Jumat, 22 September 2017

PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA "SISTEM PENCERNAAN”

PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM PENCERNAAN”










Oleh :
Zakyah
120210103086






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
       I.            JUDUL                      : Sistem Pencernaan
      II.          TUJUAN                   :
1)      Praktikan memahami struktur anatomi organ-organ pada sistem pencernaan
2)      Praktikan mampu mendiagnosa kesehatan sistem pencernaan secara sederhana melalui pemeriksaan feses secara makroskopis

 III.            DASAR TEORI       
Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan (alimentar), yaitu tuba muskular panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris seperti gigi, lidah kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pankreas. Saluran pencernaan yang terletak di bawah area diafragma disebut saluran gastrointestinal. Fungsi utama sistem ini adalah untuk menyediakan makanan air dan elektrolit bagi tubuh dari nutrien yang dicerna sehingga siap diabsorpsi. Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia (Sloane, 2003:66).
Sistem pencernaan pada manusia dibangun oleh saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan rectum. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari pancreas dan hati. Setiap bagian memiliki fungsi yang berbeda (Nurjhani, et all, 2012:5).
Sistem pencernaan makanan berurusan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk diasimilasi tubuh. Seluruh saluran pencernaan dibatasi dengan selaput lendir (membrane mukosa), dari bibir sampai ujung akhir esophagus, yang ditambah dengan lapisan-lapisan epithelium. Selama dalam proses pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana yang dapat diserap dan digunakan sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat makanan yang terjadi karena kerja berbagai enzim yang berkembang di dalam cairan pencerna setiap jenis zat ini mempunyai tugas khusus menyaring dan bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis lainnya (Pearce, 2009:212-213).
Agar sari makanan yang terdapat dalam makanan berguna bagi tubuh, maka makanan itu harus dicerna terlebih dahulu. Proses pencernaan berlangsung di dalam saluran pencernaan makanan. Proses pencernaan berlangsung dimulai di rongga mulut. Di dalam rongga mulut makanan di potong-potong oleh gigi seri dan di kunyah oleh gigi geraham, sehingga makanan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, proses pencernaan makanan semacam ini disebut pencernaan mekanik (Irianto, 2004:169).
Makanan digerakkan sepanjang saluran pencernaan menuruti arah mulut ke anus oleh gelombang-gelombang kontraksi yang berawal dari esophagus dan melalui setiap daerah hingga mencapai daerah ujung usus besar. Rangkaian kontraksi tersebut, yang berlangsung secara refleks, disebut peristalsis. Sebuah sistem katup otot lingkar khusus, disebut sfingter, yang terletak pada setiap titik pertemuan penting di sepanjang saluran pencernaan, memastikan pergerakan searah zat-zat makanan. Sfingter semacam itu terdapat di antara esopagus dan lambung, antara lambung dan usus halus, dan di anus. Ketika sebuah sfingter berkontraksi, bukaan yang dikelilinginya tertutup dengan efektif.Pemecahan makanan secara mekanis yang terutama terjadi dalam mulut dan lambung atau tembolok disertai oleh kimiawi nutrien-nutrien oleh katalis katalis yang disebut enzim enzim pencernaan (Fried and George, 2005).
Menurut Kimball (1994), secara umum sistem pencernaan melakukan empat proses pencernaan dasar, yaitu:
1.      Motilitas
Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan. Otot polos di saluran pencernaan terus menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah yang disebut tonus. Terhadap aktivitas tonus yang terus menerus terdapat dua jenis dasar motilitas pencernaan.
2.      Sekresi
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh   kelenjar-kelenjar eksokrin. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen  organik spesifik yang penting dalam proses pencernaan (misalnya enzim, garam empedu, dan mukus). Sekresi tersebut dikeluarkan ke dalam lumen saluran pencernaan karena adanya rangsangan saraf dan hormon sesuai.


3.      Pencernaan
Pencernaan merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjad struktur yang lebih sederhana yang dapat diserap oleh enzim.
4.      Penyerapan
Proses penyerapan dilakukan di usus halus. Proses penyerapan memindahkan molekul-molekul  dan vitamin yang dihasilkan setelah proses pencernaan berhenti dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe.

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu (Irianto, 2004:11).

1)      Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau (Pearce, 2009:132).
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis (Kimball, 1994:34).
2)      Tenggorokan ( Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi (Irianto, 2004:14)
3)      Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik (Syaifudin, 2006:356).
4)      Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan (Irianto, 2004:14).
5)       Usus halus (usus kecil)
Usus halus merupakan bagian yang paling penting dari saluran pencernaan. Fungsi pencernaan dan absorbsi usus halus penting untuk hidup. Pembuangan sedikit (kurang dari 30%) segmen usus halus umumnya tidak menyebabkan gejala-gejala yang berat, karena terdapat hipertropi dan hiperplasi kompensasi mukosa yang tersisa dengan perlahanlahan kembali ke fungsi absorbsi normal (adaptasi usus halus). Akan tetapi, apabila lebih dari 30% usus halus yang diambil atau di ”bypass”, menyebabkan kematian (Hana dan Wikansari, 2012:2).  Usus halus terdiri dari tiga segmen, yaitu duodenum, jejunum, dan ileum, sebagai organ pencernaan dan penyerapan yang primer yang bervariasi kemampuannya (Ibrahim, 2008:1).
6)      Usus besar
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare (Irianto, 2004:17)
7)      Rektum dan anus
Rektum  adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar. (Irianto, 2004: 20)
8)       Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu   menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung (Irianto, 2004:23)
9)      Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat (Irianto, 2004:26)

Feses (tinja) adalah produk buangan saluran pencernaan, dan merupakan indikator yang baik untuk mengetahui kesehatan saluran pencernaan. Proses pembuangan kotoran (defekasi) dapat terjadi setiap satu atau dua hari, atau bahkan beberapa kali dalam sehari bergantung kepada kondisi kesehatan seseorang. Feses mengandung mikroflora usus sekitar 1011-12 bakteri/g (Anonim, 2013).
http://biologi.lipi.go.id/bio_indonesia/images/berita/Bristol.jpg
Keterangan Bristol Stool Chart:
  1. Feses mempunyai ciri berbentuk bulat-bulat kecil seperti kacang, sangat keras, dan sangat sulit untuk dikeluarkan.
  2. Feses mempunyai ciri berbentuk sosis, permukaanya menonjol dan tidak rata, dan terlihat seperti akan terbelah menjadi berkeping.
  3. Feses mempunyai ciri berbentuk sosis, dengan permukaan yang kurang rata, dan ada sedikit retakan.
  4. Feses mempunyai ciri berbentuk seperti pisang, sosis atau ular dan mudah dikeluarkan.
  5. Feses mempunyai ciri berbentuk seperti bulatan-bulatan yang lembut, permukaannya halus, dan cukup mudah untuk dikeluarkan.
  6. Feses mempunyai ciri permukaannya sangat halus, mudah mencair, dan biasanya sangat mudah untuk dikeluarkan.
  7. Feses mempunyai ciri berbentuk sangat cair (sudah menyerupai air) dan tidak terlihat ada bagian yang padat.
 (Anonim, 2013)


 IV.            METODE PRAKTIKUM  
4.1       Waktu dan Tanggal  :
            Senin, 13 April 2015
            Pukul 14.20 WIB
4.2       Alat dan Bahan         :
ü  Alat     : masker, alat tulis, handscoon
ü  Bahan  : torso sistem pencernaan, feses manusia
4.3       Cara Kerja                :
a.       Kegiatan 1









b.      Kegiatan 2















    V.            Hasil Praktikum
a.       Hasil pengamatan terhadap feses masing-masing probandus

No

Nama
Hasil pengamatan
Keterangan
(Menu makan H-1)
Warna
Bentuk
Aroma
Posisi feses
Tekstur
Keterangan
1
Zakyah
Kuning ke coklat-an
Utuh dan pecah-pecah
Menyengat
Mengapung
Halus dan Keras
Pukul 05.13 AM
Nasi goreng, kerupuk, teh, nasi putih, wortel, buncis, sawi, ayam, gethuk, fanta
2
Henik
Kuning ke orange-an
Utuh dan pecah-pecah
Tidak menyengat
Mengapung
Lembek
Pukul 06.00 AM
Nasi, mie kuah, makaroni pedas, sayur gambas, telur bakar, tahu goreng, air putih
3
Sakalus
Coklat Muda
Utuh dan pecah-pecah
Agak menyengat
Mengapung
Lembek
Pukul 04.30 AM
Nasi, sayur sop (wortel, buncis), pentol, sambel, ikan laut, air putih, marie susu
4
Rahmat
Kuning kehitaman
Pecah-pecah
Agak menyengat
Tenggelam
Agak kasar
Pukul 07.00 AM
Nasi. Sate, bakso, telur, sambel, gule, es campur
5
Alfi
Kuning ke coklat-an
Pecah-pecah
Agak menyengat
Mengapung
Kasar dan lembek
Pukul 07.30 AM
Susu, nasi, mie cabe hijau, telur, nuget, orak arik jamur


b.      Gambar Organ dan Saluran Sistem Pencernaan









 VI.            PEMBAHASAN                  
            Praktikum acara ke 4 yaitu mengenai Sistem Pencernaan, yang bertujuan untuk memahami struktur anatomi organ-organ pada sistem pencernaan, serta untuk mendiagnosa kesehatan sistem pencernaan secara sederhana melalui pemeriksaan feses secara makroskopis.
            Kegiatan pertama yaitu memahami struktur dilakukan dengan cara anatomi organ-organ pada sistem pencernaan. Asisten memperlihatkan torso Sistem Pencernaan dan menjelaskan kepada praktikan. Berdasarkan pengamatan pada kegiatan pertama ini diperoleh bahwa makanan yang kita makan masuk melalui cavum oris (mulut). Dimana didalam mulut ini terjadi pencernaan mekanik yang dibantu oleh gigi serta terdapat pencernaan kimiawi yang dibantu oleh kelenjar ludah yang dapat menghasilkan enzim ptialin. Dalam rongga mulut ini terjadi proses ingesti yaitu masuknya makanan kedalam mulut kemudian diteruskan melewati esophagus (kerongkongan) yang terdapat peristiwa peristaltis yaitu kontaksi dinding otot polos involunter yang menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan hingga akhirnya makanan akan sampai ke muara gaster (lambung) yang terdapat proses digesti yaitu merupakan proses hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil sehingga absorpsi dapat berlangsung pada proses selanjutnya yaitu pada intestine (usus halus), colon (usus besar), terdapat proses absorpsi yang merupakan pergerakan produk akhir pencernan dari lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh sel tubuh kemudian makanan akan dikeluarkan melalui anus berupa feses yang dinamakan proses egesti (defekasi) merupakan proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.
            Berdasarkan hasil pengamatan dari torso sistem pencernaan, mekanisme proses pencernaan makanan pada manusia yaitu sebagai berikut:
1. Mulut
Mulut merupakan organ pencernaan yang pertama bertugas dalam proses pencernaan makanan. Fungsi utama mulut adalah untuk menghancurkan makanan sehingga ukurannya cukup kecil untuk dapat ditelan ke dalam perut. Mulut dapat menghaluskan makanan karena di dalam mulut terdapat gigi dan lidah. Gigi berfungsi menghancurkan makanan. Adapun fungsi lidah adalah membolak-balikan makanan sehingga semua makanan dihancurkan secara merata. Selain itu, lidah berfungsi membantu menelan makanan. Gigi dan lidah termasuk alat pemroses pencernaan secara mekanis.
Selain mencerna makanan secara mekanis, di mulut juga terjadi pencernaan secara kimiawi. Pencernaan secara kimiawi dimungkinkan karena kelenjar air liur menghasilkan ludah yang mengandung air, lendir, dan enzim ptialin. Air dan lendir berguna untuk melumasi rongga mulut dan membantu proses menelan. Adapun enzim ptialin mengubah amilum menjadi karbohidrat yang lebih sederhana, yaitu maltosa. Dalam mulut selain terdapat gigi juga terdapat lidah.
2. Kerongkongan
Setelah dikunyah di mulut, makanan ditelan agar masuk ke lambung melalui suatu saluran yang disebut kerongkongan. Kerongkongan atau esofagus berfungsi menyalurkan makanan dari mulut ke lambung. Di dalam lehermu sesungguhnya terdapat dua saluran, yaitu kerongkongan (letaknya di belakang) dan tenggorokan atau trakea (letaknya di depan). Kerongkongan merupakan saluran pencernaan yang menghubungkan antara mulut dengan lambung. Tenggorokan merupakan saluran pernapasan yang menghubungkan antara rongga mulut dengan paru-paru. Oleh karena itu, di bagian dalam mulut terdapat persimpangan dua saluran yang dijaga oleh sebuah klep yang disebut epiglotis. Pada waktu bernapas, klep tersebut membuka sehingga udara dapat masuk ke tenggorokan. Sewaktu menelan makanan, klep tersebut akan menutup tenggorokan sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan. Jadi, klep tersebut berfungsi menjaga kerja antara kerongkongan dan tenggorokan agar proses pencernaan dan pernapasan dapat berjalan dengan lancar.
Pada saat melewati kerongkongan, makanan didorong masuk ke lambung oleh adanya gerak peristaltik otot-otot kerongkongan. Hal ini dikarenakan dinding kerongkongan tersusun atas otot polos yang melingkar dan memanjang serta berkontraksi secara bergantian. Akibatnya, makanan berangsur-angsur terdorong masuk ke lambung. Di kerongkongan makanan hanya lewat saja dan tidak mengalami pencernaan.
3. Lambung
Lambung merupakan alat pencernaan yang berbentuk kantung. Dinding lambung tersusun dari otot-otot yang memanjang, melingkar, dan menyerong. Hal ini memungkinkan makanan yang masuk ke dalam lambung dibolak-balik dan diremas lagi sehingga menjadi lebih halus. Makanan yang dikunyah di mulut belumlah cukup halus. Oleh karena itu, perlu dihaluskan lagi di lambung. Agar lambung kamu tidak bekerja terlalu berat, sebaiknya kamu mengunyah makananmu sampai halus benar sebelum menelannya. Selain mencerna makanan secara mekanis, lambung juga mencerna makanan secara kimiawi. Lambung menghasilkan suatu cairan yang mengandung air, lendir, asam lambung (HCl), serta enzim renin dan pepsinogen. Karena sifatnya yang asam, cairan lambung dapat membunuh kuman yang masuk bersama makanan. Sementara itu, enzim renin akan menggumpalkan protein susu yang ada dalam air susu sehingga dapat dicerna lebih lanjut. Pepsinogen akan diaktifkan oleh HCl menjadi pepsin yang berfungsi memecah protein menjadi pepton.
4. Usus Halus
Setelah dicerna di lambung makanan akan masuk ke usus halus. Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Usus dua belas jari dan usus kosong berperan penting dalam pencernaan makanan secara kimiawi. Di usus dua belas jari ini kantong empedu dan pankreas mengeluarkan cairan pencernaannya. Empedu yang dihasilkan oleh kantong empedu akan berperan dalam pencernaan lemak dengan cara mengemulsikan lemak sehingga dapat dicerna lebih lanjut. Cairan pankreas mengandung enzim-enzim pencernaan penting, yaitu tripsinogen, amilase, dan lipase. Tripsinogen diaktifkan oleh enterokinase menjadi tripsin yang berfungsi mencerna protein menjadi asam amino. Amilase akan mencerna amilum menjadi glukosa, sedangkan lipase mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Selain enzim-enzim tersebut usus halus juga menghasilkan enzim-enzim lain yang membantu pencernaan makanan, seperti peptidase dan maltase.
Pencernaan makanan berakhir di ileum. Di sini makanan yang telah dicerna akan diserap dinding ileum. Glukosa, asam amino, mineral, dan vitamin akan diserap melalui pembuluh darah dinding ileum. Adapun asam lemak dan gliserol akan diserap melalui pembuluh getah bening. Pembuluh getah bening ini pada akhirnya akan bermuara pada pembuluh darah sehingga sari-sari makanan dapat diedarkan ke seluruh tubuh.
5. Usus Besar
Zat-zat yang tidak diserap usus halus selanjutnya akan masuk ke usus besar atau kolon. Di usus besar ini terjadi penyerapan air dan pembusukan sisa-sisa makanan oleh bakteri pembusuk. Pembusukan dilakukan oleh bakteri yang hidup di usus. Akhirnya sisa makanan akan dikeluarkan dalam bentuk kotoran (feces) melalui anus. Pada usus besar terdapat bagian yang disebut usus buntu. Pada manusia, fungsi usus buntu tidak jelas. Pada hewan-hewan pemakan tumbuhan, seperti kelinci dan marmot, usus buntu membantu mencerna selulosa

            Kegiatan kedua yaitu mendiagnosa kesehatan sistem pencernaan secara sederhana melalui pemeriksaan feses secara makroskopis. Kegiatan kedua ini dilakukan dengan mengamati kondisi fases yang dikeluarkan pada pagi hari sebelum praktikum. Namun sebelum 1 hari sebelum praktikum dilaksanakan, kita terlebih dahulu harus mencatat makanan apa saja yang kita konsumsi. Kemuadian tepat pada hari pengamatan, kita harus mengamati kondisi feses yang meliputi 5 aspek, yaitu: warna, bentuk, aroma, posisi dalam air, serta tekstur. Setelah dilakukan pengamatan, langsung mencatat didalam tabel pengamatan.
Pengamatan pertama dilakukan pengamatan terhadap feses dari probandus Saya sendiri, Zakyah, hasil pengamatan diperoleh bahwa warna feses yaitu kuning kecoklatan, dengan bentuk utuh dan pecah-pecah, memiliki aroma bau yang menyengat, posisi feses mengapung di permukaan air dengan tekstur halus dan keras. Pada tanggal 12 April 2015, menu makan yang dikonsumsi yaitu: Nasi goreng, kerupuk, teh, nasi putih, wortel, buncis, sawi, ayam, gethuk, fanta. Zakyah BAB pada 13 April 2015 pukul 05.13 AM.
Pengamatan kedua dilakukan pengamatan terhadap feses dari probandus Henik, hasil pengamatan diperoleh bahwa warna feses yaitu kuning keorange-an, dengan bentuk utuh dan pecah-pecah, memiliki aroma bau tidak menyengat, posisi feses mengapung di permukaan air dengan tekstur lembek. Pada tanggal 12 April 2015, menu makan yang dikonsumsi yaitu: Nasi, mie kuah, makaroni pedas, sayur gambas, telur bakar, tahu goreng, air putih. Henik BAB pada 13 April 2015 pukul 06.00 AM.
Pengamatan ketiga dilakukan pengamatan terhadap feses dari probandus Sakalus, hasil pengamatan diperoleh bahwa warna feses yaitu Coklat muda, dengan bentuk utuh dan pecah-pecah, memiliki aroma bau agak menyengat, posisi feses mengapung di permukaan air dengan tekstur lembek. Pada tanggal 12 April 2015, menu makan yang dikonsumsi yaitu: Nasi, sayur sop (wortel, buncis), pentol, sambel, ikan laut, air putih, marie susu. Sakalus BAB pada 13 April 2015 pukul 04.30 AM.
Pengamatan keempat dilakukan pengamatan terhadap feses dari probandus Rahmat, hasil pengamatan diperoleh bahwa warna feses yaitu kuning kehitaman, dengan bentuk pecah-pecah, memiliki aroma bau agak menyengat, posisi feses tenggelam di permukaan air dengan tekstur agak kasar. Pada tanggal 12 April 2015, menu makan yang dikonsumsi yaitu: Nasi, sate, bakso, telur, sambel, gule, es campur. Rahmat BAB pada 13 April 2015 pukul 07.00 AM.
Pengamatan terakhir dilakukan pengamatan terhadap feses dari probandus Alfi, hasil pengamatan diperoleh bahwa warna feses yaitu kuning ke-coklatan, dengan bentuk pecah-pecah, memiliki aroma bau agak menyengat, posisi feses mengapung di permukaan air dengan tekstur kasar dan lembek. Pada tanggal 12 April 2015, menu makan yang dikonsumsi yaitu: Susu, nasi, mie cabe hijau, telur, nuget, orak arik jamur. Alfi BAB pada 13 April 2015 pukul 07.30 AM.
Berdasarkan hasil pengamatan kelima probandus yang diperoleh, warna feses yang paling umum adalah kuning kecoklatan. Selain dipengaruhi oleh asupan makanan, warna feses dipengaruhi oleh pigmen empedu (bilirubin). Bilirubin berasal dari sel darah merah yang telah mengalami degenerasi, kemudian dirombak oleh hati, hasilnya disimpan dalam kantong empedu dan dikeluarkan ke dalam usus kecil. Konsentrasi bilirubin mempengaruhi warna sehingga bervariasi dari hijau-hitam hingga kuning muda.  Jika isi (makanan) usus berjalan pada kecepatan normal, warna feses adalah kuning kecoklatan sampai coklat tua. Jika berjalan lebih lambat, feses akan berwarna lebih gelap. Berdasarkan hasil pengamatan hal ini dapat diketahui bahwa feses dari probandus Rahmat memiliki kecepatan lebih lambat dari pada feses dari probandus lainnya. Hal ini dikarenakan Rahmat mempunyai warna gelap pada fases. Makanan dengan fiber tinggi akan menyebabkan bakteri asam laktat berkembang dan feses akan bersifat asam. Makanan dengan serat rendah dan banyak daging akan membuat bakteri pembusuk berkembang pesat dan feses akan bersifat basa. Terjadinya perubahan warna yang menyimpang dari feces, kemungkinan besar merupakan tanda adanya abnormalitas dalam tubuh. Warna feses putih keabu-abuan, kemungkinan merupakan tanda aliran bilirubin ke usus diblokir. Penyebabnya dapat berupa tumor atau kelainan hati. Apabila berwarna merah, kemungkinan terjadi pendarahan pada kolon. Warna hitam seperti tar menandakan sedang menderita kanker kolon, tukak lambung atau tukak duodenum.

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, menurut teori feses normal ditunjukkan oleh tipe 3 dan 4. Kandungan airnya berkisar 70-80%. Pada umumnya tipe normal ini dipengaruhi oleh menu makanan. Menu makanan yang mengandung serat tinggi, akan menghasilkan feses yang kamba (bulky) dan dalam jumlah yang banyak (± 300-500g), dengan berat jenis sekitar 0,89 sehingga akan mengapung di air. Sebaliknya menu yang rendah serat dan tinggi kadar daging menghasilkan feces yang langsing dan jumlahnya sedikit (± 100-250g), dengan berat jenis di atas 1.0 dan akan tenggelam. Berdasarkan teori tersebut dapat diketahui bahwa pada probandus Zakyah, Henik, Sakalus dan Alfi dari segi posisi feses, feses mereka termasuk dalam feses agak normal karena posisi feses mereka mengapung di permukaan, hal ini berarti makanan yang mereka makan cukup memiliki serat, fakta ini dapat diketahui dari makanan yang mereka konsumsi, dalam satu hari probandus mengkonsumsi sayuran. Hal ini membuktikan bahwa makanan yang mereka konsumsi cukup terdapat kandungan serat. Sedangkan probandus Rahmat pada satu hari tidak mengkonsumsi sayuran, sehingga makanan yang dikonsumsi rahmat tidak mengandung serat.  Beberapa unsur-unsur yang dimakan dapat merubah warna feses. Obat-obat yang mengandung besi dan bismuth akan merubah feses menjadi hitam. Beets dan kemungkinan beberapa sayur-sayuran dan buah-buahan merah lain dapat merubah feses menjadi warna kemerahan. Zat pewarna makanan juga akan berpengaruh kepada warna feses.
Bau khas dari feses disebabkan oleh aktivitas bakteri. Aktivitas bakteri akan menghasilkan asam asetat dan asam butirat dari hasil fermentasi gula dan baunya asam serta tidak begitu menjijikan. Bakteri pembusuk protein akan menghasilkan senyawa seperti indole, skatole, dan thiol (senyawa yang mengandung belerang), dan juga gas hidrogen sulfida yang berbau tajam dan menusuk. Hal tersebut merupakan tanda fermentasi yang abnormal akibat aktivitas bakteri jahat ketika seseorang mengalami konstipasi. Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, probandus Henik tidak mengalami gangguan konstipasi atau sembelit hal ini dapat dibuktikan pada hasil pengamatan bahwa aroma dari feses yang henik keluarkan pada saat defekasi yaitu bau tidak menyengat. Hal ini menandakan bahwa terdapat aktivitas bakteri yang normal sehingga akan menghasilkan asam asetat dan asam butirat dari hasil fermentasi gula dan baunya asam serta tidak begitu menjijikan. Bentuk, warna dan bau dari feses dapat memberikan banyak informasi mengenai kondisi usus seseorang. Adanya penyimpangan dari mikroflora usus dapat dideteksi secara sederhana bila penampakan feses memperlihatkan terjadinya perbedaan dari kondisi feses normal dari seseorang yang sehat.
           
                                                                









VII.            PENUTUP    
7.1       Kesimpulan
            Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1)      Struktur anatomi organ-organ pada sistem pencernaan meliputi : cavum oris (mulut), esophagus (kerongkongan), gaster (lambung), intestinum (usus halus), colon (usus besar), rectum dan anus
2)      Feses dalam keadaan normal memiliki ciri-ciri sebagai berikut : warna kuning kecoklatan, memiliki bentuk yang utuh dan panjang, bau tidak menyengat/menjijikan, posisi mengapung diatas permukaan air, kadar air sekitar 70% hingga 80%. Jika tidak berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat dikatakan bahwa sistem pencernaan mengalami gangguan.
7.2       Saran             
        Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mungkin ada baik nya jika kita menggunakan alat bantu praktikum benda nyata bukan dengan menggunakan torso, agar kita sebagai praktikan dapat melihat organ pencernaan secara nyata.















DAFTAR PUSTAKA




Fried, George H. and George J. Hadamenos. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga

Hana dan Wikansari, 2012. Gelombang Peristaltik Normal In Vitro pada Usus Halus Kelinci Lokal The Normal of Peristalistic Waves In Vitro In The Small Intestine of nLocal Rabbits. Jurnal Sains Veteriner. Vol. 30 (1).

Ibrahim, 2008. Hubungan Ukuran-Ukuran Usus Halus Dengan Berat Badan Broiler.          Jurnal Agripet Vol 8, No. 2.

Irianto, K., 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung: Yrama Widya.

Kimball, J.W., 1994. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Nurjhani, et all, 2012. Kajian Tentang Penguasaan Konsep Gizi Siswa SMP. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Vol. 1 (2):149-156.

Pearce, E. C., 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gremedia Pustaka Utama.

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC

Syaifudin AMK. 2006. Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta: EGC




Tidak ada komentar:

Posting Komentar