MIGRASI
disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Tingkah Laku
Hewan
Oleh :
Ardiansyah
Dharmawan Putra (120210103111)
Kelompok 6
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Semua
organisme memiliki perilaku. Perilaku merupakan bentuk respons terhadap kondisi
internal dan eksternalnya. Suatu respons dikatakan perilaku bila respons
tersebut telah berpola, yakni memberikan respons tertentu yang sama terhadap
stimulus tertentu. Perilaku juga dapat diartikan sebagai aktivitas suatu
organisme akibat adanya suatu stimulus. Dalam mengamati perilaku, kita
cenderung untuk menempatkan diri pada organisme yang kita amati, yakni dengan
menganggap bahwa organisme tadi melihat dan merasakan seperti kita. Reseptor
diperlukan untuk mendeteksi stimulus itu, saraf diperlukan untuk
mengkoordinasikan respons, efektor itulah yang sebenarnya melaksanakan aksi.
Perilaku dapat juga disebabkan stimulus dari dalam. Hewan yang merasa lapar
akan mencari makanan sehingga hilanglah laparnya setelah memperoleh makanan.
Lebih sering terjadi, perilaku suatu organisme merupakan akibat gabungan
stimulus dari luar dan dari dalam. Jadi, berdasarkan pernyataan di atas
hubungan timbal balik antara stimulus dan respons yang terjadi pada organisme
merupakan sebagian studi mengenai perilaku. Studi lainnya menyangkut masalah
pertumbuhan dan mekanisme evolusioner dari organisme dan sekaligus evolusi
perilakunya.
Salah
satu bentuk dari perilaku hewan adalah perilaku untuk bermigrasi. Bermigrasi
dilakukan oleh banyak hewan baik dari kelas Mamalia, Aves, Pisces, Insecta, dan
sebagainya. Untuk migrasi yang paling terlihat ada pada golongan burung,
mamalia, ikan, dan serangga. Jenis migrasi mereka pun berbeda-beda tergantung
kebutuhan dari masing-masing jeis hewan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah
pengertian dari migrasi?
2. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi migrasi?
3. Apa saja jenis-jenis migrasi?
4. Bagaimana mekanisme migrasi yang terjadi pada beberapa jenis
hewan?
1.3
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengetian migrasi.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi migrasi.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis migrasi pada hewan.
4.
Untuk
mengetahui pada migrasi yang terjadi beberapa jenis hewan.
2.1 Pengertian
Migrasi
Pengertian migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari
suatu bioma ke
bioma lainnya. Dalam banyak kasus, organisme bermigrasi untuk mencari
sumber-cadangan-makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan makanan yang
mungkin terjadi karena datangnya musim dingin atau karena overpopulasi.
Migrasi merupakan pola adaptasi perilaku
yang dilakukan oleh beberapa jenis satwa liar. Migrasi dilakukan jika memang
diperlukan. Pola migrasi yang dilakukannya pun berbeda setiap jenis satwa,
tergantung pada keadaan, waktu, dan berbagai penyebab keadaan yaitu alimental,
gametik, dan klimatik.
2.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Migrasi
Alimental merupakan kegiatan makhluk hidup untuk
mendapatkan makanan atau bahan-bahan untuk pertumbuhan, sedangkan gametik
merupakan pola migrasi yang dilakukan satwa kembali ke daerah perkembangbiakannya
dan setelah selesai bereproduksi maka akan kembali secara alimental. Migrasi
karena klimatik berhubungan dengan perubahan musim pada bumi belahan utara
maupun selatan sehingga menuntut satwa berpindah untuk mempertahankan hidupnya,
baik dingin maupun panas.
2.3 Jenis-jenis Migrasi
Migrasi dapat dibagi
menjadi dua jenis yaitu migrasi musiman dan migrasi harian. Migrasi musiman
biasanya berhubungan dengan perubahn iklim. Migrasi ini dapat dilakukan menurut
garis lintang, ketinggian tempat maupun secara local, sedangkan migrasi harian
disebut juga pergerakan harian karena beberapa satwa liar melakukan pergerakan
harian selama 24 jam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2.4 Mekanisme Migrasi yang Terjadi pada Beberapa Jenis Hewan
Hewan
yang bermigrasi menggunakan salah satu dari tiga mekanisme, atau beberapa
kombinasi ketiga teknik tersebut:
1.
Piloting.
Dalam piloting, seekor hewan berpindah dari suatu daerah
denga tanda-tanda yang sudah dikenalnya ke wilayah lain hingga sampai di tempat
tujuan. Piloting sebagian besar digunakan untuk pergerakan jarak pendek.
2.
Orientasi.
Dalam orientasi,seekor hewan dapat menentukan arah kompas dan
berjalan dalam lintasan yang lurus untuk menempuh jarak tertentu atau hingga
sampai di tempat tujuan.
3.
Navigasi.
Dalam navigasi, melibatkan penentuan lokasi relatif saat ini
terhadap lokasi yang lain, selain menentukan arah kompas.
Mengapa dan bagaimana awalnya burung
bermigrasi, serta apa yang membuat mereka memutuskan untuk bermigrasi telah
lama menjadi pusat perhatian. Sebagian ilmuwan berpendapat bahwa migrasi
disebabkan perubahan musim sementara yang lain percaya bahwa burung bermigrasi
untuk mencari makan. Migrasi membutuhkan keahlian khusus seperti penentuan
arah, cadangan makanan, dan kemampuan untuk terbang dalam jangka waktu yang
lama. Hewan yang tidak memiliki ciri-ciri di atas tidak mungkin dapat berubah
menjadi hewan migran, atau hewan yang melakukan migrasi.
Salah satu eksperimen yang mengangkat permasalahan ini adalah sebagai berikut: burung bulbul dijadikan objek penelitian di sebuah laboratorium yang suhu dan cahayanya dapat diatur sesuai kebutuhan. Kondisi di dalam laboratorium diatur sehingga berbeda dengan kondisi di luar laboratorium. Misalnya, bila di luar musim dingin, kondisi laboratorium dibuat seperti pada musim semi dan burung menyesuaikan dirinya pada kondisi tersebut. Burung bulbul menumpuk lemak sebagai sumber energi, seperti yang biasa mereka lakukan menjelang migrasi. Meskipun burung bulbul mengadaptasikan tubuhnya dengan iklim buatan, dan menyiapkan diri seakan hendak bermigrasi, mereka tidak berangkat sebelum waktunya tiba. Mereka mengamati musim di luar. Hal ini merupakan bukti bahwa burung menentukan waktu migrasi bukan berdasarkan perubahan musim.
Salah satu eksperimen yang mengangkat permasalahan ini adalah sebagai berikut: burung bulbul dijadikan objek penelitian di sebuah laboratorium yang suhu dan cahayanya dapat diatur sesuai kebutuhan. Kondisi di dalam laboratorium diatur sehingga berbeda dengan kondisi di luar laboratorium. Misalnya, bila di luar musim dingin, kondisi laboratorium dibuat seperti pada musim semi dan burung menyesuaikan dirinya pada kondisi tersebut. Burung bulbul menumpuk lemak sebagai sumber energi, seperti yang biasa mereka lakukan menjelang migrasi. Meskipun burung bulbul mengadaptasikan tubuhnya dengan iklim buatan, dan menyiapkan diri seakan hendak bermigrasi, mereka tidak berangkat sebelum waktunya tiba. Mereka mengamati musim di luar. Hal ini merupakan bukti bahwa burung menentukan waktu migrasi bukan berdasarkan perubahan musim.
Penggunaan Energi
Burung menggunakan banyak energi saat terbang.
Oleh karena itu, mereka membutuhkan lebih banyak sumber energi daripada hewan
darat maupun hewan laut. Misalnya, untuk terbang sejauh 3.000 km antara Hawaii
dan Alaska, burung kolibri (yang memiliki bobot beberapa gram) harus
mengepakkan sayap sebanyak 2,5 juta kali. Meskipun begitu, mereka dapat tetap
berada di udara selama 36 jam. Kecepatan rata-rata selama melakukan perjalanan
ini kurang lebih 80 km/jam. Selama melakukan penerbangan seberat ini, jumlah
asam dalam darah bertambah secara berlebihan, dan burung dapat pingsan akibat
suhu tubuh yang meningkat. Beberapa burung menghindari bahaya ini dengan
mendarat. Lalu, bagaimanakah mereka dapat terbang melintasi lautan yang luas
dengan selamat? Berdasarkan pengamatan ahli burung, dalam keadaan seperti ini,
burung mengembangkan sayap selebar-lebarnya, dan dengan beristirahat dalam
keadaan tersebut, suhu tubuhnya turun. Burung migran memiliki sistem
metabolisme tubuh yang kuat agar dapat melakukan aktivitas yang berat ini.
Misalnya, aktivitas metabolisme pada burung kolibri, burung migran terkecil,
dua puluh kali lebih kuat daripada aktivitas metabolisme gajah. Suhu tubuh
burung dapat naik hingga 62 C.
Teknik Terbang
Teknik Terbang
Sebagai makhluk yang diciptakan untuk melakukan
penerbangan berat, burung juga dikaruniai kemampuan untuk memanfaatkan angin
guna membantu mereka terbang. Misalnya, burung bangau dapat terbang hingga
ketinggian 2.000 m dengan mengikuti arus udara panas, lalu meluncur dengan
cepat menuju arus udara panas berikutnya tanpa harus mengepakkan sayap.
Teknik terbang lain yang biasa dilakukan
sekelompok burung adalah formasi "V". Pada teknik ini, burung yang
besar dan kuat berada paling depan sebagai perisai melawan arus udara dan
membuka jalan bagi burung lain yang lebih lemah. Dietrich Hummel, seorang
insinyur penerbangan, telah membuktikan bahwa dengan pengaturan seperti ini,
secara umum kelompok tersebut dapat menghemat energi hingga 23%.
Beberapa burung migran terbang sangat tinggi. Misalnya, angsa dapat terbang pada ketinggian 8.000 m. Ini adalah hal yang luar biasa mengingat pada ketinggian 5.000 m kerapatan atmosfer berkurang sebanyak 63% dibandingkan pada permukaan laut. Terbang pada ketinggian dengan atmosfer sangat tipis, burung tersebut harus mengepakkan sayap lebih cepat dan karenanya harus mendapatkan oksigen yang lebih banyak pula.
Beberapa burung migran terbang sangat tinggi. Misalnya, angsa dapat terbang pada ketinggian 8.000 m. Ini adalah hal yang luar biasa mengingat pada ketinggian 5.000 m kerapatan atmosfer berkurang sebanyak 63% dibandingkan pada permukaan laut. Terbang pada ketinggian dengan atmosfer sangat tipis, burung tersebut harus mengepakkan sayap lebih cepat dan karenanya harus mendapatkan oksigen yang lebih banyak pula.
Meskipun demikian, paru-paru burung ini telah
diciptakan sedemikian rupa sehingga dapat secara maksimal memanfaatkan oksigen
yang tersedia pada ketinggian tersebut. Paru-paru burung, yang berfungsi secara
berbeda dengan paru-paru mamalia, membantu mereka mendapatkan energi yang lebih
besar dari udara yang lebih sedikit.
Indra Pendengaran Yang Sempurna
Selagi bermigrasi, burung harus memperhatikan
gejala atmosferis. Misalnya, mereka mengubah arah untuk menghindari badai yang
mendekat. Melvin L. Kreithen, ahli burung yang meneliti indra pendengaran
burung, mengamati bahwa beberapa jenis burung dapat mendengar bunyi yang
berfrekuensi sangat rendah, yang tersebar jauh dalam atmosfer. Oleh karena itu,
burung migran dapat mendengar terbentuknya badai di gunung pada kejauhan atau
halilintar di atas samudra yang berjarak ratusan kilometer di depan. Selain
itu, telah diketahui pula bahwa burung dikenal berhati-hati dalam menentukan
rute migrasinya; mereka akan menghindari daerah dengan kondisi atmosfer yang
berbahaya.
Persepsi Arah
Bagaimanakah burung dapat menentukan arah tanpa
bantuan peta, kompas, atau penunjuk arah lain selama penerbangan yang panjang
menempuh ribuan kilometer?
Teori pertama yang dikemukakan berkenaan dengan pertanyaan tersebut adalah bahwa burung menghafal karakteristik daratan di bawah mereka, sehingga dapat menemukan daerah tujuan tanpa kebingungan. Akan tetapi, berbagai penelitian telah membuktikan bahwa teori ini tidak benar.
Teori pertama yang dikemukakan berkenaan dengan pertanyaan tersebut adalah bahwa burung menghafal karakteristik daratan di bawah mereka, sehingga dapat menemukan daerah tujuan tanpa kebingungan. Akan tetapi, berbagai penelitian telah membuktikan bahwa teori ini tidak benar.
Dalam sebuah percobaan yang menggunakan burung
dara, digunakan lensa buram untuk mengaburkan penglihatan burung dara. Dengan
begitu, mereka tidak dapat menggunakan tanda-tanda daratan di bawahnya sebagai
penunjuk. Meskipun demikian, ternyata burung dara tetap dapat menemukan jalan
mereka meskipun tertinggal beberapa kilometer dari kelompoknya.
Penelitian berikutnya menunjukkan bahwa medan
magnet bumi berpengaruh terhadap beberapa spesies burung. Berbagai kajian
menunjukkan bahwa tampaknya burung memiliki sistem reseptor magnetik yang maju,
yang memungkinkan mereka menentukan arah dengan menggunakan medan magnet bumi.
Sistem ini membantu burung menentukan arah dengan merasakan perubahan medan
magnet bumi selama migrasi. Berbagai eksperimen menunjukkan bahwa burung migran
dapat merasakan perbedaan medan magnet bumi sebesar 2%.
Migrasi Kupu-Kupu
Kisah
perjalanan migrasi kupu-kupu raja, yang hidup di Kanada bagian tenggara, lebih
rumit daripada migrasi burung. Kupu-kupu raja umumnya hidup hanya 5-6 minggu
setelah berkembang dari ulat. Dalam setahun terdapat empat generasi kupu-kupu
raja. Tiga dari empat generasi kupu-kupu raja hidup di musim semi dan musim
panas. Situasi berubah dengan datangnya musim gugur. Migrasi dimulai pada musim
gugur, dan generasi yang bermigrasi akan hidup jauh lebih lama dari generasi
lain yang hidup di tahun yang sama. Kupu-kupu raja yang bermigrasi adalah
generasi yang keempat.
Hal yang cukup menarik adalah, migrasi dimulai pada malam ekuinoks musim gugur (hari ketika waktu siang dan malam sama panjang). Kupu-kupu yang bermigrasi ke selatan, hidup enam bulan lebih lama dibandingkan ketiga generasi sebelumnya. Mereka membutuhkan waktu hidup yang lebih lama agar dapat bermigrasi dan kembali lagi.
Kupu-kupu yang terbang ke selatan tidak berpencar setelah melalui garis balik utara (garis lintang utara 23,30 ) dan meninggalkan udara dingin. Setelah bermigrasi melintasi setengah benua Amerika, jutaan kupu-kupu itu mendiami bagian tengah Meksiko. Di daerah ini jajaran gunung berapi dipenuhi bermacam-macam jenis tumbuhan. Bertempat di ketinggian 3.000 m, tempat ini cukup hangat bagi kupu-kupu. Selama empat bulan, dari Desember hingga Maret, kupu-kupu tidak memakan apa pun. Mereka hanya minum air selama cadangan lemak tubuh mereka masih mencukupi sebagai sumber makanan.
Bunga yang bermekaran di musim semi cukup penting bagi kupu-kupu raja. Setelah empat bulan berpuasa, untuk pertama kalinya di musim semi kupu-kupu mengadakan pesta nektar. Setelah itu, mereka memiliki cadangan energi yang cukup untuk kembali ke Amerika Utara. Selain waktu hidupnya yang dua bulan diperpanjang menjadi delapan bulan, generasi ini tidak berbeda dengan tiga generasi sebelumnya. Mereka kawin di akhir Maret sebelum memulai perjalanannya. Pada saat ekuinoks, kelompok kupu-kupu akan terbang kembali ke Utara. Begitu mereka menyelesaikan perjalanannya dan tiba di Kanada, mereka mati. Namun, sebelum mati, mereka bertelur untuk menghasilkan generasi baru, yang penting bagi kelangsungan spesiesnya. Generasi yang baru lahir adalah generasi pertama pada tahun tersebut dan hidup selama 1,5 bulan. Generasi ini akan diikuti oleh generasi kedua dan ketiga. Ketika datang generasi keempat, migrasi kembali berulang. Generasi ini akan hidup enam bulan lebih lama daripada generasi sebelumnya, dan rantai ini akan terus berlanjut dengan cara yang sama.
Hal yang cukup menarik adalah, migrasi dimulai pada malam ekuinoks musim gugur (hari ketika waktu siang dan malam sama panjang). Kupu-kupu yang bermigrasi ke selatan, hidup enam bulan lebih lama dibandingkan ketiga generasi sebelumnya. Mereka membutuhkan waktu hidup yang lebih lama agar dapat bermigrasi dan kembali lagi.
Kupu-kupu yang terbang ke selatan tidak berpencar setelah melalui garis balik utara (garis lintang utara 23,30 ) dan meninggalkan udara dingin. Setelah bermigrasi melintasi setengah benua Amerika, jutaan kupu-kupu itu mendiami bagian tengah Meksiko. Di daerah ini jajaran gunung berapi dipenuhi bermacam-macam jenis tumbuhan. Bertempat di ketinggian 3.000 m, tempat ini cukup hangat bagi kupu-kupu. Selama empat bulan, dari Desember hingga Maret, kupu-kupu tidak memakan apa pun. Mereka hanya minum air selama cadangan lemak tubuh mereka masih mencukupi sebagai sumber makanan.
Bunga yang bermekaran di musim semi cukup penting bagi kupu-kupu raja. Setelah empat bulan berpuasa, untuk pertama kalinya di musim semi kupu-kupu mengadakan pesta nektar. Setelah itu, mereka memiliki cadangan energi yang cukup untuk kembali ke Amerika Utara. Selain waktu hidupnya yang dua bulan diperpanjang menjadi delapan bulan, generasi ini tidak berbeda dengan tiga generasi sebelumnya. Mereka kawin di akhir Maret sebelum memulai perjalanannya. Pada saat ekuinoks, kelompok kupu-kupu akan terbang kembali ke Utara. Begitu mereka menyelesaikan perjalanannya dan tiba di Kanada, mereka mati. Namun, sebelum mati, mereka bertelur untuk menghasilkan generasi baru, yang penting bagi kelangsungan spesiesnya. Generasi yang baru lahir adalah generasi pertama pada tahun tersebut dan hidup selama 1,5 bulan. Generasi ini akan diikuti oleh generasi kedua dan ketiga. Ketika datang generasi keempat, migrasi kembali berulang. Generasi ini akan hidup enam bulan lebih lama daripada generasi sebelumnya, dan rantai ini akan terus berlanjut dengan cara yang sama.
BAB 3.
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
- Faktor-faktor
yang memengaruhi terjadinya migrasi adalah alimental, gametik, dan klimatik
3. Jenis
migrasi ada 2, yaitu: migrasi harian dan migrasi musiman.
4. Mekanisme migrasi ada 3, yaitu:
pilotting, orientasi dan navigasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2015. Migrasi Hewan. https://id.wikipedia.org/wiki/Migrasi_hewan.
[diakses pada 11 Oktober 2015]
Campbell, Neil A. dkk.2004. Biologi
Jilid III(ed.5). Jakarta: Erlangga.
Ewer, R. F. 1968. Ethology of Mamals. Ghana: Department of Zoology University of
Ghana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar