengan meletakkan benih tersebut pada tempat gelap dan tempat terang. Masing-masing perlakuan dengan menggunakan 5 benih kacang hijau (Vigna radiata).
Benih kacang hijau tersebut kemudian tumbuh, dari setiap harinya pertumbuhan kecambah tersebut semakin panjang, dan pertumbuhan antara tempat gelap dengan tempat terang mengalmi perbedaan yang signifikan. Pada 5 hari pertama pertumbuhan pada batang kecambah tersebut diberi tanda pada bagian epikotilnya dengan menggunakan spidol dengan interval 2mm. Di lihat dari tanda tersebut dapat diketahui panjang pertumbuhan dari kacang hijau tersebut, pemberian tanda tersebut sebanyak 10 tanda.  Pemberian tanda pada interval pertama dimulai dari pucuk batang. Setelah itu kacang hijau tersebut kembali di letakkan pada tempatnya masing-masing, sesuai dengan perlakuan yang diberikan. Pemberian tanda ini bertujuan untuk mengetahui daerah mana yang paling cepat pemanjangan selnya atau pertumbuhannya kemudian setelah itu dibiarkan kembali selama 2 hari. Setelah pada waktu praktikum, mengukur panjang interval dari tanda garis spidol tadi. Pengukuran ini dilakukan dengan pertambahan jarak panjang dari satu garis psidol ke garis yang lain. Setelah itu menghitung panjang rata-rata pada masing-masing interval dan mengamati pada interval yang mana yang mengalami pertumbuhan paling cepat dan yang paling lambat.
Dari percobaan tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut; pada tanaman yang diletakkan ditempat yang terang untuk interval ke-1 diperoleh rata-rata pertambahan panjangnya adalah 13,38 mm, interval ke-2 rata-rata pertambahan panjangnya adalah 9,50 mm, ke-3 rata-rata pertambahan panjangnya adalah 5,56 mm, ke-4 rata-rata pertambahan panjangnya adalah 4,13 mm, ke-5 rata-rata pertambahan panjangnya adalah 3,45 mm, ke-6 rata-rata pertambahan panjangnya adalah 2,25 mm, ke-7 rata-rata pertambahan panjangnya adalah 1,88 mm, ke-8 rata-rata pertambahan panjangnya adalah 1,63 mm, ke-9 rata-rata pertambahan panjangnya adalah 0,88 mm, ke-10 rata-rata pertambahan panjangnya adalah 1,38 mm.
            Pada tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap untuk interval ke-1 diperoleh rata-rata pertambahan panjangnya adalah 15,38 mm, interval ke-2 rata-rata pertambahan panjangnya adalah 11,50 mm, ke-3 rata-rata pertambahan panjangnya adalah 7,6 mm, ke-4 rata-rata pertambahan panjangnya adalah 6,13 mm, ke-5 rata-rata pertambahan panjangnya adalah 5,45 mm, ke-6 rata-rata pertambahan panjangnya adalah 4,25 mm, ke-7 rata-rata pertambahan panjangnya adalah 3,88 mm, ke-8 rata-rata pertambahan panjangnya adalah 3,63 mm, ke-9 rata-rata pertambahan panjangnya adalah 2,88 mm, ke-10 rata-rata pertambahan panjangnya adalah 3,38 mm.
            Dari hasil yang diperoleh, dapat kita lihat bahwa dari perlakuan tumbuhan yang diletakkan pada tempat yang terik, jika dilihat dari rata-rata data yang diperoleh dari pertumbuhan kacang hijau yaitu pertumbuhan paling cepat adalah pada daerah apikal yaitu daerah yang dekat dengan daun, sedangkan pada daerah pada batang pertumbuhannya lebih lambat. Daerah apikal yang pertumbuhannya paling cepat yaitu pada interval ke-1 yaitu sepanjang 13,38 mm. Begitu pula pada tumbuhan  yang diletakkan pada tempat yang gelap, pertumbuhan pada daerah apikal yaitu daerah yang dekat dengan daun lebih cepat dari pada daerah batang. Daerah apikal yang pertumbuhannya paling cepat yaitu pada interval ke-1 yaitu sepanjang 15,38 mm. Dan dari kedua data yang diperoleh dari percobaan tersebut, semakin menuju batang maka kecepatan tumbuhnya semakin melambat, yaitu pada interval ke-9 sepanjang 0,88 mm pada tempat yang terang dan pada interval ke -10 sepanjang 2,88 mm pada tempat yang gelap. Tumbuhan yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui secara garis besar interval pertumbuhan yang paling cepat adalah kecambah pada interval 1,2 dan interval 3. Berdasarkan perhitungan rata-rata jarak pada interval 1,2 dan sangat besar dibaandingkan dengan interval pada interval dibawah nya. Perlu diketahui bahwa pada interval 1,2 dan 3 adalah morfologi batang yang letak nya berada di pucuk. Hal ini sesuai dengan teori Menurut Tim Pembina Fisiologi Tumbuhan (2014) yang menyatakan bahwa pada jaringan meristem apikal titik tumbuh hanya terbatas pada pucuk atau ujung, sedangkan jaringan baru ada di bawahnya”. Jadi bagian batang yang letak nya berada di pucuk memiliki kecepatan tumbuh yang maksimal. Daerah ini merupakan daerah yang paling ujung dan merupakan tempat terbentuknya sel-sel baru. Sel-sel di daerah ini mempunyai inti sel yang relatif besar, berdinding tipis, dan aktif membelah diri. Pada daerah ini banyak tersusun oleh jaringan meristem yang tersusun atas sel-sel yang bersifat embrionik artinya mampu terus menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Sel meristem ini merupakan sel muda yang belum mengalami diferensiasi dan spesialisasi, dinding sel nya tipis, banyak mengandung protoplasma, dengan vakuola kecil, inti besar dan plastida yang belum matang. Meristem yang berada ujung batang ini merupakan meristem primer karena meristem tersebut merupakan lanjutan dari sel embrionik yang menyebabkan ujung batang bertambah panjang. Sehingga memungkinkan pada daerah ujung atau apikal inilah menyebabkan lebih cepat pertumbuhannya daripada daerah-daerah di bawahnya hal ini juga di pengaruhi adanya kinerja hormon yang berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan jaringan tanaman yaitu hormon auksin, giberelin. Stokinin, etilen dan asam absisat (ABA).
Pada perbandingan kecambah yang diletakkan pada daerah gelap dan terang pertumbuhan interval yang paling cepat yaitu kedua nya sama-sama pada interval nomor 1, 2 dan 3. Sedangkan interval pertumbuhan yang paling pendek ada pada interval nomor 9 dan 10. Hal ini dikarenakan batang yang berada pada interval nompr 9 dan 10 merupakan daerah yang terletak di bawah daerah pemanjangan. Sel-sel di daerah ini umumnya mempunyai dinding yang menebal dan beberapa di antaranya mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan empulur. Sel yang lain berdiferensiasi menjadi jaringan parenkim, jaringan penunjang, dan jaringan pengangkut (xilem dan floem). Hal ini mengakibatkan pertumbuhan yang berbeda-beda pada masing-masing zona sehingga jarak pertumbuhannya pun berbeda dan tentu nya memiliki interval yang paling pendek. Pada pertumbuhan batang terdapat eberapa zona pertumbuhan yaitu :
a.      Daerah pembelahan (daerah meristematik).
Merupakan daerah yang paling ujung dan merupakan tempat terbentuknya sel-sel baru. Sel-sel di daerah ini mempunyai inti sel yang relatif besar, berdinding tipis, dan aktif membelah diri.
b.     Daerah pemanjangan
Merupakan daerah hasil pembelahan sel-sel meristem. Sel-sel hasil pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya sehingga menjadi bagian dari daerah perpanjangan. Ukuran selnya bertambah beberapa puluh kali dibandingkan sel-sel meristematik.
c.      Daerah diferensiasi
Merupakan daerah yang terletak di bawah daerah pemanjangan. Sel-sel di daerah ini umumnya mempunyai dinding yang menebal dan beberapa di antaranya mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan empulur
            Tumbuhan yang diletakkan di tempat gelap akan mempunyai batang yang lebih panjang dari pada tumbuhan yang ada di tempat terik. Pertumbuan pada tempat yang gelap cenderung lebih tinggi namun warna tumbuhan pucat sedangkan tumbuhan pada tempat terang warnanya segar namun tinggi tanaman sedang (artinya tidak pendek ataupun tinggi seperti tumbuhan pada tempat gelap). Hal ini diakibatkan oleh perbedaan beberapa factor yang mempengaruhi laju pertumbuhan. Sehingga tumbuhan yang diletakkan di tempat gelap mempunyai panjang batang yang lebih tinggi dari pada tumbuhan yang diletakkan di tempat terang. Dengan kata lain, semakin banyak intensitas cahaya maka pertumbuhan batangnya akan semakin lambat. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Tanaman yang ada di tempat gelap akan mempunyai batang yang lebih panjang karena adanya aktivitas hormon auksin. Pemanjangan yang terjadi pada tumbuhan yang di tempatkan di tempat gelap ini bertujuan untuk mencari cahaya matahari. Dalam gerak fototropisme dapat diketahui bahwa daun menghadap datangnya cahaya matahari, karena hormon auksin mengalami penumpukan pada batang yang tidak terkena cahaya sehingga batang seperti menekuk dan menyebabkan daun tepat menghadap matahari. Pada tahap pertumbuhan ini, hormon auksin yang melimpah akan menghambat hormon sitokinin, jadi pada proses ini masih belum terjadi pertumbuhan lateral, pertumbuhan masih terkonsentrasi pada pertumbuhan pucuk.
            Dari hasil percobaan yang diperoleh menunjukkan bahwa daerah yang mengalami pertambahan panjang tertinggi adalah di daerah pucuk. Hasil yang diperoleh juga sudah sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pembelahan sel pada batang umumnya terjadi pada internodus paling atas. Selama periode pertumbuhan aktif, meristem ujung batang yang tipis, berdinding lembut dan isodiametris, aktif melakukan proliferasi sel. Pemanjangan sel diperpanjang sepanjang internodus. Semakin jauh dari internodus maka kecepatan pemanjangan semakin lambat. Daerah pemanjangan di belakang ujung batang biasanya 10 cm panjangnya. Di tempat ini, hormon auksin disintesis untuk mempercepat pembelahan sel sehingga batang akan bertambah panjang.
            Peristiwa dominansi apikal berkaitan dengan peranan berbagai jenis hormon dan interaksi antara hormon–hormon tersebut. Hormon auksin, sitokinin, etilen dan ABA perperan dalam peristiwa dominansi apikal ini. Auksin disintesis pada bagian tanaman yang sedang aktif mengalami pertumbuhan antara lain di bagian apikal batang. Secara basipetal, auksin tersebut ditransport ke bagian bawah secara terus menerus sehingga konsentrasi auksin pada bagian nodus (ketiak daun) cukup tinggi. Konsentrasi auksin yang cukup tinggi ini akan menghambat aktifitas enzim isopentenil transferase yang merupakan katalisator pembentukan sitokinin, sehingga sintesis sitokinin dihambat. Keseimbangan konsentrasi sitokinin yang rendah dan auksin yang tinggi ini akan menghambat diferansiasi sel pada nodus untuk membentuk primordia cabang. Selain itu, konsentrasi IAA yang tinggi dan terhambatnya aktifitas enzim isopentenil transferase di nodus secara tidak langsung akan berakibat memacu sintesis ABA yang akan menghambat pertumbuhan cabang lateral.
            Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pucuk, yaitu :
·       Faktor Dalam yang Memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan:
a.       Faktor gen : Faktor penurunan sifat pada keturunan terkandung di dalam gen. Informasi genetik pada gen mengendalikan terbentuknya sifat penampakan secara fisik (fenotip) melalui interaksinya dengan faktor lingkungan.
b.      Zat pengatur tumbuh (hormon): Zat pengatur tumbuh (hormon) pada tanaman ialah senyawa organik yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat, dan mengubah proses fisiologis tumbuhan. Pada konsentrasi tertentu hormon dapat memacu pertumbuhan, tetapi pada konsentrasi yang tinggi dapat menekan pertumbuhan.
·       Faktor Luar yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
a.     Nutrisi : Nutrisi terdiri atas unsur-unsur atau senyawa-senyawa kimia sebagai sumber energi dan sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Nutrisi umumnya diambil dari dalam tanah dalam bentuk ion dan kation, sebagian lagi diambil dari udara. Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak disebut unsur makro (C, H, O, N, P, K, S, Ca, Fe, Mg). Adapun unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro (B, Mn, Mo, Zn, Cu, Cl). Jika salah satu kebutuhan unsur-unsur tersebut tidak terpenuhi, akan mengakibatkan kekurangan unsur yang disebut defisiensi. Defisiensi mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat.
b.     Air : Air berperan di dalam melarutkan unsur hara dalam proses penyerapan. Air dibutuhkan tumbuhan sebagai pelarut bagi kebanyakan reaksi dalam tubuh tumbuhan dan sebagai medium reaksi enzimatis. Sebagai pelarut, air juga memengaruhi kadar enzim dan substrat sehingga secara tidak langsung memengaruhi laju metabolisme. Kekurangan air pada tanah menyebabkan terhambatnya proses osmosis. Proses osmosis akan terhenti atau berbalik arah yang berakibat keluarnya materi-materi dari protoplasma sel-sel tumbuhan, sehingga tanaman kering dan mati.
c.      Cahaya : Cahaya mutlak diperlukan dalam proses fotosintesis. Cahaya secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap tanaman. Pengaruh cahaya secara langsung dapat diamati dengan membandingkan tanaman yang tumbuh dalam keadaan gelap dan terang. Pada keadaan gelap, pertumbuhan tanaman mengalami etiolasi yang ditandai dengan pertumbuhan yang abnormal (lebih panjang), pucat, daun tidak berkembang, dan batang tidak kukuh. Sebaliknya, dalam keadaan terang tumbuhan lebih pendek, batang kukuh, daun berkembang sempurna dan berwarna hijau. Dalam fotosintesis, cahaya berpengaruh langsung terhadap ketersediaan makanan. Tumbuhan yang tidak terkena cahaya tidak dapat membentuk klorofil, sehingga daun menjadi pucat.
d.     Suhu : Suhu berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan, antara lain memengaruhi kerja enzim. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat proses pertumbuhan. Suhu yang paling baik untuk pertumbuhan disebut suhu optimum (100–380C)
e.      Kelembapan : Tanah dan udara yang lembap berpengaruh terhadap pertumbuhan. Pada keadaan lembap, banyak air yang diserap oleh tumbuhan dan sedikit penguapan yang terjadi sehingga mengakibatkan pertumbuhan menjadi cepat. Akibat pemanjangan sel-sel yang cepat, tumbuhan bertambah besar. Pada kondisi ini, faktor kehilangan air sangat kecil karena transpirasi yang kurang. Adapun untuk mengatasi kelebihan air, tumbuhan beradaptasi dengan memiliki permukaan helaian daun yang lebar.

VII.         Penutup
7.1  Kesimpulan
Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses yang kompleks yang merupakan proses yang vital menyebabkan suatu perubahan yang tetap pada setiap tanaman atau bagiannya dipandang dari sudut ukuran, bentuk, berat dan volumenya
Pertumbuan kacang hijau pada tempat yang gelap cenderung lebih tinggi karena kerja auksin tidak terhambat oleh sinar matahari, sedangkan pada tempat terang, kerja auksin dihambat oleh sinar matahari
Hasil yang diperoleh pada tempat gelap ataupun tempat terang menunjukkan pertumbuhan yang paling cepat berada pada daerah pucuk tumbuhan pada interval 1-3, karena merupakan daerah yang memiliki sel paling muda dan aktifitas meristematiknya paling tinggi, interval selanjutnya mengalami pertumbuhan namun cenderung lambat
Ada 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pucuk, yaitu factor dari dalam (gen dan hormone) serta factor dari luar (nutrisi, cahaya, suhu, air, dan kelembaban).

7.2  Saran
Pada saat melakukan percobaan tersebut, membaca hasil maupun pemberian tanda (interval) pada masing-masing batang harus lebih teliti agar hasil yang diperoleh sesuai dengan teori


DAFTAR PUSTAKA

Campbell. 2000. Biologi Jilid 3 Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.

Dartius. 1991. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Medan: USU-Press.

Dwijoseputro, D. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia

Filter, A. H. dan R. K. M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: UGM Press.

Kaufman, P. B., J. Labavitch, A. A. Prouty, N.S Ghosheh.  1975.  Laboratory Experiment in Plant Physiology.  Macmillan Publishing Co., Inc.  New York.

Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo Persad.a

Loveless, A. R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Muhammad Azrai, Firdaus Kasim, Sutrisno, dan Sugiono Moeljopawiro. 2003. Identifikasi Lokus Karakter Kuantitatif Pertahanan Penyakit Bulai Pada Jagung Menggunakan Maraka RFLP. Jurnal Bioteknologi Pertanaian, Vol. 8, No. 1, pp 8-14. Bogor.s

Salisbury, dan Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB Press.

Sari, Yanti Puspita. 2009. Respon Pertumbuhan Tunas Meranti Merah (Shorea seminis (de Vriese) Slooten) Dengan Pemberian Zat Pengatur Tumbuh BA (Benzil Adenin) Secara In vitro. Bioprospek, volume 6, Nomor II, September 2009. ISSN 1829-7226. FMIPA Biologi Universitas Mulawarman. 

Sitompul, S. M. dan Guritno. B. 1995. Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta: UGM Press.

Wilkins, M. B. 1989. Fisologi Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.
Samudin, S.2009.  Pengaruh Kombinasi Auksin-Sitokinin Terhadap Pertumbuhan Buah Naga. Palu:Universitas Tadulako. Jurnal Media Litbang Sulteng. Vol 2 (1) : 62 – 66.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar