PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
SISTEM EKSKRESI
Oleh :
Zakyah
120210103086
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
I.
JUDUL : Sistem Ekskresi
II.
TUJUAN :
Mahasiswa mengetahui
anatomi dan posisi organ-organ sistem ekskresi
III.
DASAR TEORI
Sistem ekskresi pada manusia
melibatkan alat-alat ekskresi yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Zat-zat
sisa yang dikeluarkan dari alat-alat tersebut
berasal dari proses metabolisme. Zat-zat sisa hasil proses dalam tubuh yang tidak dibutuhkan harus dikeluarkan karena dapat mengganggu, bahkan meracuni tubuh (Sudjadi, 2007:217). Organ-organ ekskresi pada manusia antara lain ginjal, kulit, hati, dan paru-paru.
berasal dari proses metabolisme. Zat-zat sisa hasil proses dalam tubuh yang tidak dibutuhkan harus dikeluarkan karena dapat mengganggu, bahkan meracuni tubuh (Sudjadi, 2007:217). Organ-organ ekskresi pada manusia antara lain ginjal, kulit, hati, dan paru-paru.
1. Ginjal
Pada mamalia, ginjal
adalah sepasang organ berbentuk biji kacang merah (sekitar 10 cm panjangnya
pada manusia). Ginjal mamalia memiliki dua daerah yang berbeda, yaitu korteks
renal di bagian luar dan medula renal di bagian dalam. Nefron, yang merupakan
unit fungsional ginjal vertebrata, terdiri atas sebuah tubula panjang tunggal;
dan sebuah bola kapiler yang disebut glomerulus. Ujung buntu tubula itu
membentuk pembengkakan mirip piala, yang disebut kapsula Bowman (Boeman’s
capsule), yang mengelilingi glomerulus (Campbell, 2004:113-117).
Ginjal dibangun oleh tiga komponen
dasar, yaitu : glomeruli, tubuli ginjal dan sepasang duktus longitudinal.
Glomerulus merupakan anyaman kapiler arteri dimana terjadi penyaringan air,
garam-garam (ion-ion) dan substansi lainnya dari darah. Tubulus ginjal
berfungsi menampung filtrat glomerulus dan meneruskannya ke duktus
longitudinal. Duktus longitudinal tumbuh dari hasil fusi ujung-ujung tubulus
ginjal, yang selanjutnya tumbuh kaudal (Setiadi, 2007:130-131).
Ginjal merupakan organ ekskresi
utama yang sangat penting untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh,
termasuk zat-zat toksik yang tidak sengaja masuk ke dalam tubuh akibatnya
ginjal menjadi salah satu organ sasaran utama dari efek toksik. Urin sebagai
jalur utama ekskresi, dapat mengakibatkan ginjal memiliki volume darah yang
tinggi, mengkonsentrasikan toksikan pada filtrat, membawa toksikan melalui sel
tubulus dan mengaktifkan toksikan tertentu (Guyton dalam Mayori, 2013). Ginjal
melakukan fungsi penting yang berkaitan dengan elektrolit dan keseimbangan air
serta mempertahankan lingkungan internal yang stabil (osmoregulasi) (Mandia,
2013:1).
Glomerulus berfungsi sebagai
ultrafiltrasi pada simpai Bowman, berfungasi untuk menampung hasil filtrasi
dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali zat-zat
yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan kepiala ginjal
terus berlanjut ke ureter. Urine berasal dari darah yang dibawa arteri renalis
masuk kedalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah
dan bagian plasma darah. Ada tiga tahap pembentukan urine:
1) Proses
filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini
terjadi karena aferen lebih besar dari permukaran eferen maka terjadi
penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah
kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai Bowman yang terdiri
dari glukosa, air, natriu, klorida, sulfat, bikarbonat dll, yang diteruskan ke
tubulus ginjal.
2) Proses
resbsorpsi.
Proses ini terjadi penyerapan
kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat.
Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi
pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali
penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali
kedalam tubulus bagian bawah. Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan
reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papila renalis (Setiadi,
2007).
3) Proses
sekresi.
Sisa penyerapan urine kembali yang
terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke
ureter masuk ke vesika urinaria
(Syaifuddin, 2006:239). Mikturasi adalah proses pembuangan urine. Timbul refleks rasa ingin kencing bila tertimbun urine 200-300 ml dalam vesika urinaria. Kesukaran mikturasi biasanya disebabkan karena :
(Syaifuddin, 2006:239). Mikturasi adalah proses pembuangan urine. Timbul refleks rasa ingin kencing bila tertimbun urine 200-300 ml dalam vesika urinaria. Kesukaran mikturasi biasanya disebabkan karena :
a. BPH,
yaitu pembesaran kelenjar prostat (sering terjadi pada pria diatas 50 tahun).
b. Batu
uretra.
c. Striktura
uretra, uretra menyempit penuh jaringan parut bekas infeksi (Setiadi, 2007:132-133).
2.
Kulit
Kulit
adalah lapisan jaringan yang terdapat di permukaan tubuh yang merupakan organ
terluas pada tubuh kita. Kulit sangat tipis dengan beberapa lapisan yang
menyusunnya. Kulit merupakan salah satu alat ekskresi. Karena kulit mengeluarkan
keringat. Keringat keluar melalui pori-pori kulit. Keringat mengandung air dan
garam-garam mineral.
3.
Paru-paru
Selain
sebagai alat pernapasan paru-paru juga berungsi sebagai alat pengeluaran. Zat
yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O)
yang dihasilkan dari proses pernapasan. Jadi, tugas paru-paru adalah
meneluarkan karbon dioksida dan uap air yang tidak digunakan lagi oleh tubuh.
Jika tidak dikeluarkan, zat-zat tersebut akan menjadi racun (Setiadi, 2007). Sebagai bagian
dari organ penting, paru-paru termasuk organ yang berukuran yang cukup besar
dan hampir memenuhi rongga dada kita (Saputra, 2011:1-2).
4.
Hati
Selain
sebagai alat pernapasan paru-paru juga berungsi sebagai alat pengeluaran. Zat
yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O)
yang dihasilkan dari proses pernapasan. Jadi, tugas paru-paru adalah
meneluarkan karbon dioksida dan uap air yang tidak digunakan lagi oleh tubuh.
Jika tidak dikeluarkan, zat-zat tersebut akan menjadi racun (Syaifuddin, 2006:239).
Hati
mengeluarkan empedu yang berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pHnya netral, dan
mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, dan zat warna empedu
yang disebut bilirubin dan biliverdin.
Garam-garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan makanan. Zat warna empedu
yang berwarna hijau kebiruan berasal dari perombakan hemoglobin sel darah merah
di dalam hati. Zat warna empedu diubah oleh bakteri usus menjadi urobilin yang
berwarna kuning coklat yang memberikan warna feses dan urin. Sisa-sisa
pencernaan protein yang berupa urea dibentuk juga di dalam hati. Urea kemudian dibawa
oleh darah dan selanjutnya masuk ke dalam ginjal. Akhirnya, dari ginjal
dikeluarkan bersama-sama dengan urin (Mandia, 2013).
IV.
METODE PRAKTIKUM
4.1 Waktu dan Tanggal :
Senin, 4 Mei 2015
Pukul 14.20 WIB
4.2 Alat dan Bahan :
a.
Alat : model manusia
4.3 Cara Kerja :
a.
Kegiatan 1
VI.
PEMBAHASAN
Praktikum acara keenam yaitu mengenai
Sistem Ekskresi yang bertujuan untuk mengetahui
anatomi dan posisi organ-organ sistem ekskresi. Dalam praktikum ini kami menggunakan torso sebagai alat peraga untuk mengetahui
struktur, anatomi dan fungsi beberapa organ ekskresi. Asisten menjelaskan mengenai macam-macam
organ ekskresi seperti: ginjal, paru-paru, hati
dan juga kulit.
A.
Kulit
Pengamatan pertama, kami mengamati
organ kulit, Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat di permukaan tubuh
yang merupakan organ terluas pada tubuh kita. Kulit sangant tipis dengan
beberapa lapisan yang menyusunnya. Kulit termasuk organ ekskresi karena
terdapat kelenjar keringat yang mengekskresikan zat-zat sisa. Selain sebagai
organ ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai indera peraba dan perasa.
Banyaknya keringat yang dihasilkan / dikeluarkan seseorang dipengaruhi antara
lain oleh aktifitas tubuh, suhu lingkugan, makanan, keadaan
kesehatan dan keadaan emosi. Keringat manusia terdiri dari air, garam-garam
terutama garam dapur (NaCl) atau sisa metabolisme sel, urea serta asam. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui
struktur yang ada pada kulit, sekaligus ada beberapa lapisan yang menyusun
kulit. Urutan lapisan penyusun kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis dan
hypodermis. Pada lapisan epidermis merupakan
lapisan kulit yang terluar, terdiri dari lapisan sel yang telah mati yang
disebut juga lapisan tanduk. Fungsi epidermis adalah sebagai sawar
pelindung terhadap bakteri, iritasi kimia, alergi dan lain-lain.berdasarkan
urutan dari bagian kulit terbawah yaitu, stratum basale atau disebut
pula sebagai stratum pigmentosum atau statum germinativum, karena paling banyak
tampak adanya mitosis sel-sel. Sel-sel lapisan ini berbatasan dengan jaringan
pengikat corium dan berbentuk silindris atau kuboid. Didala sitoplasma terdapat
butir-butir pigmen.
Kemudian lapisan diatasnya yaitu
statum spinosum. Lapisan ini bersama dengan stratum basale disebut pula stratum
Malpighi atau stratum germinativum, karena sel-sel nya akan mendorong sel-sel
diatasnya dan berubah menjadi polyhedral. Lapisan selanjutnya yaitu stratum
granulosum, lapisan ini terdiri atas 2-4 sel yang tebalnya diatas stratum spinosum.
Bentuk sel seperti belah ketupat yang memanjang sejajar. Lapisan ini menggandung sel-sel bergranula yang
menghambar pengeluaran air berlebih. Stratum granulosum berpartisipasi aktif
dalam proses keratinisasi, hanya mekanismenya belum diketahui jelas. Sel
yang terdalam seperti sel pada stratum spinosum hanya dialamnya mengandung
butir-butir.adanya butir-butir keratohyalin semula diduga berhubungan dengan
proses keratinisasi, tetapi tidak selalu dijumpai dalam proses tersebut,
misalnya pada kuku. Semakin kearah permukaan butir-butir keratin semakin
bertambah disertai inti sel pecah atau larut sama sekali, sehingga sel-sel pada
stratum granulosum sudah dalam keadaan mati. Selanjutnya yaitu stratum lucidum,
Lapisan ini berwarna terang dan hanya nampak pada
lapisan kulit yang tebal. Hanya terlihat pada telapak kaki dan telapak tangan.
tampak sebagai garis bergelombang yang jernih antara stratum granulosum dan
stratum korneum. Terdiri atas beberapa lapisan sel yang gepeng dan tersusun
sangat padat. Tampak bagian yang jernih ini mengandung zat eleidin yang diduga
merupakan hasil dari keratohyalin.
Kemudaian lapisan paling atas yaitu
stratum corneum (lapisan
tanduk), Stratum corneum merupakan
lapisan kulit yang paling luar. Stratum korneum paling tebal pada telapak
kaki dan paling tipis pada pelupuk mata, pipi dan dahi. Lapisan ini tersusun
atas sel-sel mati yang mudah mengelupas. Lapisan ini sangat tebal yang
terdiri atas banyak sekali lapisan sel-sel gepeng yang telah mengalami
konifikasi atau keratinisasi. Pada permukaan, lapisan ini akan mengelupas
(desquamatio) kadang-kadang disebut sebagai stratum disjunctivum.
Lapisan berikuta nya yaitu dermis, terletak di
bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar,
dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar
minyak (glandula sebasea).
Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai
macam garam. terutama garam dapur. Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar
keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam kantong
rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar minyak berfungsi
menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut dapat
tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah
kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut. Struktur
pada dermis terdapat akar rambut, pembuluh darah, syaraf, kelenjar minyak
(glandula sebasea), kelenjar keringat (glandula sudorifera, lapisan lemak,
terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari pengaruh suhu
luar.
Lapisan paling bawah yaitu laisan hypodermis atau subkutis
merupakan lapisan yang terdapat di paling bawah/dasar dari lapisan dermis.
Jaringan ini berguna untuk melindungi tubuh dan pengaruh perubahan suhu dari
luar tubuh. Kelenjar keringat adalah alat utama untuk mengendalikan suhu tubuh,
berkurang pada waktu iklim dingin dan meningkat pada waktu suhu panas. Fungsi
Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan
kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock
absorber. Reseptor
yang cepat beradaptasi di kulit yaitu reseptor taktil (sentuh) dikulit yang
memberitahu mengenai perubahan tekanan pada permukaan kulit. Mekanisme adaptasi
untuk korpus atau badan Pacini (Pacinian corpuscle) suatu reseptor kulit
yang mendeteksi tekanan dan getaran diketahui dari sifat-sifat fisiknya. Korpus
Pacini adalah suatu ujung reseptor khusus yang terdiri dari lapisan-lapisan
konsentrik jaringan ikat mirip kulit bawang yang membungkus ujung perifer suatu
neuron aferen. Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus
terletak antara lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara
dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini
memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri asenden dan
satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat
nutrient dari dermis melalui membran epidermis. Berdasarkan hasil pengamatan
dapat diketahui kulit memiliki fungsi. Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu
sebagai berikut : pelindung atau
proteksi, penerima rangsang, pengatur panas atau thermoregulasi,
pengeluaran (ekskresi), penyimpanan, penyerapan terbatas dan penunjang
penampilan.
Keringat adalah air yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat
pada kulit mamalia. Kandungan utama dalam keringat
adalah natrium klorida (bahan utama garam dapur) selain bahan lain
(yang mengeluarkan aroma) seperti 2-metilfenol (o-kresol) dan
4-metilfenol (p-kresol).
Manusia memiliki 3
juta kelenjar keringat.
Kelenjar keringat dapat ditemukan didermis, dekat permukaan luar kulit.
Kebanyakan terdapat di telapak tangan dan kaki, dan tidak
terdapat di bibir. Dengan aktivitas fisik yang berat dalam suhu hangat
sampai panas, kelenjar akan mengeluarkan sekitar
2 liter keringat lebih banyak dari biasanya.
Pada umumnya keringat diproduksi
karena rangsang dari luar seperti perubahan panas atau suhu. Hal ini dilakukan
sebagai mekanisme tubuh dalam mempertahankan kelembaban kulit. Selain itu
produksi keringat juga bisa disebabkan rangsangan dari dalam seperti
emosi, rasa takut dan gugup. Jadi produksi keringat ini bisa dipengaruhi faktor
dari dalam atau faktor dari luar berupa perubahan lingkungan.
Pengeluaran keringat melalui
kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu yang melewati batas kritis, yaitu
37°C. pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui
evaporasi. Peningkatan suhu tubuh sebesar 1°C akan menyebabkan pengeluaran keringat
yang cukup banyak sehingga mampu membuang panas tubuh yang dihasilkan dari
metabolisme basal 10 kali lebih besar. Pengeluaran keringat merupakan salah
satu mekanisme tubuh ketika suhu meningkat melampaui ambang kritis.
Pengeluaran keringat dirangsang
oleh pengeluaran impuls di area preoptik anterior hipotalamus melalui jaras
saraf simpatis ke seluruh kulit tubuh kemudian menyebabkan rangsangan pada
saraf kolinergic kelenjar keringat, yang merangsang produksi keringat. Kelenjar
keringat juga dapat mengeluarkan keringat karena rangsangan dari epinefrin dan
norefineprin.
B.
Ginjal
Pengamatan selanjutnya yaitu pada organ ginjal, Ginjal atau ren
disebut juga buah pinggang karena buahnya seperti biji buah kacang merah.
Ginjal terletak dikanan dan kiri tulang pinggang, yaitu dalam rongga perut pada
dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah 2 buah, berwarna merah
keunguan, dan yang kiri terletak agak tinggi dari kanan. Lapisan ginjal bagian
luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan lapisan dalam disebut sumsum
ginjal atau medulla. Lapisan paling dalam berupa rongga ginjal disebut pelvis
renalis.
Saluran structural dan fungsional
ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malpighi
yang tersusun dari kapsul bowman, glomerulus yang terdapat dibagian korteks,
serta tubulus-tubulus yaitu tubulus kontertus proksimal, tubulus kontertus
distal, tubulus pengumpul dan lengkung henle yang terdapat dibagian medulla.
Lengkung henle ialah bagian saluran ginjal yang melengkung pada daerah medulla
dan berhubungan dengan tubulus proksimal maupun tubulus didaerah korteks. Pada
orang dewasa panjang seluruh tubulus kurang lebih 7,5 sampai 15 km.
Ginjal dilindungi oleh lemak, dan
selain itu terdapat arteri ginjal yang menyerupai darah. Ginjal mengendalikan
potensial air pada darah yang melewatinya. Substansi yang menyebabkan ketidak
seimbangan potensial air pada darah akan dipisahkan dari darah dan
diekskresikan dalam bentuk urine. Contoh : sisa nitrogen hasil pemecahan asam
amino dan asam nukleat. Proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi
menjadi 3 tahap yaitu Tahap filtrasi (penyaringan), Tahap reabsorbsi
(penyerapan kembali), Augmentasi (pengumpulan).
Filtrasi (penyaringan) terjadi di
kapsul bowman diglomerulus. Ketika darah masuk glomerulus maka tekanan darah
menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat
larut melalui pori-pori endothelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju
membran dasar dan melewati lempeng filtrasi masuk kedalam ruang kapsul bowman. Hasil
filtrasi glomerulus dan kapsul bowman disebut filtrate glomerulus atau urin
primer.
Tahap reabsorbsi (penyerapan kembali),
Reabsorbsi terjadi di tubulus kontertus proksimal, lengkung henle dan sebagian
tubulus kontertus distal. Reabsorbsi dilakukan oleh sel-sel epithelium
diseluruh tubulus ginjal. Za-zat yang direabsorbsi antara lain ; air, gllukosa,
asam amino, ion-ion Na, K, Ca,Ci-, HCO3-,dan HbO4, sedangkan urea hanya diserap sebagian. Urutan terjadinya
reabsorbsi yaitu, urin primer masuk dari glomerulus ketubulus proksimal.
Kemudian terjadi rebsorbsi glukosa dan 67% ion Na,selain itu juga terjadi reabsorbsi air dan ion Ci secara pasif.
Bersamaan dengan itu petrat menuju lengkung henle yang tengah berkurang
volumenya dan bersifat isotonis. Pada lengkung henle terjadi sekresi aktif ion
Ci kejaringan
disekitarnya. Reabsorbsi dilanjutkan ditubulus distal. Pada tubulus ini terjadi
reabsorbsi Nadan air dibawah control ADH. Disamping reabsorbsi, ditubulus
ini juga terjadi sekresi H,NH,urea, kreatinin dan beberpa obat-obatan pada urin. Hasil reabsorbsi
ini berupa urin sekunder yang komposisinya mengandung air, garam, urea, dan
pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
Selanjutnya augmentasi
(pengumpulan), urin sekunder dari tubulus distal akan turun menuju tubulus
pengumul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na, Cidan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari
tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelfis renalis.dari velvis renalis urin
mengalir melalui uretter menuju vesica urinaria (kandung kemih) yang merupakan
tempat penyimpanan sementara urin.
Ginjal memiliki beberapa fungsi
yaitu: menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh;
mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan; reabsorbsi (penyerapan kembali)
elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal, menjaga
keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia; menghasilkan zat hormon yang
berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang,
dan lain sebagainya
C. Hati
Selanjutnya pengamatan hati, sebagai alat
ekskresi hati (hepar) mengeluarkan empedu 1/2 liter setiap hari. Empedu berupa cairan kehijauan,
rasanya pahit, pH sekitar 7-7,6. mengandung kolesterol, garam-garam mineral,
garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut bilirubin dan
biliverdin. Empedu yang dihasilkan oleh hati
disimpan dalam kantong empedu (vasica velen) dan dikeluarkan keusus halus untuk
membantu system pencernaan, misalnya : mencernakan
lemak, mengaktifkan lipase, mengubah zat yang tak larut air menjadi zat yang
dapat larut dalam air, membantu daya
absorbsi lemak pada dinding usus.
Hati
merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia yang kurang lebih beratnya
1,5-2,0 kg. Hati terletak di sebelah kanan ( di atas lambung) dan tepat di
bawah diafragma. Hati dibagi menjadi 2 lobus besar yaitu lobus kanan (lobus
dekstra) dan lobus kiri (lobus sinistra). Kedua lobus itu dipisahkan oleh sekat
yang disebut dengan ligament falciformis. Lobus kanan dibagi lagi
menjadi 3 lobus yang lebih kecil yaitu lobus kanan utama, lobus caudatus, dan
lobus quadratus.
Pada
bagian luarnya hati dibungkus oleh jaringan ikat padat yang disebut capsula
hepatica. Tiap-tiap lobus hepar dibagi lagi menjadi sejumlah lobulus (unit
hepar) yang berbentuk polygonal (limas segi-6 atau bersegi-5 yang masing-masing
dipisahkan oleh percabangan dari capsula hepatica yang disebut dengan capsula
glisson. Daerah perbatasan 3-4 lobulus disebut dengan segitiga
Kiernan. Pada jaringan ikat ini terdapat 3 pembuluh yaitu:
1. Cabang
dari arteria hepatica
2. Cabang
dari vena porta
3. Cabang
dari pembuluh empedu.
Di
bagian tengah tiap lobulus terdapat vena centralis yang
berfungsi untuk mengumpulkan darah dari sinusoid hepatica (pelebaran kapiler
hati), dan semua vena centralis bersatu ke dalam vena hepatica.
Organ
hati juga merupakan satu-satunya kelenjar yang menghasilkan enzim orginase yang
berfungsi untuk menguraikan asam amino arginin menjadi asam amino ornitin +
urea. Ornitin yang terbentuk berfungsi mengikat NH dan CO yang bersifat racun.
Dalam sel-sel tubuh, ornitin diubah menjadi asam amino sitralin. Sitralin juga
berperan mengikat NH menjadi arginin yang
hanya dapat dipecah didalam hati, sedangkan urea dari hati diangkut keginjal
untuk dikeluarkan bersama urin.
Fungsi hati bagi tubuh yaitu sebagai
tempat untuk menyimpan gula dalam bentuk glikogen, menetralkan racun yang masuk
ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit mengatur kadar gula dalam darah,
sebagai tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A, menghasilkan empedu
yang berguna untuk mengemulsikan lemak, menguraikan molekul hemoglobin tua,
menyingkirkan hormon-hormon berlebihan, membentuk protein tertentu dan
merombaknya.
Pada tubuh manusia, hati merupakan kelenjar besar yang memiliki peranan
penting dalam sistem organ. Hati terletak pada bagian kanan di atas rongga
perut (otot diafragma). Beratnya sekitar 1,5 kg atau 3-5% dari total berat
tubuh kita. Pada bagian luar hati terdapat suatu selaput tipis yang
dinamakanselaput hati (kapsula hepatis). Darah disuplai ke dalam
hati melalui dua pembuluh yaitu arteri hati dan vena porta hepatis. Arteri hati
membawa darah dengan kandung an oksigen dari jantung. Sedangkan vena porta
membawa darah yang mengandung sari makanan dari usus halus. Selain berperan
dalam proses pencernaan makanan, hati juga berfungsi sebagai alat ekskresi. Zat
yang dikeluarkan dari hati adalah cairan empedu. Cairan empedu merupakan
cairan berwarna hijau kebiruan yang berfungsi dalam mencerna makanan berlemak.
ini disimpan dalam suatu bagian yang disebut kantung empedu. Zat-zat yang
terkandung dalam cairan empedu yakni garam mineral, pigmen (bilirubin dan
biliverdin), kolesterol, fosfolopid, dan air.
Di dalam hati terdapat sel yang berfungsi merombak sel darah merah yang
sudah tua dan rusak. Sel yang demikian dinamakan sel histiosit. Sel
darah merah yang tua dan rusak di dalam hati sekitar lebih dari 10 juta sel.
Dalam proses perombakannya, hemoglobin (Hb) dipecah menjadi zat besi (Fe),
hemin, dan globin. Zat besi akan diambil dan di simpan dalam hati, yang
selanjutnya dikembalikan ke sumsum tulang sehingga terbentuk eritrosit baru.
Globin akan dibentuk menjadi Hb baru. Sementara hemin dipecah menjadi bilirubin
dan biliverdin yang berwarna hijau biru. Zat warna empedu dikeluarkan ke usus
12 jari dan dioksidasi menjadi urobilin yang berwarna kuning coklatan. Warna
ini akan memberikan warna khas tersendiri pada feses dan urine yang kita
keluarkan setiap harinya. Apabila terjadi gangguan, pembuluh empedu dapat
mengalami penyumbatan. Penyebabnya adalah adanya pengendapan kolesterol yang
membentuk batu empedu. Alhasil, feses yang keluar berwarna cokelat abu-abu.
Oleh karena pembuluh empedu mengalami penyumbatan, empedu akan masuk ke dalam
peredaran darah, sehingga mengakibatkan darah berwarna kekuning-kuningan.
Keadaan demikian lazim dinamakan penyakit kuning. Organ hati dapat pula
menghasilkan enzim arginase. Enzim arginase merupakan enzim
yang berperan dalam proses penguraian asam amino. Prosesnya
dinamakandeaminasi. Asam amino yang diuraikan yakni
asam amino arginin menjadi ornitin dan urea. Ornitin akan mengikat
amonia dan karbondioksida yang bersifat racun. Selanjutnya ornitin
akan dinetralkan dalam hati. Adapun urea akan diserap ginjal untuk
dikeluarkan bersama urine. Dengan demikian, dari penjelasan di atas
ada beberapa fungsi hati bagi tubuh manusia. Fungsi itu antara lain
penyimpan lemak dalam bentuk glikogen, perombak dan pembentuk
protein, penawar racun pada makanan, dan perombak sel darah merah
D. Paru-paru
Pengamatan
berikutnya pada organ ekskresi paru-paru. Paru-paru merupakan salah satu organ ekskresi dalam tubuh manusia, oleh
karena itu, paru-paru memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting dalam
diri manusia. Manusia memiliki sepasang paru-paru, yaitu paru-paru kiri dan
kanan. Paru-paru tersebut memiliki fungsi utama sebagai alat pernapasan yang
berhubungan erat dengan sistem ekskresi. Dengan bernapas, kita mengambil O2
dari udara dan mengeluarkan CO2 dan H2O. Sisa metabolisme di jaringan berupa
karbon dioksida dan air diangkut oleh darah ke paru-paru untuk dibuang dengan
cara difusi di alveolus. Di alveolus banyak pembuluh kapiler yang memiliki
selapis sel sehingga proses tersebut dapat berjalan dengan baik.
Paru-paru manusia dilindungi oleh tulang-tulang
rusuk dan dilapisi oleh selaput tipis yang disebut pleura. Paru-paru terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu paru-paru kanan (dexter) yang memiliki 3 gelambir dan
paru-paru kiri (sinister) yang memiliki 2 gelambir. Paru-paru adalah organ tubuh manusia yang
terdapat di dalam dada. Paru-paru berfungsi untuk memasukkan oksigen dan
mengeluarkan karbondioksida. Paru-paru merupakan organ dalam sistem pernafasan.
Paru-paru berfungsi untuk menukar oksigen dari udara dengan karbondioksida dari
darah dengan bantuan hemoglobin. Proses ini dikenali sebagai respirasi atau pernafasan.
Paru-paru terletak di dalam rongga dada (thoracic cavity), dilindungi oleh
struktur tulang selangka dan diliputi dua dinding yang dikenal sebagai pleura.
Kedua lapisan ini dipisahkan oleh lapisan udara yang dikenal sebagai rongga
pleural yang berisi cairan pleural.
Pada prinsipnya CO diangkut dengan 2 cara
yaitu melalui plasma darah (15%) dan dingkut dalam bentuk ion HCO3- (30 %) melalui proses berantaiyang disebut pertukaran klorida.
Mekanisme pertukaran klorida sebagai berikut, darah pada alveolus paru-paru
mengikat O dan mengangkutnya
kedalam sel-sel jaringan. Dalam jaringan darah mengikat CO untuk dikeluarkan
bersamaH2O yang dikeluarkan dalam bentuk uap air. Reaksi kimianya dapat ditulis
sebagai berikut:
Ion H yang bersifatracun
diikat oleh hemoglobin, sedang HCO keluar dari sel darah
merah masuk kedalam plasma darah. Sementara itu pula, kedudukan HCO digantikan oleh ion Cl (clorida) dari plasma
darah.
VII.
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1) Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar
dari tubuh kita dan termasuk salah satu alat ekskresi. Kulit memiliki struktur
yang terdiri atas lapisan epidermis dan lapisan dermis. Pada lapisan dermis
terdapat akar rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah dan
serabut saraf. Kulit mengeluarkan sisa metabolisme berupa air, urea dan garam.
2) Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi
utama berjumlah sepasang dan terletak di kanan dan kiri dekat tulang pinggang. Dalam
ginjal terjadi proses-proses pembentukan urine, yang meliputi;
a. Tahap
filtrasi ( penyaringan)
b. Tahap
reabsorbsi ( penyerapan kembali)
c. Tahap
augmentasi (proses pengumpulan)
3) Hati
Hati atau hepar merupakan organ
terbesar dalam tubuh dan merupakan salah satu alat ekskresi penting. Hati juga
menghasilkan enzim orginase untuk menguraikan asam amino orgenin menjadi asam
amino ornitin dan urea. Hati mengeluarkan sisa metabolisme dalam tubuh berupa
zat warna empedu.
4) Paru-paru
Paru-paru
adalah organ tubuh manusia yang terdapat di dalam dada. Paru-paru berfungsi
untuk memasukkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Paru-paru merupakan
organ dalam sistem pernafasan. Paru-paru berfungsi untuk menukar oksigen dari
udara dengan karbondioksida dari darah dengan bantuan hemoglobin.
7.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mungkin ada baik nya
jika kita menggunakan alat bantu praktikum benda nyata bukan dengan menggunakan
torso, agar kita sebagai praktikan dapat melihat organ pencernaan secara nyata.
Dan mohon asisten menjelaskan fungsi secara fisiologis nya juga tidak hanya
anatomi.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil. 2004. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta:
Erlangga.
Mandia, et al. 2013. Analisis
Histologis Ginjal Ikan Asang (Osteochilus hasseltii) di Danau Maninjau
dan Singkarak, Sumatera Barat. Jurnal Biologi
Universitas Andalas. Vol 2 (3): 194-200
Mayori, et al. 2013. Pengaruh Pemberian Rhodamin B Terhadap
Struktur Histologis Ginjal Mencit Putih (Mus musculus L.). Jurnal Biologi
Universitas Andalas. Vol 2 (1): 43-49
Saputra, 2011. SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT
PARU-PARU PADA MANUSIA MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN VISUAL BASIC 6.0. JURNAL TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
(TEKNOMATIKA). Vol.1 No 3
Setiadi, 2007. Anatomi & Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudjadi, Bagod dan
S. Laila. 2007. Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Yudhistira.
Syaifuddin, AMK. 2006. Anatomi Fisiologi untuk
Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:
Kedokteran ECG.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar