Jumat, 22 September 2017

PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA "SISTEM EKSKRESI"


PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
SISTEM EKSKRESI










Oleh :
Zakyah
120210103086






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
       I.            JUDUL                       : Sistem Ekskresi

    II.            TUJUAN                    :
Mahasiswa mengetahui anatomi dan posisi organ-organ sistem ekskresi

 III.            DASAR TEORI       
            Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat-alat ekskresi yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Zat-zat sisa yang dikeluarkan dari alat-alat tersebut
berasal dari proses metabolisme. Zat-zat sisa hasil proses dalam tubuh yang tidak dibutuhkan harus dikeluarkan karena dapat mengganggu, bahkan meracuni tubuh (Sudjadi, 2007:217). Organ-organ ekskresi pada manusia antara lain ginjal, kulit, hati, dan paru-paru.
1.      Ginjal
            Pada mamalia, ginjal adalah sepasang organ berbentuk biji kacang merah (sekitar 10 cm panjangnya pada manusia). Ginjal mamalia memiliki dua daerah yang berbeda, yaitu korteks renal di bagian luar dan medula renal di bagian dalam. Nefron, yang merupakan unit fungsional ginjal vertebrata, terdiri atas sebuah tubula panjang tunggal; dan sebuah bola kapiler yang disebut glomerulus. Ujung buntu tubula itu membentuk pembengkakan mirip piala, yang disebut kapsula Bowman (Boeman’s capsule), yang mengelilingi glomerulus (Campbell, 2004:113-117).
            Ginjal dibangun oleh tiga komponen dasar, yaitu : glomeruli, tubuli ginjal dan sepasang duktus longitudinal. Glomerulus merupakan anyaman kapiler arteri dimana terjadi penyaringan air, garam-garam (ion-ion) dan substansi lainnya dari darah. Tubulus ginjal berfungsi menampung filtrat glomerulus dan meneruskannya ke duktus longitudinal. Duktus longitudinal tumbuh dari hasil fusi ujung-ujung tubulus ginjal, yang selanjutnya tumbuh kaudal (Setiadi, 2007:130-131).
            Ginjal merupakan organ ekskresi utama yang sangat penting untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh, termasuk zat-zat toksik yang tidak sengaja masuk ke dalam tubuh akibatnya ginjal menjadi salah satu organ sasaran utama dari efek toksik. Urin sebagai jalur utama ekskresi, dapat mengakibatkan ginjal memiliki volume darah yang tinggi, mengkonsentrasikan toksikan pada filtrat, membawa toksikan melalui sel tubulus dan mengaktifkan toksikan tertentu (Guyton dalam Mayori, 2013). Ginjal melakukan fungsi penting yang berkaitan dengan elektrolit dan keseimbangan air serta mempertahankan lingkungan internal yang stabil (osmoregulasi) (Mandia, 2013:1).
            Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai Bowman, berfungasi untuk menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan kepiala ginjal terus berlanjut ke ureter. Urine berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk kedalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah. Ada tiga tahap pembentukan urine:
1)      Proses filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena aferen lebih besar dari permukaran eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai Bowman yang terdiri dari glukosa, air, natriu, klorida, sulfat, bikarbonat dll, yang diteruskan ke tubulus ginjal.
2)      Proses resbsorpsi.
Proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah. Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papila renalis (Setiadi, 2007).
3)      Proses sekresi.
Sisa penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria
(Syaifuddin, 2006:239). Mikturasi adalah proses pembuangan urine. Timbul refleks rasa ingin kencing bila tertimbun urine 200-300 ml dalam vesika urinaria. Kesukaran mikturasi biasanya disebabkan karena :
a.       BPH, yaitu pembesaran kelenjar prostat (sering terjadi pada pria diatas 50 tahun).
b.      Batu uretra.
c.       Striktura uretra, uretra menyempit penuh jaringan parut bekas infeksi (Setiadi, 2007:132-133).
2.      Kulit
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat di permukaan tubuh yang merupakan organ terluas pada tubuh kita. Kulit sangat tipis dengan beberapa lapisan yang menyusunnya. Kulit merupakan salah satu alat ekskresi. Karena kulit mengeluarkan keringat. Keringat keluar melalui pori-pori kulit. Keringat mengandung air dan garam-garam mineral.
3.      Paru-paru
Selain sebagai alat pernapasan paru-paru juga berungsi sebagai alat pengeluaran. Zat yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) yang dihasilkan dari proses pernapasan. Jadi, tugas paru-paru adalah meneluarkan karbon dioksida dan uap air yang tidak digunakan lagi oleh tubuh. Jika tidak dikeluarkan, zat-zat tersebut akan menjadi racun (Setiadi, 2007). Sebagai bagian dari organ penting, paru-paru termasuk organ yang berukuran yang cukup besar dan hampir memenuhi rongga dada kita (Saputra, 2011:1-2).
4.      Hati
Selain sebagai alat pernapasan paru-paru juga berungsi sebagai alat pengeluaran. Zat yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) yang dihasilkan dari proses pernapasan. Jadi, tugas paru-paru adalah meneluarkan karbon dioksida dan uap air yang tidak digunakan lagi oleh tubuh. Jika tidak dikeluarkan, zat-zat tersebut akan menjadi racun (Syaifuddin, 2006:239).
Hati mengeluarkan empedu yang berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pHnya netral, dan mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, dan zat warna empedu yang disebut bilirubin dan biliverdin. Garam-garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan makanan. Zat warna empedu yang berwarna hijau kebiruan berasal dari perombakan hemoglobin sel darah merah di dalam hati. Zat warna empedu diubah oleh bakteri usus menjadi urobilin yang berwarna kuning coklat yang memberikan warna feses dan urin. Sisa-sisa pencernaan protein yang berupa urea dibentuk juga di dalam hati. Urea kemudian dibawa oleh darah dan selanjutnya masuk ke dalam ginjal. Akhirnya, dari ginjal dikeluarkan bersama-sama dengan urin (Mandia, 2013).

 IV.            METODE PRAKTIKUM  
4.1       Waktu dan Tanggal     :
        Senin, 4 Mei 2015
        Pukul 14.20 WIB
4.2       Alat dan Bahan           :
a.       Alat          : model manusia
4.3       Cara Kerja                   :
a.       Kegiatan 1
 















VI.             PEMBAHASAN            
            Praktikum acara keenam yaitu mengenai Sistem Ekskresi yang bertujuan untuk mengetahui anatomi dan posisi organ-organ sistem ekskresi. Dalam praktikum ini kami menggunakan torso sebagai alat peraga untuk mengetahui struktur, anatomi dan fungsi beberapa organ ekskresi. Asisten menjelaskan mengenai macam-macam organ ekskresi seperti: ginjal, paru-paru, hati dan juga kulit.
A.    Kulit
Pengamatan pertama, kami mengamati organ kulit, Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat di permukaan tubuh yang merupakan organ terluas pada tubuh kita. Kulit sangant tipis dengan beberapa lapisan yang menyusunnya. Kulit termasuk organ ekskresi karena terdapat kelenjar keringat yang mengekskresikan zat-zat sisa. Selain sebagai organ ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai indera peraba dan perasa. Banyaknya keringat yang dihasilkan / dikeluarkan seseorang dipengaruhi antara lain oleh aktifitas tubuh, suhu lingkugan, makanan, keadaan kesehatan dan keadaan emosi. Keringat manusia terdiri dari air, garam-garam terutama garam dapur (NaCl) atau sisa metabolisme sel, urea serta asam.  Berdasarkan hasil pengamatan diketahui struktur yang ada pada kulit, sekaligus ada beberapa lapisan yang menyusun kulit. Urutan lapisan penyusun kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis dan hypodermis. Pada lapisan epidermis merupakan lapisan kulit yang terluar, terdiri dari lapisan sel yang telah mati yang disebut juga lapisan tanduk.  Fungsi epidermis adalah sebagai sawar pelindung terhadap bakteri, iritasi kimia, alergi dan lain-lain.berdasarkan urutan dari bagian kulit terbawah yaitu, stratum basale atau disebut pula sebagai stratum pigmentosum atau statum germinativum, karena paling banyak tampak adanya mitosis sel-sel. Sel-sel lapisan ini berbatasan dengan jaringan pengikat corium dan berbentuk silindris atau kuboid. Didala sitoplasma terdapat butir-butir pigmen.
Kemudian lapisan diatasnya yaitu statum spinosum. Lapisan ini bersama dengan stratum basale disebut pula stratum Malpighi atau stratum germinativum, karena sel-sel nya akan mendorong sel-sel diatasnya dan berubah menjadi polyhedral. Lapisan selanjutnya yaitu stratum granulosum, lapisan ini terdiri atas 2-4 sel yang tebalnya diatas stratum spinosum. Bentuk sel seperti belah ketupat yang memanjang sejajar. Lapisan ini menggandung sel-sel bergranula yang menghambar pengeluaran air berlebih. Stratum granulosum berpartisipasi aktif  dalam proses keratinisasi, hanya mekanismenya belum diketahui jelas. Sel yang terdalam seperti sel pada stratum spinosum hanya dialamnya mengandung butir-butir.adanya butir-butir keratohyalin semula diduga berhubungan dengan proses keratinisasi, tetapi tidak selalu dijumpai dalam proses tersebut, misalnya pada kuku. Semakin kearah permukaan butir-butir keratin semakin bertambah disertai inti sel pecah atau larut sama sekali, sehingga sel-sel pada stratum granulosum sudah dalam keadaan mati. Selanjutnya yaitu stratum lucidum, Lapisan ini berwarna terang dan hanya nampak pada lapisan kulit yang tebal. Hanya terlihat pada telapak kaki dan telapak tangan. tampak sebagai garis bergelombang yang jernih antara stratum granulosum dan stratum korneum. Terdiri atas beberapa lapisan sel yang gepeng dan tersusun sangat padat. Tampak bagian yang jernih ini mengandung zat eleidin yang diduga merupakan hasil dari keratohyalin.
Kemudaian lapisan paling atas yaitu stratum corneum (lapisan tanduk), Stratum corneum merupakan lapisan kulit yang paling luar.  Stratum korneum paling tebal pada telapak kaki dan paling tipis pada pelupuk mata, pipi dan dahi. Lapisan ini tersusun atas sel-sel mati yang mudah mengelupas. Lapisan ini sangat tebal yang terdiri atas banyak sekali lapisan sel-sel gepeng yang telah mengalami konifikasi atau keratinisasi. Pada permukaan, lapisan ini akan mengelupas (desquamatio) kadang-kadang disebut sebagai stratum disjunctivum.
Lapisan berikuta nya yaitu dermis, terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai macam garam. terutama garam dapur. Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut. Struktur pada dermis terdapat akar rambut, pembuluh darah, syaraf, kelenjar minyak (glandula sebasea), kelenjar keringat (glandula sudorifera, lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari pengaruh suhu luar.
Lapisan paling bawah yaitu laisan hypodermis atau subkutis merupakan lapisan yang terdapat di paling bawah/dasar dari lapisan dermis. Jaringan ini berguna untuk melindungi tubuh dan pengaruh perubahan suhu dari luar tubuh. Kelenjar keringat adalah alat utama untuk mengendalikan suhu tubuh, berkurang pada waktu iklim dingin dan meningkat pada waktu suhu panas. Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber. Reseptor yang cepat beradaptasi di kulit yaitu reseptor taktil (sentuh) dikulit yang memberitahu mengenai perubahan tekanan pada permukaan kulit. Mekanisme adaptasi untuk korpus atau badan Pacini (Pacinian corpuscle) suatu reseptor kulit yang mendeteksi tekanan dan getaran diketahui dari sifat-sifat fisiknya. Korpus Pacini adalah suatu ujung reseptor khusus yang terdiri dari lapisan-lapisan konsentrik jaringan ikat mirip kulit bawang yang membungkus ujung perifer suatu neuron aferen. Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membran epidermis. Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui kulit memiliki fungsi. Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut : pelindung atau proteksi, penerima rangsang, pengatur panas atau thermoregulasi, pengeluaran (ekskresi), penyimpanan, penyerapan terbatas dan penunjang penampilan.
Keringat adalah air yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat pada kulit mamalia. Kandungan utama dalam keringat adalah natrium klorida (bahan utama garam dapur) selain bahan lain (yang mengeluarkan aroma) seperti 2-metilfenol (o-kresol) dan 4-metilfenol (p-kresol).
Manusia memiliki 3 juta kelenjar keringat. Kelenjar keringat dapat ditemukan didermis, dekat permukaan luar kulit. Kebanyakan terdapat di telapak tangan dan kaki, dan tidak terdapat di bibir. Dengan aktivitas fisik yang berat dalam suhu hangat sampai panas, kelenjar akan mengeluarkan sekitar 2 liter keringat lebih banyak dari biasanya.
Pada umumnya keringat diproduksi karena rangsang dari luar seperti perubahan panas atau suhu. Hal ini dilakukan sebagai mekanisme tubuh dalam mempertahankan kelembaban kulit. Selain itu produksi keringat juga bisa disebabkan  rangsangan dari dalam seperti emosi, rasa takut dan gugup. Jadi produksi keringat ini bisa dipengaruhi faktor dari dalam atau faktor dari luar berupa perubahan lingkungan.
Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu yang melewati batas kritis, yaitu 37°C. pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi. Peningkatan suhu tubuh sebesar 1°C akan menyebabkan pengeluaran keringat yang cukup banyak sehingga mampu membuang panas tubuh yang dihasilkan dari metabolisme basal 10 kali lebih besar. Pengeluaran keringat merupakan salah satu mekanisme tubuh ketika suhu meningkat melampaui ambang kritis.
Pengeluaran keringat dirangsang oleh pengeluaran impuls di area preoptik anterior hipotalamus melalui jaras saraf simpatis ke seluruh kulit tubuh kemudian menyebabkan rangsangan pada saraf kolinergic kelenjar keringat, yang merangsang produksi keringat. Kelenjar keringat juga dapat mengeluarkan keringat karena rangsangan dari epinefrin dan norefineprin.



B.     Ginjal
Pengamatan selanjutnya yaitu pada organ ginjal, Ginjal atau ren disebut juga buah pinggang karena buahnya seperti biji buah kacang merah. Ginjal terletak dikanan dan kiri tulang pinggang, yaitu dalam rongga perut pada dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah 2 buah, berwarna merah keunguan, dan yang kiri terletak agak tinggi dari kanan. Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan lapisan dalam disebut sumsum ginjal atau medulla. Lapisan paling dalam berupa rongga ginjal disebut pelvis renalis.
Saluran structural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malpighi yang tersusun dari kapsul bowman, glomerulus yang terdapat dibagian korteks, serta tubulus-tubulus yaitu tubulus kontertus proksimal, tubulus kontertus distal, tubulus pengumpul dan lengkung henle yang terdapat dibagian medulla. Lengkung henle ialah bagian saluran ginjal yang melengkung pada daerah medulla dan berhubungan dengan tubulus proksimal maupun tubulus didaerah korteks. Pada orang dewasa panjang seluruh tubulus kurang lebih 7,5 sampai 15 km.
Ginjal dilindungi oleh lemak, dan selain itu terdapat arteri ginjal yang menyerupai darah. Ginjal mengendalikan potensial air pada darah yang melewatinya. Substansi yang menyebabkan ketidak seimbangan potensial air pada darah akan dipisahkan dari darah dan diekskresikan dalam bentuk urine. Contoh : sisa nitrogen hasil pemecahan asam amino dan asam nukleat. Proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu Tahap filtrasi (penyaringan), Tahap reabsorbsi (penyerapan kembali), Augmentasi (pengumpulan).
Filtrasi (penyaringan) terjadi di kapsul bowman diglomerulus. Ketika darah masuk glomerulus maka tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut melalui pori-pori endothelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi masuk kedalam ruang kapsul bowman. Hasil filtrasi glomerulus dan kapsul bowman disebut filtrate glomerulus atau urin primer.
Tahap reabsorbsi (penyerapan kembali), Reabsorbsi terjadi di tubulus kontertus proksimal, lengkung henle dan sebagian tubulus kontertus distal. Reabsorbsi dilakukan oleh sel-sel epithelium diseluruh tubulus ginjal. Za-zat yang direabsorbsi antara lain ; air, gllukosa, asam amino, ion-ion Na, K, Ca,Ci-, HCO3-,dan HbO4, sedangkan urea hanya diserap sebagian. Urutan terjadinya reabsorbsi yaitu, urin primer masuk dari glomerulus ketubulus proksimal. Kemudian terjadi rebsorbsi glukosa dan 67% ion Na,selain itu juga terjadi reabsorbsi air dan ion Ci secara pasif. Bersamaan dengan itu petrat menuju lengkung henle yang tengah berkurang volumenya dan bersifat isotonis. Pada lengkung henle terjadi sekresi aktif ion Ci kejaringan disekitarnya. Reabsorbsi dilanjutkan ditubulus distal. Pada tubulus ini terjadi reabsorbsi Nadan air dibawah control ADH. Disamping reabsorbsi, ditubulus ini juga terjadi sekresi H,NH,urea, kreatinin dan beberpa obat-obatan pada urin. Hasil reabsorbsi ini berupa urin sekunder yang komposisinya mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
Selanjutnya augmentasi (pengumpulan), urin sekunder dari tubulus distal akan turun menuju tubulus pengumul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na, Cidan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelfis renalis.dari velvis renalis urin mengalir melalui uretter menuju vesica urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara urin.
            Ginjal memiliki beberapa fungsi yaitu: menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh; mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan; reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal, menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia; menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang, dan lain sebagainya

C.    Hati
Selanjutnya pengamatan hati, sebagai alat ekskresi hati (hepar) mengeluarkan empedu 1/2 liter setiap hari. Empedu berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pH sekitar 7-7,6. mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin. Empedu yang dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantong empedu (vasica velen) dan dikeluarkan keusus halus untuk membantu system pencernaan, misalnya : mencernakan lemak, mengaktifkan lipase, mengubah zat yang tak larut air menjadi zat yang dapat larut dalam air, membantu daya absorbsi lemak pada dinding usus.
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia yang kurang lebih beratnya 1,5-2,0 kg. Hati terletak di sebelah kanan ( di atas lambung) dan tepat di bawah diafragma. Hati dibagi menjadi 2 lobus besar yaitu lobus kanan (lobus dekstra) dan lobus kiri (lobus sinistra). Kedua lobus itu dipisahkan oleh sekat yang disebut dengan ligament falciformis. Lobus kanan dibagi lagi menjadi 3 lobus yang lebih kecil yaitu lobus kanan utama, lobus caudatus, dan lobus quadratus.
Pada bagian luarnya hati dibungkus oleh jaringan ikat padat yang disebut capsula hepatica. Tiap-tiap lobus hepar dibagi lagi menjadi sejumlah lobulus (unit hepar) yang berbentuk polygonal (limas segi-6 atau bersegi-5 yang masing-masing dipisahkan oleh percabangan dari capsula hepatica yang disebut dengan capsula glisson. Daerah perbatasan 3-4 lobulus disebut dengan segitiga Kiernan. Pada jaringan ikat ini terdapat 3 pembuluh yaitu:
1. Cabang dari arteria hepatica
2. Cabang dari vena porta
3. Cabang dari pembuluh empedu.
Di bagian tengah tiap lobulus terdapat vena centralis yang berfungsi untuk mengumpulkan darah dari sinusoid hepatica (pelebaran kapiler hati), dan semua vena centralis bersatu ke dalam vena hepatica.
            Organ hati juga merupakan satu-satunya kelenjar yang menghasilkan enzim orginase yang berfungsi untuk menguraikan asam amino arginin menjadi asam amino ornitin + urea. Ornitin yang terbentuk berfungsi mengikat NH dan CO yang bersifat racun. Dalam sel-sel tubuh, ornitin diubah menjadi asam amino sitralin. Sitralin juga berperan mengikat NH menjadi arginin yang hanya dapat dipecah didalam hati, sedangkan urea dari hati diangkut keginjal untuk dikeluarkan bersama urin.
Fungsi hati bagi tubuh yaitu sebagai tempat untuk menyimpan gula dalam bentuk glikogen, menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit mengatur kadar gula dalam darah, sebagai tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A, menghasilkan empedu yang berguna untuk mengemulsikan lemak, menguraikan molekul hemoglobin tua, menyingkirkan hormon-hormon berlebihan, membentuk protein tertentu dan merombaknya.
Pada tubuh manusia, hati merupakan kelenjar besar yang memiliki peranan penting dalam sistem organ. Hati terletak pada bagian kanan di atas rongga perut (otot diafragma). Beratnya sekitar 1,5 kg atau 3-5% dari total berat tubuh kita. Pada bagian luar hati terdapat suatu selaput tipis yang dinamakanselaput hati (kapsula hepatis). Darah disuplai ke dalam hati melalui dua pembuluh yaitu arteri hati dan vena porta hepatis. Arteri hati membawa darah dengan kandung an oksigen dari jantung. Sedangkan vena porta membawa darah yang mengandung sari makanan dari usus halus. Selain berperan dalam proses pencernaan makanan, hati juga berfungsi sebagai alat ekskresi. Zat yang dikeluarkan dari hati adalah cairan empedu. Cairan empedu merupakan cairan berwarna hijau kebiruan yang berfungsi dalam mencerna makanan berlemak. ini disimpan dalam suatu bagian yang disebut kantung empedu. Zat-zat yang terkandung dalam cairan empedu yakni garam mineral, pigmen (bilirubin dan biliverdin), kolesterol, fosfolopid, dan air.
Di dalam hati terdapat sel yang berfungsi merombak sel darah merah yang sudah tua dan rusak. Sel yang demikian dinamakan sel histiosit. Sel darah merah yang tua dan rusak di dalam hati sekitar lebih dari 10 juta sel. Dalam proses perombakannya, hemoglobin (Hb) dipecah menjadi zat besi (Fe), hemin, dan globin. Zat besi akan diambil dan di simpan dalam hati, yang selanjutnya dikembalikan ke sumsum tulang sehingga terbentuk eritrosit baru. Globin akan dibentuk menjadi Hb baru. Sementara hemin dipecah menjadi bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau biru. Zat warna empedu dikeluarkan ke usus 12 jari dan dioksidasi menjadi urobilin yang berwarna kuning coklatan. Warna ini akan memberikan warna khas tersendiri pada feses dan urine yang kita keluarkan setiap harinya. Apabila terjadi gangguan, pembuluh empedu dapat mengalami penyumbatan. Penyebabnya adalah adanya pengendapan kolesterol yang membentuk batu empedu. Alhasil, feses yang keluar berwarna cokelat abu-abu. Oleh karena pembuluh empedu mengalami penyumbatan, empedu akan masuk ke dalam peredaran darah, sehingga mengakibatkan darah berwarna kekuning-kuningan. Keadaan demikian lazim dinamakan penyakit kuning. Organ hati dapat pula menghasilkan enzim arginase. Enzim arginase merupakan enzim yang berperan dalam proses penguraian asam amino. Prosesnya dinamakandeaminasi. Asam amino yang diuraikan yakni asam amino arginin menjadi ornitin dan urea. Ornitin akan mengikat amonia dan karbondioksida yang bersifat racun. Selanjutnya ornitin akan dinetralkan dalam hati. Adapun urea akan diserap ginjal untuk dikeluarkan bersama urine. Dengan demikian, dari penjelasan di atas ada beberapa fungsi hati bagi tubuh manusia. Fungsi itu antara lain penyimpan lemak dalam bentuk glikogen, perombak dan pembentuk protein, penawar racun pada makanan, dan perombak sel darah merah







D.    Paru-paru

Pengamatan berikutnya pada organ ekskresi paru-paru. Paru-paru merupakan salah satu organ ekskresi dalam tubuh manusia, oleh karena itu, paru-paru memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting dalam diri manusia. Manusia memiliki sepasang paru-paru, yaitu paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru tersebut memiliki fungsi utama sebagai alat pernapasan yang berhubungan erat dengan sistem ekskresi. Dengan bernapas, kita mengambil O2 dari udara dan mengeluarkan CO2 dan H2O. Sisa metabolisme di jaringan berupa karbon dioksida dan air diangkut oleh darah ke paru-paru untuk dibuang dengan cara difusi di alveolus. Di alveolus banyak pembuluh kapiler yang memiliki selapis sel sehingga proses tersebut dapat berjalan dengan baik.
Paru-paru manusia dilindungi oleh tulang-tulang rusuk dan dilapisi oleh selaput tipis yang disebut pleura. Paru-paru terbagi menjadi 2 bagian, yaitu paru-paru kanan (dexter) yang memiliki 3 gelambir dan paru-paru kiri (sinister) yang memiliki 2 gelambir. Paru-paru adalah organ tubuh manusia yang terdapat di dalam dada. Paru-paru berfungsi untuk memasukkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Paru-paru merupakan organ dalam sistem pernafasan. Paru-paru berfungsi untuk menukar oksigen dari udara dengan karbondioksida dari darah dengan bantuan hemoglobin. Proses ini dikenali sebagai respirasi atau pernafasan. Paru-paru terletak di dalam rongga dada (thoracic cavity), dilindungi oleh struktur tulang selangka dan diliputi dua dinding yang dikenal sebagai pleura. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh lapisan udara yang dikenal sebagai rongga pleural yang berisi cairan pleural.
Pada prinsipnya CO diangkut dengan 2 cara yaitu melalui plasma darah (15%) dan dingkut dalam bentuk ion HCO3- (30 %) melalui proses berantaiyang disebut pertukaran klorida. Mekanisme pertukaran klorida sebagai berikut, darah pada alveolus paru-paru mengikat O dan mengangkutnya kedalam sel-sel jaringan. Dalam jaringan darah mengikat CO untuk dikeluarkan bersamaH2O yang dikeluarkan dalam bentuk uap air. Reaksi kimianya dapat ditulis sebagai berikut:
Rounded Rectangle: CO  + H O H CO   HCO  + H
 



Ion H yang bersifatracun diikat oleh hemoglobin, sedang HCO keluar dari sel darah merah masuk kedalam plasma darah. Sementara itu pula, kedudukan HCO digantikan oleh ion Cl (clorida) dari plasma darah.

















VII.          PENUTUP
7.1  Kesimpulan    
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1)      Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh kita dan termasuk salah satu alat ekskresi. Kulit memiliki struktur yang terdiri atas lapisan epidermis dan lapisan dermis. Pada lapisan dermis terdapat akar rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah dan serabut saraf. Kulit mengeluarkan sisa metabolisme berupa air, urea dan garam.
2)      Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi utama berjumlah sepasang dan terletak di kanan dan kiri dekat tulang pinggang. Dalam ginjal terjadi proses-proses pembentukan urine, yang meliputi;
a.       Tahap filtrasi ( penyaringan)
b.      Tahap reabsorbsi ( penyerapan kembali)
c.       Tahap augmentasi (proses pengumpulan)
3)      Hati
Hati atau hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh dan merupakan salah satu alat ekskresi penting. Hati juga menghasilkan enzim orginase untuk menguraikan asam amino orgenin menjadi asam amino ornitin dan urea. Hati mengeluarkan sisa metabolisme dalam tubuh berupa zat warna empedu.
4)      Paru-paru
Paru-paru adalah organ tubuh manusia yang terdapat di dalam dada. Paru-paru berfungsi untuk memasukkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Paru-paru merupakan organ dalam sistem pernafasan. Paru-paru berfungsi untuk menukar oksigen dari udara dengan karbondioksida dari darah dengan bantuan hemoglobin.




7.2  Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mungkin ada baik nya jika kita menggunakan alat bantu praktikum benda nyata bukan dengan menggunakan torso, agar kita sebagai praktikan dapat melihat organ pencernaan secara nyata. Dan mohon asisten menjelaskan fungsi secara fisiologis nya juga tidak hanya anatomi.





DAFTAR PUSTAKA


Campbell, Neil. 2004. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Mandia, et al. 2013. Analisis Histologis Ginjal Ikan Asang (Osteochilus hasseltii) di Danau Maninjau dan Singkarak, Sumatera Barat. Jurnal Biologi Universitas Andalas. Vol 2 (3): 194-200

Mayori, et al. 2013. Pengaruh Pemberian Rhodamin B Terhadap Struktur Histologis Ginjal Mencit Putih (Mus musculus L.). Jurnal Biologi Universitas Andalas. Vol 2 (1): 43-49

Saputra, 2011. SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT PARU-PARU PADA MANUSIA MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN VISUAL BASIC 6.0. JURNAL TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA (TEKNOMATIKA). Vol.1 No 3

Setiadi, 2007. Anatomi & Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudjadi, Bagod dan S. Laila. 2007. Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Yudhistira.

Syaifuddin, AMK. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.          Jakarta: Kedokteran ECG.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar