LAPORAN
PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
PERANAN
GELOMBANG CAHAYA DALAM FOTOSINTESIS
Oleh:
Zakyah
120210153086
A-International
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
I.
Judul
Peranan Gelombang Cahaya
dalam Fotosintesis
II. Tujuan
Mengetahui peranan cahaya
dalam fotosintesis
III. Dasar Teori
Tumbuhan
tingkat tinggi, untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya harus melakukan proses
sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun suatu tumbuhan yang memiliki
klorofil, dengan bantuan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber
energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya
matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan
klorofil tidak dapat bekerja tanpa menggunakan cahaya matahari karena kloropil
hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1983).
Fotosintesis adalah proses sintesis karbohidrat dari
bahan-bahan anorganik (CO2 dan H2O) pada tumbuhan berpigmen dengan bantuan
energi cahaya matahari. Fotosintesis terdiri atas 2 fase, yaitu fase I yang
berlangsung pada grana dan menghasilkan ATP dan NADPH2 serta fase II yang
berlangsung pada stroma dan menghasilkan karbohidrat. Molekul air tidak dipecah
dalam fotosintesis primitif dan setelah evolusi molekul air dipecahkan melalui
2 fotosistem sehingga O2 dilepaskan ke atmosfir. Fotosintesis berkembang
menjadi lebih kompleks secara biokimia sampai terjadinya pemisahan antara
respirasi dan fotosintesis beserta regulasinya. Evolusi tipe-tipe fotosintesis
seperti C4 dan CAM merupakan akibat menurunnya rasio CO2/O2 dan radiasi yang
intensif pada atmosfir (Nio, 2012).
Umumnya
fotosintesis bertambah sejalan dengan peningkatan intensitas cahaya sampai pada
suatu nilai optimum tertentu (cahaya saturasi). Di atas nilaitersebut cahaya
merupakan penghambat bagi fotosintesis (cahaya inhibisi), sedangkan di bawah
nilai optimum merupakan cahaya pembatas sampai pada suatu kedalaman di mana
cahaya tidak dapat menembus lagi (Sunarto, 2004).
|
|
Pada
tumbuhan didapatkan bermacam-macam pigmen yang berperan menyerap energi cahaya.
Pigmen fotosintetis terdapat dalam kloroplas yang terdiri dari klorofil a, b,
santofil, karotenoid, bakterioklorofil pada bakteri. Pigmen ini menyerap warna
atau gelombang cahaya yang berbeda-beda. Masing-masing menyerap maksimum pada
gelombang cahaya tertentu. Pigmen umumnya mempunyai penyerapan maksimum pada
gelombang cahaya pendek dan juga panjang. Untuk memaksimalkan penyerapan energi
cahaya, maka pada kloroplas terdapat kelompok pemanen cahaya yang disebut
dengan antena yang terdiri dari bermacam-macam pigmen, pigmen yang paling
banyak pada kloroplas adalah klorofil. Klorofil merupakan pigmen yang berwarna
hijau yang terdapat pada kloroplast. Pigmen ini berguna untuk melangsungkan
fotosintesis pada tumbuhan . Aneka bentuk dan ukuran kloroplast ditemukan pada
berbagai tumbuhan (Salisbury and Ross, 1995).
Fotosintesis meliputi dua tahap reaksi, yaitu reaksi terang
membutuhkan cahaya yang di ikuti reaksi gelap tidak membutuhkan cahaya.
a.
Reaksi
Terang : mengubah energy matahari menjadi energy kimia yang berlangsung pada
grana. Klorofil menangkap foton dari cahaya matahari dan mengubahnya menjadi
energy penggerak electron terjadi pemecahan molekul air oleh cahay sehingga
dilepaskan electron, hydrogen dan oksigen (fotolisis)
· Reaksi Siklik : pada fotosistem I
(P700) terjadi perputaran electron yang dihasilkan dan ditangkap oleh akseptor
sebagai hasil dari reaksi reduksi dan oksidasi. Proses ini menghasilkan ATP
sebagai hasil penambahan electron pada ADP (fotofosforilasi).
· Reaksi Non Siklik : memerlukan
tambahan fotosistem II (P680). Pompa electron menggerakkan satu H+
yang akan digunakan pada pembentukan ATP dari ADP (fotofosforilasi). Pada
proses ini di hasilkan energy berupa 1 ATP dan 1 NADPH.
b.
Reaksi
Gelap : energy yang dihasilkan dari reaksi terang digunakan sebagai bahan
baku pembentukan karbohidrat proses fiksasi CO2 di stroma.
Karbondioksida di ikat oleh molekul kimia yang disebut ribulosa bifosfat
(RuBP). Karbondioksida akan berikatan dengan RuBP yang mengandung 6 gugus C
menjadi bahan utama pembentukan glukosa yang di bantu enzim rubisko, disebut
siklus Calvin-Bensin. RuBP yang berikatan dengan Karbondioksida membentuk
fosfogliserat (PGA) yang memiliki gugus C. energy yang berasal dari ATP dan
NADPH akan digunakan PGA menjadi fosfogliseraldehid (PGAL) yang mengandung 3
gugus C. 2 molekul PGAL akan menjadi bahan baku glukosa yang merupakan produk
utama fotosintesis, sisanya kembali menjadi RuBP dengan bantuan ATP (Ferdinand,
2007).
Fotosintesis
terjadi pada semua bagian berwarna hijau pada tumbuhan karena memiliki
kloroplas, tetapi tempat utama berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Pigmen
warna hijau yang terdapat pada kloroplas disebut dengan klorofil dan dari zat
inilah warna daun berasal. Klorofil menyerap energy cahaya yang menggerakkan
sintesis molekul makanan dalam kloroplas untuk menghasilkan energi (Campbell,
2002).
Selain klorofil
tumbuhan juga membutuhkan cahaya untuk perkembangannya. Terdapat empat macam
penerima cahaya yang dikenal dalam mempengaruhi fotomorfogenesis pada tumbuhan.
Pertama, fitokrom yaitu diketahui paling kuat menyerap cahaya merah dan juga
mampu menyerap cahaya biru. Kedua adalah kriptoksom, yaitu kelompok sejumlah
pigmen yang serupa menyerap cahaya biru dan gelombang ultraviolet. Ketiga,
penerima cahaya UV yaitu satu atau beberapa senyawa yang tidak dikenal yang
menyerap radiasi ultraviolet antara kurang lebih 280-320 nm. Keempat ialah
protoklorofilida, yaitu pigmen yang menyerap cahaya merah dan biru, bias
tereduksi menjadi klorofil a (Lakitan, 1994).
Kandungan klorofil
yang tinggi akan meningkatkan fotosintesis tanaman, karena semakin banyak
klorofil maka semakin banyak cahaya yang diserap untuk digunakan dalam
fotosintesis, dan semakin banyak pula energi yang dihasilkan untuk mendukung
pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bahri (2010)
yaitu klorofil merupakan faktor utama yang mempengaruhi fotosintesis,
kekurangan air akibat cekaman abiotik akan mempengaruhi kandungan klorofil
dalam kloroplas pada jaringan. (Damanik, 2013).
Klorofil sangat
penting bagi tumbuhan untuk melaksanakan fotosintesis dan menghasilkan energi.
Untuk itu kita perlu mengetahui banyaknya klorofil yang terdapat pada selembar
daun dan kandungan dari klorofil itu sendiri. Oleh karena itu, dilakukanlah
praktikum mengenai pigmen fotosintetik ini dengan menggunakan beberapa metoda.
Klorofil merupakan pigmen kloroplast yang terdapat dalam plastid. Plastid
merupakan struktur khusus, diselimuti oleh system membran rangkap ditemui hanya
pada tumbuhan dan beberapa protista. Plastid mengandung ONA dan ribosom yang
terbenam (bersama membrane) dalam cair yang disebut stroma (Salisbury dan Ross,
1995).
Karbohidrat
sebagai produk dari fotosinsis mempunyai pengaruh juga terhadap peningkatan
cahaya. Pada pagi hari fotositesis belum aktif berlangsung sehingga belum
terjadi peningkatan intensitas cahaya yang mempengaruhi proses fotosintesis. Peningkatan
cahaya secara berangsur-angsur akan meningkatkan fotosintesis sampai pada
tingkat kompesasi cahaya (Reza, 2013).
Cahaya matahari merupakan sumber
energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya
matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini
disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya
matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahar
(Dwijoseputro: 1983).
Cahaya matahari merupakan sebentuk
energi yang dikenal sebagai gelombang elektromagnetik, disebut juga radiasi
elektromagnetik. Jarak antar gelombang elektromagnetik disebut panjang
gelombang (wavelength). Panjang gelombang berkisar kurang dari satu nanometer
(untuk sinar gama) sampai lebih dari satu kilometer (untuk gelombang radio).
Keseluruhan kisaran radiasi ini deiseut sebagai spektrum elektromagnetik.
Segmen spektrum yang paling penting bagi tumbuhan adalah pita sempit antara
panjang gelombang sekitar 380 nm sampai 750 nm. Radiasi ini dikenal sebagai
cahaya tampak, karena dapat dideteksi sebagai beraneka ragam warna oleh mata
manusia. Model cahaya sebagai gelombang menjelaskan banyak sifat cahaya, namu
dalam beberapa hal cahaya berperilaku seolah-olah terdiri atas
partikel-partikel diskret yang disebut foton. Foton bukanlah objek yang bisa
diindra, namun bertindak seperti objek karena masing-masing mempunyai kuantitas
energi yang tetap. Jumlah energi tersebut berbanding terbalik dengan panjang
gelombang cahaya: semakin pendek panjang gelombang, semakin besar energi foton
dari cahaya tersebut (Campbell, 2002).
Pigmen fotosintetik:
reseptor cahaya
Ketika
cahaya bertemu materi, cahaya mungkin dipantulkan, diteruskan, atau diserap.
Zat yang menyerap cahaya tampak dikenal sebagai pigmen. Pigmen-pigmen yang
berbeda menyerap cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda pula, dan
panjang gelombang yang diserap pun menghilang. Kita melihat daun yang berwarna
hijau karena klorofil menyerap cahaya violet-biru dan merah sambil meneruskan
dan memantulkan cahaya hijau (Campbell, 2002).
IV.
Metodologi Praktikum
a. ALAT
-
Gelas piala ukuran 1000 mL berisi 300 mL air.
-
Pemanas listrik
-
Silet
-
Penjepit kertas
-
Botol semprot
-
Gelas piala ukuran 500 mL
-
Cawan petri (diameter 9-10 cm)
-
Pipet tetes
-
Pinset
-
Gunting
b. BAHAN
-
Plastik transparasi warna biru, hijau,
merah, putih, kuning
-
Kertas manila hitam
-
Tanaman singkong
-
Tanaman jambu biji
-
Alcohol 70 %
-
Air
-
Larutan I2 pekat dalam alcohol
-
Kantong plastik
c. CARA
KERJA
a. perlakuan
Satu minggu sebelum percobaan dilakssanakan, memilih
tanaman yang telah memiliki 3-4 daun trifoliate dan memilih daun yang sehat
menentukan 4 lembar daun yang akan diberi perlakuan.
|
Mengambil 3 pasang potongan platik transparasi
masing-masing berwarna biru, hijau, merah, bening(tidak berwarna), kuning
serta sepasang kertas manila hitam. Potongan kertas maupun plastic berbentuk
segi empat berukuran 2,5 x 5,0 cm telah disediakan di laboratorium.
|
Menempatkan tiap pasangan plastik/kertas tersebut
padaa tiap daun yang telah dipilih sedemikian rupa sehingga lembar daun
berada diatara dua potongan plastik/kertas. Menjepit daun yang telah
terbungkus tersebut dengan penjepit kertas.
|
Meletakkan tanaman pada daerah yang mempunyai cahaya
penuh dan membiarkan sampai percobaan dilakukan (satu minggu kemdian).
|
b. Uji
kandungan karbohidrat
Membuat irisan batang yang sudah berubah warna,
mengamati dibawah mikroskop.
|
Pada
hari percobaan, mengambil daun yang telah ditempeli potongan plastik/kertas
tadi dan bawa ke meja praktikum. Memberi tanda pada masing-masing daun untuk
mencirikan warna plastik/ kertas yang ditempelkan pada daun, mencatat pada
buku kerja
|
Menggambar
masing-masing daun diatas kertas dan menetukan posisi kertas/plastik
pembungkus daun
|
Menyiapkan
ethanol mendidih dengan cara menempatkan gelas piala ukuran 1000 mL yang
telah terisi air 300 mL diatas pemanas listrik. Dengan hati-hati menempatkan
gelas piala ukuran 500 mL yang telah berisi 100 mL etanol 70 % kedalam gelas
piala 1000 mL tersebut. Menyalakan pemans listrik dan menunngu hingga ethanol
mendidih.
|
Melepas
plastik/kertas tersebut dari masing-masing daun dengan menggunakan
pinset dan memasukkan tiap daun
kedalam ethanol yang telah mendidih untuk mengekstrak pigmen
|
Jika
daun telah berwarna putih, mengangkat daun dengan hati-hati dengan pinset.
Meletakkan tiap daun pada cawan petri yang berbeda. Mencuci daun dengan akuaddes
dan menambahkan lebih banyak aquades sampai daun terendam. Mematikan pemanas
listrik.
|
Meneteskan
beberapa tetes larutan iodine pekat kedalam cawan petri yang telah berisi
daun terendamair sampai air menjadi berwarna merah. Membiarkan larutan iodine
bereaksi dengan pati dalam daun dan akan menghasilkan warna ungu kehitaman.
|
Mengamati
bagian daun yang berubah menjadi warna ungu kehitaman dan menggambarkan hasil
pengamatan.
|
Membuat laporan hasil pengamatan, yang mencakup :
-
Gambar
daun sebelum direbus dalam ethanol 70 % dan menunjukkan posisi kertas/plastic
dari masing-masing warna.
-
Gambar
daun setelah direbus didalam etanol 70 % dan menunjukkan posisi terbentuknya
warna.
|
V.
HASIL
PENGAMATAN
Kelompok
|
Tumbuhan
|
Warna mika
|
Pemberian iodine
|
|
sebelum
|
Sesudah
|
|||
1
|
Singkong
|
Biru
Merah
Kuning
Hijau
Bening
Hitam
|
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Terbakar
|
Lebih gelap
Lebih gelap
Lebih
bening
Hijau
Lebih gelap
Terbakar
|
2
|
Singkong
|
Biru
Merah
Kuning
Hijau
Bening
Hitam
|
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
|
Ada hitam
sedikit
Lebih gelap
Sedikt
bening
Lebih gelap
Lebih gelap
Lebih gelap
|
3
|
Jambu
|
Biru
Merah
Kuning
Hijau
Bening
Hitam
|
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Cokelat
|
Tetap
Ada hitam
sedikit
Tetap
Tetap
Tetap
Hitam
|
4
|
Jambu
|
Biru
Merah
Kuning
Hijau
Bening
Hitam
|
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
|
Lebih gelap
Lebih gelap
Lebih gelap
Tidak
berubah
Tidak
berubah
Lebih transparan
|
VI.
Pembahasan
Praktikum ini yaitu tentang Percobaan Fotosintesis yang
bertujuan untuk mengetahui peranan cahaya dalam
fotosintesis. Bahan yang digunakan adalah daun jambu biji, daun singkong,
etanol dan iodine. Daun akan di rebus dengan etanol, tujuannya yaitu untuk
melarutkan klorofil yang ada pada daun. Dan kemudian akan direndam didalam
iodine yang berguna untuk mengetahui kandungan karbohidrat dalam daun tersebut.
Pada percobaan ini, kelompok 1 dan 2 menggunakan daun singkong, sedangkan
kelompok 3 dan 4 menggunakan daun jambu.
Hasil yang diperoleh dari
percobaan pada kelompok 1 pada daun sebelum direbus semuanya berwarna hijau,
kecuali daun dengan kertas kerbon hitam yang daunnya telah kering dan terbakar.
Setelah direbus dan diberi iodine, daun dengan mika biru berubah menjadi lebih
gelap. Daun dengan mika merah berubah menjadi lebih gelap. Daun dengan mika
kuning berubah menjadi lebih bening. Daun dengan mika hijau tetap berwarna
hijau. Daun dengan mika bening berubah menjadi lebih gelap. Dan daun dengan
kertas karbon hitam tetap memiliki daun kering yang terbakar.
Pada kelompok 2 pada daun
sebelum direbus semuanya berwarna hijau. Setelah direbus dan diberi iodine,
daun dengan mika biru terdapat sedikit warna hitam. Daun dengan mika merah
berubah menjadi lebih gelap. Daun dengan mika kuning berubah menjadi sedikit bening.
Daun dengan mika hijau berubah menjadi lebih gelap. Daun dengan mika bening
berubah menjadi lebih bening. Dan daun dengan kertas karbon hitam berubah
menjadi lebih bening.
Hasil yang diperoleh dari
percobaan pada kelompok 3 pada daun sebelum direbus semuanya berwarna hijau,
kecuali pada daun dengan kertas karbon hitam yang memiliki warna cokelat. Setelah
direbus dan diberi iodine, daun dengan mika biru tetap memiliki daun yang
berwarna hijau. Daun dengan mika merah terdapat sedikit warna hitam. Daun dengan
mika kuning tetap memiliki daun yang berwarna hijau. Daun dengan mika hijau
tetap memiliki daun yang berwarna hijau. Daun dengan mika bening tetap memiliki
daun yang berwarna hijau. Dan daun dengan kertas karbon hitam berubah warna
menjadi hitam.
Hasil yang diperoleh dari
percobaan pada kelompok 4 pada daun sebelum direbus semuanya berwarna hijau. Setelah
direbus dan diberi iodine, daun dengan mika biru tetap memiliki daun yang
berwarna lebih gelap. Daun dengan mika merah memiliki daun yang berwarna lebih
gelap. Daun dengan mika kuning memiliki daun yang berwarna lebih gelap. Daun
dengan mika hijau tetap memiliki daun yang berwarna hijau. Daun dengan mika
bening tetap memiliki daun yang berwarna hijau. Dan daun dengan kertas karbon
hitam berubah warna menjadi lebih transparan.
Menurut dasar teori, pada spektrum cahaya birulah
fotosintesis terjadi maksimal karena warna biru mempunyai panjang gelombang
yang paling pendek dibandingkan dengan warna lain yang digunakan pada percobaan
ini, sehingga menghasilkan energi yang lebih besar karena menurut dasar teori
panjang gelombang berbanding terbalik dengan energi yang dihasilkan. Sedangkan mika biru memantulkan warna biru dan menyerap warna merah. Jadi menurut
dasar teori, mika warna birulah yang memberikan hasil fotosintesis yang
maksimal. Sedangkan mika merah
memantulkan warana merah dan menyerap warna biru, jadi hasil fotosintesisnya
juga bagus, menurut dasar teori karena spektrum cahaya ini yang dominan
digunakan oleh tumbuhan. Mika kuning
lebih menyerap warna biru atau merah. Untuk mika bening, warna daun setelah direndam iodin warnanya hijau kekuningan,
mendekati warna hijau(warna asal daun) yang menandakan bahwa fotosintesis yang
terjadi intensitasnya sangat kecil. Semestinya warna bening memberikan hasil
fotosintesis yang bagus, karena warna bening menyerap semua spektrum cahaya
jadi dapat meningkatkan fotosintesis. Menurut dasar teori, mika warna bening,
biru dan merah lah yang memberikan hasil terbaik. Kesalahan yang terjadi pada
percobaan tersebut, bisa disebabkan oleh daun yang dipilih mendapatkan
intensitas cahaya yang tidak sama, iodin yang digunakan untuk merendam kurang
lama, dan bisa saja pada saat perebusan menggunakan ethanol kurang sempurna.
Berbeda halnya dengan daun yang dilapisi dengan kertas
karbon yang warnanya hitam. Sifat dari
warna adalah menyerap panas. Jadi warna hitam ini menyebabkan daun menyerap
semua pigmen cahaya dari cahaya tampak sehingga daun nampak seperti terbakar
dan fotosintesis tidak berjalan maksimal. Akibatnya, intensitas cahaya yang
tinggi menyebabkan klorofil rusak. Daun yang terbakar adalah daun singkong,
sedangkan daun jambu biji tidak, namun hanya terdapat perubahan warna menjadi
coklat. Hal ini disebabkan karena struktur lamina daun dari singkong lebih
tipis daripada jambu biji.
Apabila dibandingkan, fotosintesis yang terjadi pada daun jambu
biji lebih baik daripada yang terjadi pada daun singkong. Karena daun jambu
biji struktur lamina daunnya lebih kokoh daripada daun singkong. Mika yang
paling baik membantu dalam proses fotosintesis adalah mika bening, mika biru,
dan merah. Sedangakan warna hitam dan kuning kurang baik dalam membantu
fotosintesis. Jadi dapat disimpulkan bahwa cahaya sangat berpengaruh terhadap
pengaktifan klorofil dan mempengaruhi keadaan kerjanya (maksimal atau tidak)
dalam proses fotosintesis.
Untuk
mengetahui ada atau tidaknya amilum yang terdapat dalam proses fotosintesis
dapat dilakukan dengan berbagai percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan
variasi cahaya matahari yang berbeda pada daun tumbuhan dan mengujinya dengan
larutan Iodine untuk memperoleh hasil dan data yang bervariasi antara daun
tumbuhan sampel. Diketahui bahwa hanya bagian hijau pada
tumbuhan yang melaksanakan fotosintesis daun, cukup alasan untuk menduga bahwa
hanya bagian pigmen hijau kloroplaslah yang menyerap cahaya yang dipantulkan
untuk proses tersebut. Berdasarkan teori bahwa, daun tua mempunyai kadar
klorofil lebih tinggi dari pada daun muda, ini ditunjukkan oleh warna daun tua
lebih pekat dari pada daun muda. Oleh karena itu semakin pekat warna daun
berarti daun tersebut memiliki kadar klorofil yang lebih tinggi.
Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya
panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses
fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak
(380-700 nm). Cahaya tampak
terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm), biru
(410 - 500 nm) dan violet/ungu (< 400 nm). Masing-masing
jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Dan ini berhubungan
dengan reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu
fotosistem I dan II. Fotosistem I
(PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini optimal
menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II)
berisi pusat reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680
nm.
VII.
Penutup
a. Kesimpulan
Cahaya
matahari berperan sebagai sumber utama penghasil cahaya yang digunakan sebagai
bahan pokok untuk melakukan fotosintesis. Cahaya sangat berpengaruh terhadap
pengaktifan klorofil dan mempengaruhi
keadaan kerjanya (maksimal atau tidak)
dalam proses fotosintesis
Warna
mika yang baik untuk fotosintesis adalah warna bening(menyerap semua warna),
biru(menyerap warna merah), merah (menyerap warna biru).
Fotosintesis
adalah suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk membentuk karbohidrat
dengan memakai karbondioksida (CO2) dari udara dan air (H2O) dari dalam tanah
dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil.
Bagian
daun yang tidak tertutup kertas karbon menghasilkan warna ungu kehitam-hitaman
yang menandakan terbentuknya amilum yang berarti menunjukkan terjadinya
fotosintesis.
b. Saran
Sebaiknya praktikan lebih
teliti dalam mengamati perubahan warna didalam daun sebelum direbus, setelah
direbus dan setelah pemberian iodine. Untuk meninimalisir terjadinya kesalahan
dalam pengidentifikasian peranan gelombang cahaya dalam fotosintesis.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A. 2002. Biologi
Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Damanik, Andriany
F, Rosmayati dan Hasmawi Hasyim. 2013. Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai
Terhadap Pemberian Mikoriza Dan Penggunaan Ukuran Biji Pada Tanah Salin. Jurnal Online Agroekoteknologi. Program
Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan. Vol.1, No.2. ISSN No.
2337- 6597
Dwijoseputro, D. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta.:
Gramedia.
Ferdinand, Fiktor P. dan Moekti
Ariwibowo. 2007. Praktis Belajar Biologi.
Jakarta : Grafindo Media Pratama.
Kimball.
1994. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Lakitan, B. 1994. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Palembang: Universitas
Sriwijaya.
Nio, song. 2012. Evolusi Fotosintesis pada
Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains. Program Studi Biologi FMIPA, Universitas Sam Ratulangi .
Vol. 12 No. 1.
Reza, Agustina Putri, dkk.
2013. Studi Tanaman Penghijauan Glodokan Tiang (Polythea longifolia),
Kasia Emas (Cassia surattensis), Kelapa (Cocos nucifera) sebagai
Penyerap Emisi Gas Karbondioksida di Jalan PB. Sudirman Denpasar. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika.
Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. ISSN:
2301-6515 Vol. 2, No. 2.
Salisbury and Ross. 1995. Fisiologi
Tumbuhan Jilid II. Bandung: ITB.
Sunarto, Sri Astuty dan Herman Hamdani. 2004. Efisiensi
Pemanfaatan Energi Cahaya Matahari oleh
Fitoplankton dalam Proses Fotosintesis. Jurnal
Akuatika Vol 2. No. 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar