Kamis, 21 Mei 2015

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN: PERANAN GELOMBANG CAHAYA DALAM FOTOSINTESIS



Description: Description: UNEJ

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
PERANAN GELOMBANG CAHAYA DALAM FOTOSINTESIS








Oleh:
Zakyah
120210153086
A-International






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

I.        Judul
Peranan Gelombang Cahaya dalam Fotosintesis

II.     Tujuan
Mengetahui peranan cahaya dalam fotosintesis

III.   Dasar Teori
Tumbuhan tingkat tinggi, untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya harus melakukan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun suatu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan bantuan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil tidak dapat bekerja tanpa menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1983).
Fotosintesis adalah proses sintesis karbohidrat dari bahan-bahan anorganik (CO2 dan H2O) pada tumbuhan berpigmen dengan bantuan energi cahaya matahari. Fotosintesis terdiri atas 2 fase, yaitu fase I yang berlangsung pada grana dan menghasilkan ATP dan NADPH2 serta fase II yang berlangsung pada stroma dan menghasilkan karbohidrat. Molekul air tidak dipecah dalam fotosintesis primitif dan setelah evolusi molekul air dipecahkan melalui 2 fotosistem sehingga O2 dilepaskan ke atmosfir. Fotosintesis berkembang menjadi lebih kompleks secara biokimia sampai terjadinya pemisahan antara respirasi dan fotosintesis beserta regulasinya. Evolusi tipe-tipe fotosintesis seperti C4 dan CAM merupakan akibat menurunnya rasio CO2/O2 dan radiasi yang intensif pada atmosfir (Nio, 2012).
            Umumnya fotosintesis bertambah sejalan dengan peningkatan intensitas cahaya sampai pada suatu nilai optimum tertentu (cahaya saturasi). Di atas nilaitersebut cahaya merupakan penghambat bagi fotosintesis (cahaya inhibisi), sedangkan di bawah nilai optimum merupakan cahaya pembatas sampai pada suatu kedalaman di mana cahaya tidak dapat menembus lagi (Sunarto, 2004).




cahaya matahari 

 
 
klorofil
 
 Persamaan fotosintesis : 6CO2 + 6H2O                                  C6H12O6 + 6O2 + 675 kalori
Pada tumbuhan didapatkan bermacam-macam pigmen yang berperan menyerap energi cahaya. Pigmen fotosintetis terdapat dalam kloroplas yang terdiri dari klorofil a, b, santofil, karotenoid, bakterioklorofil pada bakteri. Pigmen ini menyerap warna atau gelombang cahaya yang berbeda-beda. Masing-masing menyerap maksimum pada gelombang cahaya tertentu. Pigmen umumnya mempunyai penyerapan maksimum pada gelombang cahaya pendek dan juga panjang. Untuk memaksimalkan penyerapan energi cahaya, maka pada kloroplas terdapat kelompok pemanen cahaya yang disebut dengan antena yang terdiri dari bermacam-macam pigmen, pigmen yang paling banyak pada kloroplas adalah klorofil. Klorofil merupakan pigmen yang berwarna hijau yang terdapat pada kloroplast. Pigmen ini berguna untuk melangsungkan fotosintesis pada tumbuhan . Aneka bentuk dan ukuran kloroplast ditemukan pada berbagai tumbuhan (Salisbury and Ross, 1995).
Fotosintesis meliputi dua tahap reaksi, yaitu reaksi terang membutuhkan cahaya yang di ikuti reaksi gelap tidak membutuhkan cahaya.
a.                Reaksi Terang : mengubah energy matahari menjadi energy kimia yang berlangsung pada grana. Klorofil menangkap foton dari cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energy penggerak electron terjadi pemecahan molekul air oleh cahay sehingga dilepaskan electron, hydrogen dan oksigen (fotolisis)
·       Reaksi Siklik : pada fotosistem I (P700) terjadi perputaran electron yang dihasilkan dan ditangkap oleh akseptor sebagai hasil dari reaksi reduksi dan oksidasi. Proses ini menghasilkan ATP sebagai hasil penambahan electron pada ADP (fotofosforilasi).
·       Reaksi Non Siklik : memerlukan tambahan fotosistem II (P680). Pompa electron menggerakkan satu H+ yang akan digunakan pada pembentukan ATP dari ADP (fotofosforilasi). Pada proses ini di hasilkan energy berupa 1 ATP dan 1 NADPH.
b.                Reaksi Gelap  : energy yang dihasilkan dari reaksi terang digunakan sebagai bahan baku pembentukan karbohidrat proses fiksasi CO2 di stroma. Karbondioksida di ikat oleh molekul kimia yang disebut ribulosa bifosfat (RuBP). Karbondioksida akan berikatan dengan RuBP yang mengandung 6 gugus C menjadi bahan utama pembentukan glukosa yang di bantu enzim rubisko, disebut siklus Calvin-Bensin. RuBP yang berikatan dengan Karbondioksida membentuk fosfogliserat (PGA) yang memiliki gugus C. energy yang berasal dari ATP dan NADPH akan digunakan PGA menjadi fosfogliseraldehid (PGAL) yang mengandung 3 gugus C. 2 molekul PGAL akan menjadi bahan baku glukosa yang merupakan produk utama fotosintesis, sisanya kembali menjadi RuBP dengan bantuan ATP (Ferdinand, 2007).
Fotosintesis terjadi pada semua bagian berwarna hijau pada tumbuhan karena memiliki kloroplas, tetapi tempat utama berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Pigmen warna hijau yang terdapat pada kloroplas disebut dengan klorofil dan dari zat inilah warna daun berasal. Klorofil menyerap energy cahaya yang menggerakkan sintesis molekul makanan dalam kloroplas untuk menghasilkan energi (Campbell, 2002).
Selain klorofil tumbuhan juga membutuhkan cahaya untuk perkembangannya. Terdapat empat macam penerima cahaya yang dikenal dalam mempengaruhi fotomorfogenesis pada tumbuhan. Pertama, fitokrom yaitu diketahui paling kuat menyerap cahaya merah dan juga mampu menyerap cahaya biru. Kedua adalah kriptoksom, yaitu kelompok sejumlah pigmen yang serupa menyerap cahaya biru dan gelombang ultraviolet. Ketiga, penerima cahaya UV yaitu satu atau beberapa senyawa yang tidak dikenal yang menyerap radiasi ultraviolet antara kurang lebih 280-320 nm. Keempat ialah protoklorofilida, yaitu pigmen yang menyerap cahaya merah dan biru, bias tereduksi menjadi klorofil a (Lakitan, 1994).
Kandungan klorofil yang tinggi akan meningkatkan fotosintesis tanaman, karena semakin banyak klorofil maka semakin banyak cahaya yang diserap untuk digunakan dalam fotosintesis, dan semakin banyak pula energi yang dihasilkan untuk mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bahri (2010) yaitu klorofil merupakan faktor utama yang mempengaruhi fotosintesis, kekurangan air akibat cekaman abiotik akan mempengaruhi kandungan klorofil dalam kloroplas pada jaringan. (Damanik, 2013).
Klorofil sangat penting bagi tumbuhan untuk melaksanakan fotosintesis dan menghasilkan energi. Untuk itu kita perlu mengetahui banyaknya klorofil yang terdapat pada selembar daun dan kandungan dari klorofil itu sendiri. Oleh karena itu, dilakukanlah praktikum mengenai pigmen fotosintetik ini dengan menggunakan beberapa metoda. Klorofil merupakan pigmen kloroplast yang terdapat dalam plastid. Plastid merupakan struktur khusus, diselimuti oleh system membran rangkap ditemui hanya pada tumbuhan dan beberapa protista. Plastid mengandung ONA dan ribosom yang terbenam (bersama membrane) dalam cair yang disebut stroma (Salisbury dan Ross, 1995).
Karbohidrat sebagai produk dari fotosinsis mempunyai pengaruh juga terhadap peningkatan cahaya. Pada pagi hari fotositesis belum aktif berlangsung sehingga belum terjadi peningkatan intensitas cahaya yang mempengaruhi proses fotosintesis. Peningkatan cahaya secara berangsur-angsur akan meningkatkan fotosintesis sampai pada tingkat kompesasi cahaya (Reza, 2013).
Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahar (Dwijoseputro: 1983).
Cahaya matahari merupakan sebentuk energi yang dikenal sebagai gelombang elektromagnetik, disebut juga radiasi elektromagnetik. Jarak antar gelombang elektromagnetik disebut panjang gelombang (wavelength). Panjang gelombang berkisar kurang dari satu nanometer (untuk sinar gama) sampai lebih dari satu kilometer (untuk gelombang radio). Keseluruhan kisaran radiasi ini deiseut sebagai spektrum elektromagnetik. Segmen spektrum yang paling penting bagi tumbuhan adalah pita sempit antara panjang gelombang sekitar 380 nm sampai 750 nm. Radiasi ini dikenal sebagai cahaya tampak, karena dapat dideteksi sebagai beraneka ragam warna oleh mata manusia. Model cahaya sebagai gelombang menjelaskan banyak sifat cahaya, namu dalam beberapa hal cahaya berperilaku seolah-olah terdiri atas partikel-partikel diskret yang disebut foton. Foton bukanlah objek yang bisa diindra, namun bertindak seperti objek karena masing-masing mempunyai kuantitas energi yang tetap. Jumlah energi tersebut berbanding terbalik dengan panjang gelombang cahaya: semakin pendek panjang gelombang, semakin besar energi foton dari cahaya tersebut (Campbell, 2002).


 







Pigmen fotosintetik: reseptor cahaya
Ketika cahaya bertemu materi, cahaya mungkin dipantulkan, diteruskan, atau diserap. Zat yang menyerap cahaya tampak dikenal sebagai pigmen. Pigmen-pigmen yang berbeda menyerap cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda pula, dan panjang gelombang yang diserap pun menghilang. Kita melihat daun yang berwarna hijau karena klorofil menyerap cahaya violet-biru dan merah sambil meneruskan dan memantulkan cahaya hijau (Campbell, 2002).



IV.           Metodologi  Praktikum
a.      ALAT
-        Gelas piala ukuran 1000 mL berisi 300 mL air.
-        Pemanas listrik
-        Silet
-        Penjepit kertas
-        Botol semprot
-        Gelas piala ukuran 500 mL
-        Cawan petri (diameter 9-10 cm)
-        Pipet tetes
-        Pinset
-        Gunting
b.     BAHAN
-        Plastik transparasi warna biru, hijau, merah, putih, kuning
-        Kertas manila hitam
-        Tanaman singkong
-        Tanaman jambu biji
-        Alcohol 70 %
-        Air
-        Larutan I2 pekat dalam alcohol
-        Kantong plastik

c.      CARA KERJA
a.      perlakuan
Satu minggu sebelum percobaan dilakssanakan, memilih tanaman yang telah memiliki 3-4 daun trifoliate dan memilih daun yang sehat menentukan 4 lembar daun yang akan diberi perlakuan.
          
Mengambil 3 pasang potongan platik transparasi masing-masing berwarna biru, hijau, merah, bening(tidak berwarna), kuning serta sepasang kertas manila hitam. Potongan kertas maupun plastic berbentuk segi empat berukuran 2,5 x 5,0 cm telah disediakan di laboratorium.
    
Menempatkan tiap pasangan plastik/kertas tersebut padaa tiap daun yang telah dipilih sedemikian rupa sehingga lembar daun berada diatara dua potongan plastik/kertas. Menjepit daun yang telah terbungkus tersebut dengan penjepit kertas.

Meletakkan tanaman pada daerah yang mempunyai cahaya penuh dan membiarkan sampai percobaan dilakukan (satu minggu kemdian).

b.     Uji kandungan karbohidrat
Membuat irisan batang yang sudah berubah warna, mengamati dibawah mikroskop.


Pada hari percobaan, mengambil daun yang telah ditempeli potongan plastik/kertas tadi dan bawa ke meja praktikum. Memberi tanda pada masing-masing daun untuk mencirikan warna plastik/ kertas yang ditempelkan pada daun, mencatat pada buku kerja

Menggambar masing-masing daun diatas kertas dan menetukan posisi kertas/plastik pembungkus daun

Menyiapkan ethanol mendidih dengan cara menempatkan gelas piala ukuran 1000 mL yang telah terisi air 300 mL diatas pemanas listrik. Dengan hati-hati menempatkan gelas piala ukuran 500 mL yang telah berisi 100 mL etanol 70 % kedalam gelas piala 1000 mL tersebut. Menyalakan pemans listrik dan menunngu hingga ethanol mendidih.

Melepas plastik/kertas tersebut dari masing-masing daun dengan menggunakan pinset  dan memasukkan tiap daun kedalam ethanol yang telah mendidih untuk mengekstrak pigmen

Jika daun telah berwarna putih, mengangkat daun dengan hati-hati dengan pinset. Meletakkan tiap daun pada cawan petri yang berbeda. Mencuci daun dengan akuaddes dan menambahkan lebih banyak aquades sampai daun terendam. Mematikan pemanas listrik.

Meneteskan beberapa tetes larutan iodine pekat kedalam cawan petri yang telah berisi daun terendamair sampai air menjadi berwarna merah. Membiarkan larutan iodine bereaksi dengan pati dalam daun dan akan menghasilkan warna ungu kehitaman.

Mengamati bagian daun yang berubah menjadi warna ungu kehitaman dan menggambarkan hasil pengamatan.

Membuat laporan hasil pengamatan, yang mencakup :
-        Gambar daun sebelum direbus dalam ethanol 70 % dan menunjukkan posisi kertas/plastic dari masing-masing warna.
-        Gambar daun setelah direbus didalam etanol 70 % dan menunjukkan posisi terbentuknya warna.



 
V.      HASIL PENGAMATAN
Kelompok
Tumbuhan
Warna mika
Pemberian iodine
sebelum
Sesudah
1
Singkong
Biru
Merah
Kuning
Hijau
Bening
Hitam
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Terbakar
Lebih gelap
Lebih gelap
Lebih bening
Hijau
Lebih gelap
Terbakar
2
Singkong
Biru
Merah
Kuning
Hijau
Bening
Hitam
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Ada hitam sedikit
Lebih gelap
Sedikt bening
Lebih gelap
Lebih gelap
Lebih gelap
3
Jambu
Biru
Merah
Kuning
Hijau
Bening
Hitam
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Cokelat
Tetap
Ada hitam sedikit
Tetap
Tetap
Tetap
Hitam
4
Jambu
Biru
Merah
Kuning
Hijau
Bening
Hitam
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Lebih gelap
Lebih gelap
Lebih gelap
Tidak berubah
Tidak berubah
Lebih transparan

VI.           Pembahasan
Praktikum ini yaitu tentang Percobaan Fotosintesis yang bertujuan untuk mengetahui peranan cahaya dalam fotosintesis. Bahan yang digunakan adalah daun jambu biji, daun singkong, etanol dan iodine. Daun akan di rebus dengan etanol, tujuannya yaitu untuk melarutkan klorofil yang ada pada daun. Dan kemudian akan direndam didalam iodine yang berguna untuk mengetahui kandungan karbohidrat dalam daun tersebut. Pada percobaan ini, kelompok 1 dan 2 menggunakan daun singkong, sedangkan kelompok 3 dan 4 menggunakan daun jambu.
Hasil yang diperoleh dari percobaan pada kelompok 1 pada daun sebelum direbus semuanya berwarna hijau, kecuali daun dengan kertas kerbon hitam yang daunnya telah kering dan terbakar. Setelah direbus dan diberi iodine, daun dengan mika biru berubah menjadi lebih gelap. Daun dengan mika merah berubah menjadi lebih gelap. Daun dengan mika kuning berubah menjadi lebih bening. Daun dengan mika hijau tetap berwarna hijau. Daun dengan mika bening berubah menjadi lebih gelap. Dan daun dengan kertas karbon hitam tetap memiliki daun kering yang terbakar.
Pada kelompok 2 pada daun sebelum direbus semuanya berwarna hijau. Setelah direbus dan diberi iodine, daun dengan mika biru terdapat sedikit warna hitam. Daun dengan mika merah berubah menjadi lebih gelap. Daun dengan mika kuning berubah menjadi sedikit bening. Daun dengan mika hijau berubah menjadi lebih gelap. Daun dengan mika bening berubah menjadi lebih bening. Dan daun dengan kertas karbon hitam berubah menjadi lebih bening.
Hasil yang diperoleh dari percobaan pada kelompok 3 pada daun sebelum direbus semuanya berwarna hijau, kecuali pada daun dengan kertas karbon hitam yang memiliki warna cokelat. Setelah direbus dan diberi iodine, daun dengan mika biru tetap memiliki daun yang berwarna hijau. Daun dengan mika merah terdapat sedikit warna hitam. Daun dengan mika kuning tetap memiliki daun yang berwarna hijau. Daun dengan mika hijau tetap memiliki daun yang berwarna hijau. Daun dengan mika bening tetap memiliki daun yang berwarna hijau. Dan daun dengan kertas karbon hitam berubah warna menjadi hitam.
Hasil yang diperoleh dari percobaan pada kelompok 4 pada daun sebelum direbus semuanya berwarna hijau. Setelah direbus dan diberi iodine, daun dengan mika biru tetap memiliki daun yang berwarna lebih gelap. Daun dengan mika merah memiliki daun yang berwarna lebih gelap. Daun dengan mika kuning memiliki daun yang berwarna lebih gelap. Daun dengan mika hijau tetap memiliki daun yang berwarna hijau. Daun dengan mika bening tetap memiliki daun yang berwarna hijau. Dan daun dengan kertas karbon hitam berubah warna menjadi lebih transparan.
Menurut dasar teori, pada spektrum cahaya birulah fotosintesis terjadi maksimal karena warna biru mempunyai panjang gelombang yang paling pendek dibandingkan dengan warna lain yang digunakan pada percobaan ini, sehingga menghasilkan energi yang lebih besar karena menurut dasar teori panjang gelombang berbanding terbalik dengan energi yang dihasilkan.  Sedangkan mika biru memantulkan warna biru dan menyerap warna merah. Jadi menurut dasar teori, mika warna birulah yang memberikan hasil fotosintesis yang maksimal.  Sedangkan mika merah memantulkan warana merah dan menyerap warna biru, jadi hasil fotosintesisnya juga bagus, menurut dasar teori karena spektrum cahaya ini yang dominan digunakan oleh tumbuhan.  Mika kuning lebih menyerap warna biru atau merah. Untuk mika bening, warna daun setelah direndam iodin warnanya hijau kekuningan, mendekati warna hijau(warna asal daun) yang menandakan bahwa fotosintesis yang terjadi intensitasnya sangat kecil. Semestinya warna bening memberikan hasil fotosintesis yang bagus, karena warna bening menyerap semua spektrum cahaya jadi dapat meningkatkan fotosintesis. Menurut dasar teori, mika warna bening, biru dan merah lah yang memberikan hasil terbaik. Kesalahan yang terjadi pada percobaan tersebut, bisa disebabkan oleh daun yang dipilih mendapatkan intensitas cahaya yang tidak sama, iodin yang digunakan untuk merendam kurang lama, dan bisa saja pada saat perebusan menggunakan ethanol kurang sempurna.
Berbeda halnya dengan daun yang dilapisi dengan kertas karbon  yang warnanya hitam. Sifat dari warna adalah menyerap panas. Jadi warna hitam ini menyebabkan daun menyerap semua pigmen cahaya dari cahaya tampak sehingga daun nampak seperti terbakar dan fotosintesis tidak berjalan maksimal. Akibatnya, intensitas cahaya yang tinggi menyebabkan klorofil rusak. Daun yang terbakar adalah daun singkong, sedangkan daun jambu biji tidak, namun hanya terdapat perubahan warna menjadi coklat. Hal ini disebabkan karena struktur lamina daun dari singkong lebih tipis daripada jambu biji.
Apabila dibandingkan, fotosintesis yang terjadi pada daun jambu biji lebih baik daripada yang terjadi pada daun singkong. Karena daun jambu biji struktur lamina daunnya lebih kokoh daripada daun singkong. Mika yang paling baik membantu dalam proses fotosintesis adalah mika bening, mika biru, dan merah. Sedangakan warna hitam dan kuning kurang baik dalam membantu fotosintesis. Jadi dapat disimpulkan bahwa cahaya sangat berpengaruh terhadap pengaktifan klorofil dan mempengaruhi keadaan kerjanya (maksimal atau tidak) dalam proses fotosintesis.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya amilum yang terdapat dalam proses fotosintesis dapat dilakukan dengan berbagai percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan variasi cahaya matahari yang berbeda pada daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan Iodine untuk memperoleh hasil dan data yang bervariasi antara daun tumbuhan sampel. Diketahui bahwa hanya bagian hijau pada tumbuhan yang melaksanakan fotosintesis daun, cukup alasan untuk menduga bahwa hanya bagian pigmen hijau kloroplaslah yang menyerap cahaya yang dipantulkan untuk proses tersebut. Berdasarkan teori bahwa, daun tua mempunyai kadar klorofil lebih tinggi dari pada daun muda, ini ditunjukkan oleh warna daun tua lebih pekat dari pada daun muda. Oleh karena itu semakin pekat warna daun berarti daun tersebut memiliki kadar klorofil yang lebih tinggi.
Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm), biru (410 - 500 nm) dan violet/ungu (< 400 nm). Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Dan ini berhubungan dengan reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I dan II. Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II) berisi pusat reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680 nm.
           

VII.         Penutup
a.     Kesimpulan
Cahaya matahari berperan sebagai sumber utama penghasil cahaya yang digunakan sebagai bahan pokok untuk melakukan fotosintesis. Cahaya sangat berpengaruh terhadap pengaktifan  klorofil dan mempengaruhi keadaan  kerjanya (maksimal atau tidak) dalam proses fotosintesis
Warna mika yang baik untuk fotosintesis adalah warna bening(menyerap semua warna), biru(menyerap warna merah), merah (menyerap warna biru).
Fotosintesis adalah suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk membentuk karbohidrat dengan memakai karbondioksida (CO2) dari udara dan air (H2O) dari dalam tanah dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil.
Bagian daun yang tidak tertutup kertas karbon menghasilkan warna ungu kehitam-hitaman yang menandakan terbentuknya amilum yang berarti menunjukkan terjadinya fotosintesis.

b.     Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam mengamati perubahan warna didalam daun sebelum direbus, setelah direbus dan setelah pemberian iodine. Untuk meninimalisir terjadinya kesalahan dalam pengidentifikasian peranan gelombang cahaya dalam fotosintesis.


DAFTAR PUSTAKA


Campbell, N. A. 2002. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Damanik, Andriany F, Rosmayati dan Hasmawi Hasyim. 2013. Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai Terhadap Pemberian Mikoriza Dan Penggunaan Ukuran Biji Pada Tanah Salin. Jurnal Online Agroekoteknologi. Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan. Vol.1, No.2. ISSN No. 2337- 6597
Dwijoseputro, D. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta.: Gramedia.
Ferdinand, Fiktor P. dan Moekti Ariwibowo. 2007. Praktis Belajar Biologi. Jakarta : Grafindo          Media Pratama.
Kimball. 1994. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Lakitan, B.  1994.  Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Nio, song. 2012. Evolusi Fotosintesis pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains. Program Studi Biologi FMIPA, Universitas Sam Ratulangi . Vol. 12 No. 1.
Reza, Agustina Putri, dkk. 2013. Studi Tanaman Penghijauan Glodokan Tiang (Polythea longifolia), Kasia Emas (Cassia surattensis), Kelapa (Cocos nucifera) sebagai Penyerap Emisi Gas Karbondioksida di Jalan PB. Sudirman Denpasar. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. ISSN: 2301-6515 Vol. 2, No. 2.
Salisbury and Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid II. Bandung: ITB.
Sunarto, Sri Astuty dan Herman Hamdani. 2004. Efisiensi Pemanfaatan Energi Cahaya Matahari oleh Fitoplankton dalam Proses Fotosintesis. Jurnal Akuatika Vol 2. No. 2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar